Mohon tunggu...
eni setiati
eni setiati Mohon Tunggu... profesional -

Author/Editor/Ghost Writer dan Pengajar Teknik Penulisan buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

7 Jurus Samurai, Sukses Jadi Penulis Blog Kompasiana

18 November 2011   16:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:29 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahukah Anda, orang Jepang sangat menyukai "angka 7" yang dinyatakan sebagai tingkat kesuksesan.  Binggung juga saat hendak menuangkan tulisan ini, sebab selama ini saya penganut ajaran Feng Shui (China) agak kesulitan menentukan memilih 7 jurus atau 8 jurus (orang China dalam feng shui mengagumi angka 8 sebagai kesuksesan). Terkait niat untuk menuangkan jurus menulis yang saya adaptasikan dari filosofi kesuksesan orang Jepang maka lahirlah dari rumusan saya 7 jurus samurai (samurai adalah alat bela diri orang Jepang) yang saya adaptasikan untuk menyemangati teman-teman kompasianer dalam membuka wawasan lebih luas lagi dalam menulis.

Tujuh Jurus Samurai Sukses Jadi Penulis (dalam kaitan rumah ini adalah sebagai penulis di blog kompasiana) yaitu:

Jurus Pertama:   JURUS KAIZEN

Orang Jepang memiliki filosi andalan, salah satunya adalah “jurus Kaizen” yang dalam bahasa Jepang–Kai berarti perubahan, sedangkan Zen berarti baik.  Jurus ini juga dapat kita adaptasi di dalam memompa “semangat menulis”, yaitu usaha kerja keras kita di dalam berusaha “terus menerus” mengasah kemampuan menulis agar mencapai tingkat kemampuan menulis yang lebih baik.

Sebab proses menulis itu adalah ‘proses seumur hidup’. Jadi Anda akan memiliki kemampuan menulis yang jauh lebih baik, apabila mau berlatih terus menerus dan tiada berkesudahan.

Sebagai contoh, seorang penulis senior yang baik akan dikatakan berhasil di dalam karier menulisnya apabila ia mampu “menularkan semangat” kepada para penulis baru atau Newbie dari generasi ke generasi dengan cara “mengompori” semangat menulis yang dimilikinya pada para penulis Newbie.

Jurus sakti Kaizen ini dapat kita adaptasi untuk mengompori semangat para penulis Newbie agar tumbuh mewarnai dunia kepenulisan.  Orang Jepang itu menghargai tinggi semangat belajar, dan senang mempelajari hal-hal baru sebagai manusia pembelajar.

Sebagai hakikat pembelajar, kita harus mau berlatih menulis, dan menulis, menuangkan ide dan kreativitas sera mencoba dari kesalahan belajar menulis hingga mencapai kesuksesan melalui cara “mengelola waktu dan menentukan kapan memulai menulis ide mentah dan biasa-biasa saja sehingga mencapai proses menjadi sebuah naskah atau tulisan yang luar biasa hebat dibaca untuk banyak orang.

Maukah Anda belajar dari filosofi orang Jepang yang terkenal ulet dan sangat menghargai waktu di dalam mengejar kesuksesan yang diinginkannya?  Untuk itu mulailah dari sekarang untuk:

*  atur waktu menulismu sehari satu atau tiga halaman berlatih menulis

*  hindari menulis tema yang sifatnya me too atau meniru tulisan yang telah ada atau telah ditulis oleh orang lain

*  berproseslah berlatih menulis hingga mencapai kemampuan menulis yang lebih baik

*  berani mencoba mengirimkan karya menulis Anda jangan takut salah atau tidak bagus isi tulisannya

*  katakan di dalam hati Anda bahwa Anda pun pantas menjadi seorang penulis kreatif yang mampu melahirkan karya menulis yang hebat .. seperti para penulis-penulis pendahulu Anda ..

Jurus Kedua: JURUS MAKOTO

Dalam bahasa Jepang Makoto berarti “berjuang dan bersungguh-sungguh” yang menjunjung tinggi kemurnian untuk menulis menghasilkan karya bukan dengan tujuan untuk menonjolkan diri sendiri tetapi menulis untuk mengasah kemampuan diri di dalam mengadaptasikan sebuah ide biasa-biasa saja menjadi menjadi ide luar biasa lewat bahasa tulisan melalui kemampuan menulismu.

Jurus Ketiga:   JURUS BUSHIDO

Orang Jepang sangat menghayati semangat yang satu ini yang diwarisi secara turun temurun.Bushido berasal dari kata Bu berarti “senjata’, dan Shi berarti ‘orang’ dan Do berarti ‘ jalan’. Yang berarti sebuah proses belajar tidak kenal lelah dan mau melakukan perbaikan.

Jurus Keempat:   JURUS GENCHI GENBUTSU

Dalam bahasa Jepang jurus Genchi Genbutsu bermakna kemauan keras untuk belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan.  Di dalam menulis khususnya bagi pemula, banyak mengalami berbagai hambatan, mulai dari hambatan kurang memahami kepadanan bahasa yang hendak ditulis, tidak mengetahui bagaimana cara penulis saat pertama kali kalimat apa yang harus dituangkan ke dalam kalimat pertama dan sebagainya.

Untuk mencapai sukses belajar menulis dan menjadi penulis yang sukses adalah kemauan untuk terus belajar dan mempelajari satu persatu masalah dalam menulis yang dihadapi, jangan putus asa dan jangan pernah berhenti menulis karena jika kita sudah berhenti menulis maka sehebat apa pun ide yang ada di benak Anda akan menjadi sia-sia karena tidak akan pernah menjadi sebuah tulisan yang dapat memberi manfaat bagi orang lain.

Jurus Kelima:   JURUS HANSEI

Dalam bahasa Jepang, Hansei berarti perenungan. Jika kita adaptasikan semangat ini berarti apa pun yang telah kita tuangkan menjadi sebuah tulisan, bagus atau tidaknya maka Anda mau membacanya ulang dan memperbaiki atau merevisi isinya kembali. Jangan sampai tidak peduli atau tidak mau tahu kesalahan dalam isi tulisan Anda.Jadi belajarlah dari kesalahan dalam belajar menulis yang Anda lakukan dari hari ke hari kelak akan mampu menghasilkan tulisan yang bagus dan menarik minat orang untuk membacanya.

Jurus Keenam:   JURUS KANDO

Kando dalam bahasa Jepang diartikan sebagai buah pikiran yang terinspirasi.Dalam kegiatan menulis, Anda juga dapat mengadaptasikan semangat orang Jepang ini dengan kemampuan menangkap ide pikiran dan menuangkannya menjadi tulisan yang dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang yang membacanya.

Saat ide datang atau menghampiri benak kita, maka akan muncul “emosi” untuk menuangkannya menjadi tulisan. Melalui bahasa tulisan yang Anda rangkai akan memunculkan kekuatan diksi yang Anda rangkai menjadi tulisan yang menginspirasi banyak orang mengenai harapan dan impian mereka.Misal Anda menulis tentang kiat memulai usaha, maka dari tulisan yang Anda tulis akan memunculkan gairah atau harapan dan impian dari pembaca yang terinspirasi dari tulisan yang Anda tulis.

Jurus Ketujuh:   JURUS GAMBARU

Gambaru dalam bahasa Jepang berarti berjuang. Orang Jepang saling menyemangati orang lain untuk melakukan sesuatu dengan mengatakan, ”gambatte kudasai’atau berjuanglah terus.. sebagai cambuk menyemangati orang lain.

Dalam kegiatan menulis, kiranya teman-teman kompasianer yang sudah memiliki banyak keahlian menulis dapat menyuarakan semangat menulis pada para penulis Newbie agar mereka tidak patah semangat untuk melakukan kegiatan menulis dan kelak dapat menjadi penulis yang hebat seperti yang Anda miliki.

Selain tujuh jurus senjata menulis di atas, Anda juga dapat mengadaptasikan semangat kerja keras orang Jepang yang selalu menumbuhkan semangat menjaga hubungan baik dengan sesama penulis senior dan junior (Wa = harmoni), reputasi, harga diri (KAO = reputasi) dan menghindari sifat egoisme dan membangun kepercayaan diri (OMIYARI = loyalitas diri) terhadap kemampuan diri dalam berlatih menulis – dalam nilai budaya Jepang ketiga hal ini di

Yuk tumbuhkan spirit menulismu ..Gambatte Kudasai .. yuk semangat menulis .. menulislah terus dan jangan pernah berhenti untuk menyelesaikan tulisanmu yang tertunda hari ini .. lakukanlah esok hari atau esok harinya.

Eni Setiati—

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun