Sempet wara-wiri nyari tahu siapa Munarman dan peristiwa apa yang pernah ia alami. Bermula dari browsing di twitter mengenai opini masyarakat tentang insiden yang dilakukan Jubir Front Pembela Islam ( FPI ) menyiram air ke wajah seorang guru besar sosiolog asal Universitas Indonesia Tamrin Tomagola di acara dialog mengenai ‘pemberlakuan jam operasional tempat hiburan selama bulan suci Ramadhan nanti.”
Di dalam pemabahasan tersebut, menyerempet tentang masalah ormas dilarang melakukan aksi sweeping, entah apa yang membuat orang yang pernah dipukuli oleh lima orang di Pondok Cabe karena ulah arogansinya membunyikan klakson berkali-kali, tak memandang dia itu petinggi FPI, kelima orang tersebut memukulinya dan sempat meludahi-nya. Puaaaas!!!!
[caption id="" align="alignnone" width="350" caption="ceritamu.com"][/caption]
Andai saja ada orang yang tahu keberdaan kelima orang tersebut dan disuruh memukuli Munarman kembali, rasanya masyarakat Indonesia akan puas sebagai bentuk balasan tindakan dia yang jauh dari etika seorang Muslim. Terbongkar sudah Preman Berkedok Syairah Islam. Dan dengan kejadian yang dilakukan Juru bicaranya ini tanpa harus dipaksa membubarkan diri, para anggkota FPI yang betul-betul sadar akan sikap tidak terpuji pimpinan mereka tanpa harus dibubarkan secara paksa, FPI akan ditinggalkan anggotanya.
Seharusnya Munarman lebih santun, dan memandang siapa orang yang ia siram, jelas tindakannya tidak mencerminkan ‘akhlakul karimah’ sebagai kata usungan FPI sebagai ormas berbasis Islam, bukan preman berkedok Islam. Ingat loh!!! Tamrin Tomagola itu seorang guru, dan islam begitu menjunjung derajat seorang guru.
Baru nge-jabat jubir FPI sudah sebegitu sombongnya, apa lagi diangkat Allah kederajat lebih tinggi, akan lebih arogan. Cukup ngelus dada melihat ormas yang selama ini dipandang sebagai ormas islam tetapi tidak mencerminkan jiwa muslim-nya yang menjadi Rahmatan 'Alamin...bertaubat-lah!
Munarman Kok Kaya Banci!Nggak Kapok Dipukulin Orang?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H