"Aku hanyalah pendatang, seperti angin di lembah yang mencari dedaunan, agar mereka dapat terbang. Seperti hatiku setiap kali kau datang..."
Penggalan puisi yang kerap dilantunkan ketika iklan film Rompis tayang melalui traillernya. Kalimat yang puitis menarik kesimpulan Saya bahwa tayangan ini pastinya bergenre drama romantis.
Berkisah tentang Roman (Arbani Yasiz) dan Wuladari (Adinda Azani), dari nama tokoh dan judul banyak yang mengaitkan film ini menjadi sebuah remake dari film "Roman Picisan" di era 1980an yang dibintangi Rano Karno dan Lydia Kandau. Disulut rasa penasaran, Saya pun bisa menyaksikan film lama ini melalui youtube dan kesimpulannya sangat jauh berbeda. Atau mungkin saja Roman Picisan the movie ini merupakan adaptasi dari serial sebelumnya yang tayang di salah satu stasiun televisi.
Hanya perbedaan kisahnya tidak lagi mengangkat kisah asmara di masa putih, abu-abu. Awal seen adalah pengumuman kelulusan tingkat SMA, Roman dan kawan-kawan lainnya menyambut bahagia masa-masa itu. Wulandari, gadis cantik yang sedang dekat dengan Roman merangkai mimpi untuk bisa kuliah bersama. Namun, harapan pun kandas ketika Roman justru mendapat kesempatan melanjutkan kuliah di Belanda bersama Sam (Umay Shahab).
Hubungan LDR atau jarak jauh ini membuat keping-keping kerinduan di hati Wulandari dan Roman, meski pernah ada ikrar "Belanda belum cukup jauh untuk melenyapkan ingatan tentangmu.." ungkapan Roman kepada Wulan nyatanya belum cukup menenangkan gadis itu.
Semakin berkecamuk perasaannya ketika mengetahui Roman sedang dekat dengan seorang Mahasiswi Indonesia yang bernama Meira (Baby Tsabina) dan membuat Wulan nekat menyusul ke Belanda untuk memastikannya kepada Roman.
Meira yang cantik dan pintar sempat membuat hati Wulan memanas dan beberapa kali menghadapi pertengkaran-pertengkaran kecil dengan Roman. Dilain sisi Sam sebagai sahabat kerap kali menjad penengah bagi keduanya, walau ujung kisah hubungan, harus mereka lah yang membuat penyelesaiannya.
Film garapan Monty Tiwa ini cukup ringan dengan beberapa dialog yang menyelipkan beberapa puisi, bisa jadi hal ini lah yang menjadi satu daya pikat khususnya para usia remaja yang menyaksikannya. Karena sebagia mereka mengakui cukup baper dengan film ini.
Namun dari sudut pandanga saya, mungkin karena tidak sesuai ekspektasi masih ada beberapa yang janggal. Peran Roman, terlalu lugu dan kurang 'bad boy' sebagaimana film di era 80'an. Atau karakter pria yang hobi dengan puisi lainnya seperti Rangga yang 'dingin'. Â Karakter Wulan di film ini terlalu berlebihan dengan watak yang manja dan 'ambekan' (sedikit-sedikit marah).
Penggalian konfliknya pun kurang mendalam, serta ada beberapa adegan serta dialog berasa hambar. Dan bisa dikatakan karakter Sam ini cukup bisa mencairkan dan memberi bumbu-bumbu kelucuan sehingga tayangannya tak terlalu monoton. Tiada yang sempurna termasuk dalam produksi suatu film, sisi positifnya film Rompis ini menggambarkan bagaiamana suatu hubungan biasa terjadi hanya tinggal sikap individu itu agar bisa lebih bijak menjalaninya. secara garis besarnya pesan yang ingin coba disampaikan adalah jika dalam suatu hubungan itu tak selalu cerah, akan ada warna berbeda di setiap kisah perjalanannya. Rasa cemburu, marah, bahagia, sedih cukup diwakilkan dalam karakter pemeran utama.
Di tengah gempuran film-film horor yang masih mendominasi, Roman Picisan bisa menjadi  pilihan untuk tayangan yang santai dan bagi yang tidak menyukai sajian kengerian. Produksi MNC Pictures ini sudah tayang sejak 16 Agustus 2018.Â
Ada satu penggalan dialog yang cukup menarik "Cinta itu harus di buktikan dengan tindakan agar tidak menjadi picisan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H