Di samping komitmen masing-masing kubu untuk menjaga diri dari syahwat tak sehat itu, secara simultan dan terus menerus penting juga dilakukan edukasi politik dan peningkatan literasi elektoral yang bermakna kepada masyarakat. Targetnya simpel: masyarakat memahami hakikat pelaksanaan Pemilu dan sadar bahwa konflik tajam dan berkepanjangan dengan sesama elemen bangsa dapat memicu perpecahan besar yang ujungnya adalah kehancuran bersama.  Â
Keberlanjutan Pembangunan Â
Agenda strategis yang kedua adalah merawat dan meneruskan capaian-capaian pembangunan yang telah dihasilkan oleh pemerintahan periode sebelumnya sambil memperbaiki kelemahan dan kekurangannya serta memperbarui capaian-capaian yang dianggap kadaluarsa atau tak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman yang terus bergerak dinamis.
Pemilu sebagai mekanisme politik untuk merotasi kepemimpinan dengan tertib dan demokratis sekaligus memperbarui legitimasi kekuasaan jelas harus menghasilkan kepemimpinan baru (baik di legislatif maupun eksekutif) yang legitimate dengan derajat akseptasi yang tinggi dari rakyat. Tanpa ini pemerintahan baru hasil Pemilu akan sulit melanjutkan program-program pembangunan, bahkan mungkin sekedar mengoperasikan pemerintahan.
Dalam konteks ini para pihak, terutama peserta Pemilu mesti menyadari betul, bahwa pemerintahan hasil Pemilu yang benar-benar memiliki legitimasi politik yang kokoh hanya bisa lahir dari proses Pemilu yang fair dan demokratis, yang sungguh-sungguh luber dan jurdil, dimana prosesnya dilaksanakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan hasilnya sungguh-sungguh dipercaya oleh masyarakat. Â
Pematangan Berdemokrasi
Agenda strategis yang ketiga adalah memastikan demokrasi yang telah diperjuangkan dengan susah payah dapat terus dirawat, dikembangkan ke posisi yang lebih baik, dan akhirnya mencapai titik kematangan berdemokrasi.
Demokrasi elektoral atau Pemilu yang digelar secara berkala mestinya juga secara bertahap dari periode ke priode mampu menghadikan capaian-capaian prestatif dalam berdemokrasi. Jangan malah sebaliknya, indeks demokrasi kita justru melorot karena penyelenggaraan Pemilu yang banyak masalah.
Misalnya karena integritas dan profesionalitas penyelenggara yang rendah, ketidaknetralan pemerintah dan aparaturnya, ragam kecurangan yang dilakukan Peserta dan pemilih, serta berbagai perilaku elektoral lainnya yang jauh dari standar-standar universal Pemilu demokratis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H