Mengurai Surat Keputusan DKP Untuk Prabowo
Gambar 1
Dari lingkaran di atas sudah sangat jelas: terperiksa adalah Prabowo Subianto
Gambar 2
DKP sudah membentuk tim dan melakukan investigasi kepada terperiksa dan saksi-saksi lain yang berhubungan dengan kasusnya. Artinya, fakta dalam surat tersebut adalah fakta yang bisa dipertanggung jawabkan. DKP tidak asal tulis saja, juga tidak sedang melakukan fitnah kepada Prabowo.
Gambar 3
Prabowo tahu, KASAD tidak berwenang memberikan tugas tapi ia justru memelintir dan memanfaatkan kesalahan perintah tugas tersebut.
Gambar 4
Prabowo sudah tahu perintah itu tidak sah, tapi malah mengeluarkan surat perintah ke anak buahnya (Satgas Merpati) untuk melaksanakan operasi khusus dalam rangka stabilitas nasional (?)
Gambar 5
Prabowo melakukan operasi yang bukan menjadi wewenangnya (melangkahi wewenang Pangab). Artinya Prabowo menghina Pangab, tidak menghiraukan Pangab, dan mengangkangi jabatan Pangab. Ini artinya Prabowo perwira yang liar, pongah, dan indisipliner.
Gambar 6
Wow! Sungguh hobi Prabowo ini melaksanakan operasi liar, berulang-ulang dan selalu insubkoordinasi dengan atasan. Perwira yang satu ini begitu mentang-mentang, tak patuh dengan aturan TNI. Merasa di atas angin karena anak mantan menteri dan menantu penguasa rezim.
Ketiga operasi yg tercantum tersebut adalah operasi illegal. Jelas, ini BUKANLAH PRESTASI seperti apa yg selalu digembar-gemborkan. Bahkan berani-beraninya berkata dengan nada emosi di debat capres pertama bahwa ia bertaruh nyawa untuk menyelamatkan NKRI. Kesatuan negara yang ada dalam bayangan kepala Prabowo Subianto itu penuh interpretasinya sendiri, sesak dengan khayalan. Sehingga, dalam konteks tertentu, apa yg dilakukan oleh Prabowo ini adalah KEJAHATAN PRIBADI/MAKAR/TINDAKAN YANG BERBAHAYA UNTUK NEGARA.
Gambar 7
Prabowo memerintahkan Satgas Mawar dan Satgas Merpati atas inisiatif sendiri, liar, dan tanpa koordinasi dengan pihak TNI atau komandannya. Hal itu menyalahi aturan militer dan garis komando. Memang sedari dulu menunjukkan diri tak mau diatur, tak pernah tunduk pada aturan. Pada garis komando saja ia tak taat, apalagi kepada konstitusi.
Penangkapan dan penculikan para aktivis itu adalah DOSA PRIBADI PRABOWO, karena sebenarnya itu bukan wewenangnya, tindakan yang dilakukannya mengada-ada, seakan-akan perintah atasan.
Gambar 8
Prabowo MENIPU anak buahnya (Chairawan dan Bambang), karena menurut Prabowo operasi ini sudah diketahui oleh komandan atau sudah dilaporkan ke pimpinan, padahal pimpinan tidak pernah memerintahkan operasi itu ataupun mendapat laporan tentang operasi itu sebelumnya.
Sungguh disayangkan, Kolonel Inf Chairawan dan Mayor Inf Bambang, para perwira dan para bintara anggota Satgas Merpati dan Satgas Mawar, ditipu mentah-mentah. Bahkan dalam hasil pemeriksaan mereka, perwira itu yakin akan kebenaran tugas dari Prabowo, karena menurut mereka Prabowo telah melaporkan kepada pimpinan dan atas perintah pimpinan. Jadilah perwira-perwira itu martir untuk menculik dan menghabisi para aktivis. Dan sebagai kompensasinya hingga saat ini, mereka berdua mendapatkan jatah dalam bisnis Prabowo.
Gambar 9
Prabowo yang hobi abuse of  power ini tidak melaporkan operasi kepada Pangab dan baru dilaporkan pada awal April 1998 setelah didesak Kepala BIA (Badan Intelijen ABRI) waktu itu, Letjen Zaki Anwar Makarim.
Tindakan seorang pengecut, yang mengaku berbuat salah bukan karena inisiatif sendiri, tapi karena didesak oleh pimpinan. Memalukan! Sekarang pun, Prabowo tidak pernah punya itikad baik untuk mengakui kesalahannya kepada bangsa Indonesia. Ia berupaya sekuat tenaga untuk menyembunyikan bangkai, kesalahan yg telah dia lakukan
Gambar 10
Saat melakukan operasi, Prabowo tidak melibatkan staf organik sesuai prosedur. Karena staf organik adalah satuan resmi yg ada di TNI (bawahan Prabowo). Sehingga timbul pertanyaan: Pasukan mana yg dipakai oleh Prabowo? Pasukan liar? Tentara bayaran atau pasukan apa? Jangan-jangan saat itu benar Prabowo memiliki pasukan sendiri yg dia persiapkan untuk kudeta kekuasaan transisi.
Gambar 11
Dia membiarkan satgas Merpati dan satgas Mawar menjadi liar, tidak sesuai dengan aturan institusi militer, karena sejatinya instruksi dari pimpinan memang tidak ada.
Gambar 12
Prabowo, Jenderal yang sok dan sering bolos (tidak masuk kantor), tidak menjalankan tugas-tugasnya sesuai jabatan dengan tertib dan disiplin. Sehingga, semua pencitraan yang dibangunnya selama ini sebagai seorang yg disiplin adalah OMONG KOSONG, pencitraan tipu-tipu, jika kita melihat yang sudah-sudah, track record-nya ini.
Prabowo adalah perwira yang tidak tertib dan tidak amanah. Ia persis anak sekolah yg sering bolos, main ke mana-mana dan membikin masalah. Apa yang dikoar-koarkannya saat debat Pilpres itu hanya omong kosong, ketika ia menjawab bagaimana ia berada dalam dilematis seorang prajurit yang memperjuangkan tanah air. Jauh panggang dari api!
Dan untuk apa dia sering ke luar negri? Foya-foya dan liburan dengan perempuan lain, yang akhirnya membuat Titiek menceraikannya? Urusan/bisnis pribadi? Atau malah menjalin konspirasi dan pertemuan dengan Rothschild?
Gambar 13
Prabowo memiliki kebiasaan,bisa dibilang hobi, semacam hobi pelihara kuda, maka tidak taat aturan dan tak taat hukum adalah hobinya. Kecenderungan mengabaikan sistem yg ada di TNI, menghina sistem TNI, menyepelekan orang-orang atau komandan yang ada di atasnya, semena-mena, dan seenak perutnya sendiri. Mungkin karena ia merasa menantu presiden, sehingga bisa berbuat semau sendiri?
Gambar 14
Prabowo adalah orang yg tidak bernorma, tidak beretika, dan tidak beraturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Gambar 15
Prabowo orang yang sangat tidak bertanggung jawab dan suka lari dari tanggung jawab. Lari ke Yordania dan meninggalkan bawahannya menanggung akibat tindakan melawan aturan, menunjukkan bahwa Prabowo sebenarnya tak lebih dari sekedar pecundang, penakut, lari terbirit-birit  karena tak mampu menanggung akibat dari kesalahan. Dia tak lebih dari seorang komandan yang tidak becus, dengan membuat anak buahnya dihukum sementara ia sendiri kabur menyelamatkan sendiri.
Gambar 16
Jelas sudah, Prabowo bukanlah seorang yang membela kebenaran dan keadilan. Karena untuk kesetiaan dan ketaatan terhadap kesatuan ABRI saja ia tak miliki, apalagi untuk ketaatan pada konstitusi dan amanat rakyat. Prabowo dengan sadar dan tak merasa bersalah dengan menginjak-nginjak kehormatan korps perwira ABRI.
Gambar 17
Jelas sudah, Prabowo melanggar sumpah prajurit, ia bukan perwira yang memiliki kepedulian terhadap institusi ABRI (lihat sapta marga ke 3, 5, 6, dan 7). Dan tak diragukan lagi, pribadi Prabowo ini tak mampu memegang amanah. Dia adalah pengkhianat TNI, dan saat ini ingin menunjukkan kepada atasan-atasan yang dulu memecatnya, bahwa anak liar ini tetap mampu bertindak sesuai keinginannya, ingin menjadi presiden.
Gambar 18
Prabowo sah untuk disebut sebagai orang yang terpidana, karena terbukti dengan sah melakukan tindak pidana atau lebih singkatnya: kriminal. Dan Prabowo pun sah untuk disebut sebagai orang yg tercela. Ia terbukti dengan sah melakukan tindakan perampasan kemerdekaan orang lain,yang sangat bertentangan dengan aturan dan hukum, serta kemanusiaan.
Gambar 19
Mau mengelak lagi? Prabowo itu sangat tak layak dianggap sebagai prajurit TNI apalagi prajurit yg berjasa! Karena ia merugikan kehormatan TNI terutama korps Kopassus, mencoreng nama baik satuan, dan MERUGIKAN bangsa dan negara sebagai prajurit.
Gambar 20
Prabowo diberhentikan dengan tidak hormat/dipecat karena kesalahan dan kejahatannya yang begitu banyak. Tapi apa lacur, semua anggota DKP tetap bersepakat untuk menghargai Prabowo sebagai menantu presiden yang baru saja lengser. Bahkan, sekali lagi hingga di saat-saat terakhir pertualangannya sebagai perwira tak patuh di TNI, dirinya masih bergantung dan tertolong oleh nama besar mertuanya. Sama saja dengan saat ia aktif di TNI, yang mentang-mentang menantu presiden, melenggang kangkung naik jabatan padahal suka bolos dan tak taat aturan.
Dari analisa terhadap Surat Keputusan DKP di atas, bisa disimpulkan bahwa:
Prabowo bukanlah orang yang tunduk pada sistem, aturan, dan hukum. Ia tidak terkontrol dan liar. Hal ini SANGAT TIDAK COCOK dengan apa yang sedang kita bangun saat ini: demokrasi dengan sistem yang stabil. Prabowo tidak setia dan tidak taat pada institusinya, dan dengan demikian ia menginjak-injak kehormatan institusi.
Prabowo bukanlah orang jujur alias penipu. Ia berkecenderungan kuat untuk melakukan abuse of power. Ini adalah ancaman serius bagi demokrasi. Prabowo adalah orang yang berani melakukan segala cara demi tujuannya. Ia berkecenderungan kriminal.
Jelas sudah, ini juga merupakan ancaman serius terhadap demokrasi dan bahkan jantung demokrasi itu sendiri: kemanusiaan.
Sosok seperti Prabowo bukan sosok yg layak menjadi pemimpin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H