Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Visi Global Anies, "Indonesia Absence No More, Respected Forever"

8 Januari 2024   11:46 Diperbarui: 9 Januari 2024   08:16 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.cnbcindonesia.com

Anies memang piawai menata kata. Tapi jelas bukan sekedar "menata kata biasa". Kata, frasa dan narasi Anies melukiskan fakta-fakta fenomenologis yang nyata dan tak mudah dibantah. Anugerah kepiawaiannya menata kata, frasa dan narasi membuat setiap isu besar dan kompleks sekalipun menjadi mudah dicerna dan difahami. Kata, frasa dan narasi Anies adalah percikan yang utuh dari pikiran-pikirannya yang bernas, dari gagasan-gagasannya yang cerdas, sekaligus dari keberaniannya yang lugas.

Itulah yang saya lihat dalam debat Pilpres ketiga tadi malam. Selain tampil tenang dan tetap fokus, tak terganggu dengan beberapa lontaran narasi menyengat dari Prabowo, Anies berhasil menyampaikan gagasan-gagasan visionernya seputar isu hubungan internasional, geop0litik dan pertahanan keamanan.   

Bahkan ketika ia "menyerang" (demikian dalam istilah media dan beberapa ahli psikologi komunikasi) lawan debatnya, serangan itu tetap berada dalam koridor isu yang diperdebatkan. Serangan kontekstual.

Sebut saja misalnya ketika Anies mengungkapkan dengan lugas suatu paradok dan ironika, bahwa sebagian besar anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dihabiskan untuk membeli alat utama sistem pertahanan atau alutsista bekas, tatkala lebih dari separuh prajurit TNI tidak punya rumah dinas.

Pada kesempatan itu pula Anies mengungkapkan soal kepemilikan tanah Prabowo yang sangat luas, "di saat separuh tentara kita tidak memiliki rumah dinas, sementara menterinya, menurut Pak Jokowi, punya 340 ribu hektar tanah di negeri ini,". Makjleb. Narasi menyengat ini diungkapkan Anies dalam konteks besar mengkritisi kinerja Kementerian Pertahanan.

Tak cukup sampai di situ, Anies bahkan "menggoda" Ganjar untuk terlibat aktif dalam menyoal isu ini dengan meminta penilaian Ganjar soal kinerja Kemenhan. Dan Ganjar tergoda. Capres PDIP itu memberi nilai 5, sama persis dengan penilaiannya terhadap kinerja Kemenko Polhukam beberapa pekan lalu. Tentu saja, tanpa "godaan" Anies pun, Ganjar jelas sudah menyiapkan catatan kritis untuk "menyasar" kinerja Kemenhan.   

Kinerja Kemenhan

Selain sejumlah printilan isu geopolitik dan hubungan internasional, debat semalam memang banyak menyoroti secara kritis kinerja Kemenhan, baik Anies maupun Ganjar. Sejumlah media bahkan menggunakan frasa "Anies-Ganjar Kompak Mengeroyok Prabowo" dalam tajuk pemberitannya.  

Di antara poin penting dari catatan kritis Anies terkait kinerja Kemenhan antara lain soal lemahnya keamanan siber. Anggaran besar yang diterima Kemenhan tidak berbanding lurus dengan ketangguhan keamanan siber nasional. Salah satunya bahkan ironis : situs Kemenhan sendiri dibobol hacker pada November 2023 lalu.

Kemudian soal kesejahteraan TNI, Polri dan ASN yang bekerja di kedua lembaga tersebut. Anies membandingkan kenaikan gaji mereka yang hanya dilakukan sebanyak tiga kali di era pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, sementara di era SBY sebanyak 9 kali kenaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun