Jika mengingat pelajaran sejarah saat masa sekolah, yang menjadi salah satu faktor pemicu penjajah datang ke nusantara adalah primadona rempah salah satunya buah Pala yang begitu menarik bagi bangsa Eropa bahkan harganya sangat melambung tinggi.
Buah Pala menjadi salah satu rempah yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku ini pernah menjadi rebutan bangsa penjajah sejak abad ke-15. Semula biji buah ini dijual sebagai bumbu masakan yang dapat menghangatkan tubuh. Melalui perdagangan, pala dibawa ke seluruh dunia sampai ke Eropa.
Tapi saat ini Buah Pala telah banyak di olah lewat berbagai varian. Salah satunya adalah manisan buah pala yang sekarang ini sering dijumpai di berbagai pusat oleh-oleh.Â
Manisan buah pala memiliki cita rasa yang manis dan lebih khas. Umumnya manisan buah pala termasuk camilan yang berasal dari daerah Jawa Barat. Pengolahannya terbilang cukup sederhana dan tak terlalu rumit.
Pada suatu kesempatan, 17 November 2019 bersama komunitas yang tergabung dalam LINIER KPK (Liputan Kuliner Kompasianers Penggila Kuliner) Kami bertandang ke salah satu UMKM di Bogor tepatnya belakang Pasar Dramaga yang mengolah manisan pala. Adalah Bu Oyok  sudah memulai usaha pengolahan manisan pala sejak tahun 1982 melanjutkan usaha yang di turunkan dari orang tuanya.
Biasanya bisa dikatakan saat ramai pesanan itu adalah ketika masa menjelang hari raya atau lebaran. Ibu Oyok membuat manisan Pala dalam dua varian yakni manisan pala basah yang di bandrol Rp 30.000/kg serta manisan pala kering Rp 35.000/kg dan kemasan 250 gram Rp 10.000/bungkus.
Proses pembuatan Manisan Pala
Ibu Oyok memperkenankan dan memperlihatkan kepada Kami proses pembuatan manisan pala sebelum di distribusikan ke pasar. Semula buah pala mentah dikupas dan pisahkan bijinya, daging pala direndam dengan air garam selama kurang lebih tiga hari. Setelahnya buah buah pala diangkat dari air garam rendaman dan ditiriskan.
Setelahnya dicampur dan diaduk dengan gula serta diberi pewarna makanan.Untuk mencegah terjadinya busa selama direndam dengan air gula, buah pala diberi sedikit natrium bisulfit yakni pengawet makanan yang bisa di beli melalui apotik dengan ukuran tertentu.Â
Pemberian natrium bisulfit ini, terbilang aman untuk makanan,meski demikian Ibu Oyok  memberi sedikit saja takarannya karena jika terlalu banyak akan mengurangi rasa manisan pala.
Manisan pala kering yang sudah jadi kemudian dijemur di bawah terik matahari. Untuk memaksimalkan proses pengeringan, manisan pala itu di masukan kedalam oven sederhana untuk mempercepat, mempermudah dan makin simpel.Â
Sebab bila proses pengeringan manisan buah pala masih dilakukan dengan pemanfaatan sinar matahari tentu pengeringannya dilakukan berhari-hari sehingga perlu tenaga dan waktu yang lebih banyak.
Â
Proses terakhir dari pembuatan manisan Pala ini adalah packaging, biasanya reseller akan datang mengambil pesanan ke kediaman Ibu Oyok. Manisan Pala ini bisa bertahan hingga beberapa bulan, dimana untuk varian kering lebih lama dibandingkan manisan pala basah.
Untuk mengembangkan potensi wilayah Dramaga sebagai area pembuatan manisan, ada baiknya semakin dimaksimalkan oleh pihak terkait dalam mengembangkan potensi wilayah misalnya dengan melakukan pembinaan bagi para pelaku UMKM, serta meningkatkan sinergitas lebih baik ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H