Jika mendengar kata Pasar Baru yang terbesit adalah salah satu pusat perbelanjaan tertua di Jakarta yang telah berdiri sejak tahun 1820. Keberadaannya tentu tak lepas dan tak bisa dipisahkan dari sejarah Jakarta. Begitu banyak yang di jajakan di tempat ini.
Saat ini suasan Pasar Baru kerap menjadi tempat favorite bagi penggemar street fotografer. Jalan-jalan ke Pasar Baru tak hanya seru untuk berbelanja saja karena terdapat banyak sekali toko maupun pedagang kaki lima. Banyak yang di jajakan  mulai dari bahan-bahan tekstil, pakaian, sepatu, alat-alat rumah tangga, dan masih banyak lagi.
Tapi, main ke tempat ini bisa juga mencicipi aneka kulinernya. Salah satunya ayam serundeng. Posisinya agak tersembunyi di belakang para pedagang kaki lima dan dijajakan di emperan toko optik.
Meja kecil jadi penopang tampah berisi ayam goreng dan aneka sate. Penjualnya juga hanya duduk lesehan di lantai tangga toko. Beberapa kursi kecil untuk para pembelinya. Kalau tak kebagian kursi, pengunjung tak segan duduk di anak tangga.
Meski tampilan dan jenis makanananya tampak sederhana sederhana, tapi hidangannya begitu nikmat. Ayam gorengnya terasa gurih dan bertekstur empuk. Dimakan bersama serundeng kelapa bikin rasanya makin gurih.Â
Sajian semakin lengkap dengan sambal goreng yang pedasnya mantap. Oh, iya jangan lupa juga menyantap sate jeroannya, tak kalah empuk bahkan tak ada aroma amis sama sekali.
Sang penjual yang akrab di sapa Ibu Pranata ini berdagang bersama sang suami, dan sudah lama berjualan di lokasi selama belasan tahun sejak sekitar tahun 2002. Tak ada alasan khusus yang mendasari Ibu Pranata berjualan ayam serundeng. Menurutnya kuliner yang akrab bagi warga Jawa Barat ini sering di hidangkan keluarganya.
Ibu Pranata ini berjualan sejak pukul 16.00 hingga sekitar 19.30. Disamping itu jika, ingin mengadakan acara atau delivery, bersama suami Ibu Pranata pun menerima pesanan dan diantar untuk area sekitaran Jakarta.
Tapi, kegiatan kami bertajuk #kpkngobrasAyamSerundeng yang dimulai sejak sore hari itu masih berlanjut. Kami pun segera menuju Lapangan Banteng - Jakarta Pusat. Disana Kami tak sekedar nongkrong santai sambil menanti pertunjukan air mancur menari tapi juga ada sesi sharing dan ngobrol santai dengan Mba Yayat mengenai Monitize Twitter.
Trik dasar untuk Monitize Twitter :
1. Pastikan biografi di isi lengkap juga dengan profil picture menarik (tentunya sebisa mungkin adalah gambar diri sendiri)
2. Libatkan followers misalnya dengan  melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang akan memancing pendapat
3. Manfaatkan analystic Tools yang memang sudah tersemat di Twitter (ini hanya bisa di lihat dengan versi desktop). Dengan tools ini user bisa melihat juga kaitan aktivitasnya dengan audiensi juga dapat klik tweet yang manapun untuk melihat rincian jumlah retweet, balasan, likes, tayangan yang diputar maupun berapa klik yang dilakukan terhadap konten yang telah di buat.
4. Untuk menghindari di banned dari Twitter, meski lebih rajin nge-tweet dan jangan terlalu sering menggunakan hastag. Di selingi dengan tweet original.
Acara hari itu bersama kompasianer kuliner pun ditutup dengan pertunjukan air mancur menari tepat pukul 18.30 WIB. Liukan air mancur beserta tata cahaya warna warni. Ada warna merah, biru, ungu, hijau, hingga jingga. Juga di iringi instrumen lagu nasional dan lagu daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H