Faktor ini tidak bisa dianggap remeh karena semua pihak, terutama penyelenggara pemilu misalnya, merasa bahwa saat ini berbagai platform media sudah sangat banyak. Lalu semua berasumsi bahwa dengan demikian masyarakat akan mudah memperoleh informasi tanpa harus mendapatkan secara langsung sosialisasi dari penyelenggara.
Faktanya tidaklah demikian. Asumsi itu hanya berlaku di lingkungan masyarakat urban dan pinggiran perkotaan yang memiliki kemudahan mengakses informasi. Sementara warga yang tinggal jauh di kawasan pegunungan, kampung dan desa yang jumlahnya tidak sedikit tentu tidak selalu mudah menerima informasi.
Aspek teknis yang tidak memudahkanÂ
Faktor kedua yang bisa membuat pemilih malas datang ke TPS dan menggunakan hak suaranya adalah karena aspek-aspek yang bersifat teknis kepemiluan yang tidak memudahkan para pemilih.
Misalnya pemetaan dan pengaturan lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS). Pemilih yang didistribusikan ke dalam TPS-TPS yang terlalu jauh dan/atau sulit dijangkau cenderung akan malas datang untuk menggunakan hak suaranya.
Kasus lain adalah pendistribusian pemilih dalam satu keluarga ke dalam TPS yang berbeda. Suami misalnya di TPS 1, sementara istrinya di TPS 2 atau 3, lalu anaknya di TPS 4 atau 5 yang masing-masing TPS letaknya saling berjauhan.
Rendahnya kesadaran Pemilu
Rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam suatu Pemilu juga bisa disebabkan oleh kesadaran bernegara, atau lebih tepatnya kesadaran politik elektoral yang rendah. Tingkat pendidikan yang rendah, keluasan bersosialisasi atau interaksi sosial sebagai warga negara yang sempit, serta jarangnya memperoleh informasi dan partisipasi politik dalam kehidupan keseharian sebagai warga negara bisa menjadi pemicu rendahnya kesadaran bernegara ini. Â Â
Dalam konteks ini sebagian masyarakat masih melihat dan memahami Pemilu sebagai peristiwa biasa, rutinitas kenegaraan yang tidak akan berdampak apapun pada kehidupan mereka. Kerena itu, datang atau tidak datang ke TPS, menggunakan atau tidak menggunakan hak pilih dianggap biasa saja. Tidak akan memberikan dampak apapun pada kehidupan mereka sebagai warga negara. Â
Dukungan pemerintah kurang maksimal
Faktor keempat yang bisa menjadi penyebab tingkat partisipasi pemilih menjadi rendah adalah lemahnya komitmen dan dukungan pemerintah untuk menyukseskan Pemilu. Dalam hal ini terutama struktur pemerintah di bawah yang paling dekat dengan pemilih, yakni Pemerintahan Kecamatan dan Pemerintahan Desa/Kelurahan beserta seluruh perangkatnya.