Strategi yang bisa ditebak adalah Jokowi akan "mewakafkan" Gibran untuk berjibaku membantu poros Ganjar-PDIP. Sementara dirinya sendiri akan terus memproduksi dan mempertegas simbol-simbol  dan isyarat-isyarat dukungannya untuk Prabowo hingga para pendukung fanatiknya faham kemana suara mereka nanti diberikan pada 14 Februari 2024.
Bagaimana sikap PDIP ?
Ini pertanyaan menariknya pasca Projo menegaskan pengejewantahannya dengan jargon "tegak lurus pada Jokowi". Sekali lagi saya kutip pernyataan Menteri Kominfo Budi Arie, "yang sudah jelas tidak perlu diperjelas lagi".
Bagi publik isi di balik pernyataan itu simpel dan terang benderang. Bahwa Jokowi fix sudah, memerintahkan Projo untuk mendukung Prabowo secara resmi dan terbuka. Dan ini sudah dilakukan siang tadi. Lantas bagaimana dengan sikap PDIP ?
Hemat saya PDIP juga akan menunggu bagaimana putusan MK Senin pekan depan, serta bagaimana langkah Prabowo-KIM menyikapi putusan MK. Dari dua momen penting inilah PDIP akan mengambil sikap dan langkah-langkah politik strategis yang dianggap tepat untuk partai dan kepentingan elektoralnya.
Jika putusan MK mengabulkan permohonan para pemohon dan Prabowo-KIM benar mengusung Gibran sebagai bakal Capres Prabowo, saya kira PDIP akan mengambil langkah tegas pendisiplinan partai. Bentuk kongkritnya mari kita tunggu saja pekan depan sebelum pintu pendaftaran Capres-Cawapres dibuka oleh KPU.
Hanya yang pasti tesis kuncinya cukup jelas : PDIP akan menerapkan aturan internal partai yakni menertibkan dan mendisiplinkan kader-kadernya.
Tetapi jika sebaliknya, MK menolak permohonan para pemohon, kemungkinan  PDIP akan melakukan langkah-langkah penyesuaian dengan terukur dan sabar seperti yang selama ini dilakukan. PDIP akan mengikuti "dansa politik" yang dimainkan Jokowi sambil tetap mencermati dan merasakan alunan irama yang mengiringi dan menyertainya.
Sebagai partai dengan pengalaman paling komplit. Pernah jadi oposisi, pernah jadi penguasa, bahkan pernah menjadi bulanan-bulanan intimidasi kekuasaan di era orde baru, saya kira PDIP tahu kapan harus terus mengikut irama dansa, dan kapan harus menyudahinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H