Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Partai-Partai "Insecure"

15 Agustus 2023   01:05 Diperbarui: 15 Agustus 2023   01:16 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang paling mengenaskan Golkar dan PAN sebelum akhirnya merapat ke Prabowo, kedua partai ini dalam urusan keberanian mengambil sikap politik elektoral pencapresan kelasnya hanya satu level diatas Karang Taruna di hadapan Kepala Desa/Lurah.

"Insecure?" Yes, partai-partai kita pada minder, kehilangan rasa percaya diri dan rontok kedaulatannya sebagai partai politik. Dan ini tampaknya masih akan terus berlanjut hingga mendekati masa pendaftaran di KPU. Mereka akan gamang mengambil sikap dan memutuskan siapa figur-figur yang bakal dimajukan sebagai Bacawapresnya.

Tentu saja mereka bisa berkilah: leletnya memutuskan para bakal Cawapres itu karena kalkuasi politik pencapresan harus matang; atau, kami sedang sama-sama menakar kekuatan masing-masing sambil saling mengintai. 

Sahihkah argumen ini? Ya, tapi hanya untuk partai-partai yang tergabung dalam KPP. Di luar Nasdem, Demokrat dan PKS, argumen itu sukar dipercaya kesahihannya beralaskan uraian di atas tadi.

"Insecur ?" Yes, partai-partai kita pada rendah diri, kehilangan rasa aman dan ambyar kedaulatannya sebagai partai politik untuk mengambil sikap harus berdiri di posisi mana. Mereka sedang dan tampaknya masih akan terus menunggu restu Jokowi. 

Ini mirip era orde baru ketika setiap kali PPP Muktamar atau PDI Kongres: menunggu restu Soeharto untuk mengambil putusan siapa yang bakal dipilih jadi Ketua Umum dan Sekjennya. Ampun gusti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun