Penangkapan dan penculikan para aktivis itu adalah DOSA PRIBADI PRABOWO, karena sebenarnya itu bukan wewenangnya, tindakan yang dilakukannya mengada-ada, seakan-akan perintah atasan.
Gambar 8
Prabowo MENIPU anak buahnya (Chairawan dan Bambang), karena menurut Prabowo operasi ini sudah diketahui oleh komandan atau sudah dilaporkan ke pimpinan, padahal pimpinan tidak pernah memerintahkan operasi itu ataupun mendapat laporan tentang operasi itu sebelumnya.
Sungguh disayangkan, Kolonel Inf Chairawan dan Mayor Inf Bambang, para perwira dan para bintara anggota Satgas Merpati dan Satgas Mawar, ditipu mentah-mentah. Bahkan dalam hasil pemeriksaan mereka, perwira itu yakin akan kebenaran tugas dari Prabowo, karena menurut mereka Prabowo telah melaporkan kepada pimpinan dan atas perintah pimpinan. Jadilah perwira-perwira itu martir untuk menculik dan menghabisi para aktivis. Dan sebagai kompensasinya hingga saat ini, mereka berdua mendapatkan jatah dalam bisnis Prabowo.
Gambar 9
Prabowo yang hobi abuse of  power ini tidak melaporkan operasi kepada Pangab dan baru dilaporkan pada awal April 1998 setelah didesak Kepala BIA (Badan Intelijen ABRI) waktu itu, Letjen Zaki Anwar Makarim.
Tindakan seorang pengecut, yang mengaku berbuat salah bukan karena inisiatif sendiri, tapi karena didesak oleh pimpinan. Memalukan! Sekarang pun, Prabowo tidak pernah punya itikad baik untuk mengakui kesalahannya kepada bangsa Indonesia. Ia berupaya sekuat tenaga untuk menyembunyikan bangkai, kesalahan yg telah dia lakukan
Gambar 10