Sering kali mendengar kasus kerusakan hutan di Indonesia, yang mengakibatkan habitat makhluk yang bernaung didalamnya pun kian terancam. Sudah banyak fauna dan flora Indonesia yang sudah memasuki babak terancam punah karena jumlahnya yang kian waktu terus bekurangSatu dari sekian habitat itu adalah keberadaan Owa Jawa, yang saat ini semakin sedikit populasinya.Â
Tergolong dalam spesies kera tak berekor dan rambut berwarna abu-abu dengan ukuran tubuh yang tidak terlalu besar, sehingga sangat lincah bergerak. Dalam mencari makan selalu berpindah-pindah secara berkelompok menjelajah dari satu pohon ke pohon lainnya yang menjadi daerah teritorialnya, untuk makanannya meliputi buah-buahan, dedaunan, dan terkadang serangga sebagai tambahan protein.Â
Hewan yang memiliki nama latin Hylobates moloch ini merupakan hewan endemik pulau Jawa yang hanya mendiami pulau Jawa bagian barat dan tengah. Habitatnya adalah hutan dataran rendah dengan pohon-pohon yang rapat dan lebat. Dengan sifat monogami yang dimilikinya, bisa dikatakan Owa Jawa termasuk makhluk yang setia kepada pasangannya.Â
Permasalahannya adalah Owa Jawa termasuk hewan yang mudah stress, jika di satu kelompok pasangannya mati, maka yang lain pun ikut mati dan hal ini menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan populasinya karena Owa Jawa tergolong hewan yang selektif dalam memilih pasangan.
Saya merasa beruntung bisa mendapat kesempatan melihat habitat dan konservasi Owa Jawa yang bertempat di Bogor. Kali kedua bisa mendengar suara "nyanyian" Owa Jawa di alam setelah sebelumnya di jumpai di Petungkriyono Kabupaten Pekalongan.
Senin pagi, 13 November 2017 titik kumpul di Bentara Budaya. Menggunakan sebuah BUS, Kami berangkat menuju Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB), Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sukabumi, Jawa Barat. Setibanya di lokasi, Kami menuju daerah hutan menggunakan jeep yang telah di sediakan.Â
Setibanya di area Konservasi, Kami disambut hangat oleh para volunter dan beberapa orang perhutani. Adalah Ibu Badriah selaku Kepala bidang wilayah besar, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menegaskan mengenai populasi Owa Jawa yang kian teancam kepunahan. Karena itu, Perhutani dan pihak terkait berkomitmen untuk melestarikan Owa Jawa dan mempertahankan habitatnya. Hal ini tentu tak lepas dari dukungan berbagai pihak untuk menjaga kelestarian hutan.Â
Dampak lain, jika hutan lindung terjaga baik, dapat menyediakan air bagi daerah-daerah di sekitarnya, bahkan manfaat luasnya tak terkecuali bagi masyarakat perkotaan. Habitat Owa Jawa  yang ada sekarang ini sudah sangat terbatas, adapun beberapa diantaranya ada di Pegunungan Dieng -  Jawa Tengah, Taman Nasional Ujungkulon-Banten, Pegunungan Gunung Gede Pangrango dan Gunung Halimun - Jawa Barat.
"Di konservasi Gede Pangrango terdapat 13 kelompok keluarga Owa Jawa, dimana yang unik dari hewan ini selalu mengeluarkan nyanyian atau suara-suara khas pada pagi hari ketika memulai aktifitasnya Kami menyebutnya Morning Call." Ungkap Ibu Badriah.
Terbagi kedalam beberapa kelompok, Kami menelisuri dan menerjang hutan di mana menjadi habitat beberapa hewan yang dilindungi seperti Owa Jawa, Macan tutul, Elang dan beberapa lainnya. Pasca hujan menjadikan jalanan cukup licin, bukan tidak mungkin jika tak berhati-hati bisa terjatuh.
Tidak sekedar mengenal lebih dekat fauna yang dilindungi, Kami pun di informasikan dengan beberapa tanaman yang bisa di manfaatkan sebagai herbal bahkan bisa di konsumsi selama di hutan. Dalam survival biasanya, cukup memahami hal ini, salah satu nya adalah tanaman Tepus yang batangnya seperti mint bahkan bisa juga untuk obat batuk.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ditetapkan sebagai taman nasional tertua di Indonesia pada tahun 1980. Untuk saat ini, ada beberapa area yang hendak di renovasi termasuk akses menuju ke lokasi. Ada satu icon tempat ini, yang cukup viral di media sosial yakni keberadaan jembatan gantung yang cukup instgramable. Disebut Canopy Trail dengan tinggi sekitar 45 meter. Jembatan ini memiliki kapasitas maksimal beban sebesar 350 KG sehingga jumlah orang yang boleh berjalan dalam sekali melintas tak lebih dari 5 orang.
Telah berkontribusi sejak 2013, keterlibatannya dimulai dari rehabilitasi dan pelepasliaran owa jawa di Javan Gibbon Center (JGC), Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sukabumi, Jawa Barat hingga proses adaptasi habitat owa jawa di lokasi pelepasliaran di Gunung Puntang, Hutan Lindung Gunung Malabar, Bandung Selatan, Jawa Barat. Dalam pemenuhan beberapa operasional lainnya mendukung pelestarian Owa Jawa, pihak Pertamina menggontorkan dana kurang lebih Rp 500 Juta per tahun.
Kunjungan Hari Kedua
Di hari berikutnya, segenap peserta visit Kompasiana dan Pertamina menuju ke Sungai Caringin Cisadane untuk mengikuti kegiatan seru lainnya, memacu adrenalin yakni rafting. Di kali kedua ini, tidak terlalu merasa tegang dan khawatir dibandingkan bermain rafting pertama kali setahun lalu. Dengan instruktur dari Alamanda, Kami akan menelusuri sungai Caringin sepanjang kurang lebih 11 KM dan melewati 4 jeram yang memiliki nama-nama yang unik.
Jeram pertama bernama Blender, yang kedua Jeram Kerinduan, yang ketiga Jeram Kuda Liar dan ke empat adalah DOM dimana perahu Kami akan di terjunkan dari bendungan kurang lebih 3 meter, posisi disini sempat membuat Saya ketakutan hingga tidak berani membuka mata. Sebelum dan selama rafting harap untuk prepare alat keamanan yang gunakan dan ikuti segala petunjuk dari instruktur.
Puas bermain air, Kami melanjutkan kegiatan kembali ke Restaurant Gumati. Setelah mengetahui kegiatan CSR Pertamina di bidang kelestarian Owa Jawa, maka akan di persentasikan kegiatan lainnya terkait keperdulian lingkungan dan sosial lainnya.
Selain membantu pelestarian Owa Jawa. Pertamina EP Subang Field juga memiliki program lain seperti membantu pertanian jamur merang, rumah inspirasi sampah dan pencegahan AIDS-HIV di Pantura. Minanti Putri Staff CSR PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field mengatakan "Rumah inspirasi menjadi titik inovasi dari kebersihan lingkungan di Subang yang dalam beberap tahun terakhir mendapat penghargaan adipura."
Melaui kegiatan CSR yang digeluti PT Pertamina menjadikannya suatu usaha yang tidak sekedar terintegrasi hanya nilai ekonomi semata, tetapi juga terhadap kegiatan sosial berbasis keperdulian pada humanity juga lingkungan. Hingga saat ini sudah banyak torehan prestasi yang telah diraihnya.
Sementara itu, target produksi dari PT Pertamina EP Subang Field dalam beberapa tahun terakhir mencapai target yang diharapkan. Bapak Wahyu Widiatmoko selaku Assement Petroleum Engineering PT. Pertamina EP Subang Filed menjelaskan "Dalam perharinya Subang Field memproduksi sekitar 1000 lebih barel minyak dan gas bumi."
Biasanya dalam proses suling produksi itu akan mengeluarkan gas CO2 yang cukup tinggi. Untuk itulah mulai dilakukan inovasi yang sekiranya hasil buangan tersebut masih bisa dimanfaatkan.
Sehingga dibangunlah CO2 Removal untuk menurunkan kadar CO2 di dalam feed gas. Saat ini, CO2 Removal Plant sudah ada di Cilamaya yang dioperasikan sejak tahun 2000 dan Subang sejak tahun 2003. Pertamina EP Asset-3 Field Subang merupakan pionir dalam memanfaatkan gas C02 dari C02 Removal Plant. Nantinya CO2 removal tersebut bisa dimanfaatkan untuk keperluan industri makanan dan minuman atau industri penerbangan.
Ajang Lari Kontribusi Lestarikan Bumi
Akan kembali di gelar ajang lari bergengsi  Pertamina Eco Run 2017 pada hari Sabtu, 16 Desember 2017 pukul 15.00 WIB di Pantai Festival Ancol. Event lari ini bertepatan dengan peringatan ulang tahun Pertamina ke-60. Mengambil tema 'Lari Lestarikan Bumi' menawarkan nuansa 'Evening Run' dan 'Glowing Party' mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran kesehatan melalui berlari sekaligus turut melestarikan keanekaragaman hayati.
Jarak tempuh dalam Pertamina Eco Run 2017 adalah 5K dan 10K. Untuk pendaftaran bisa kunjungi www.imroadrunner.com/pertaminaecorun2017
Biaya pendaftaran :
5K (Fun Run): Rp 200.000
10K (Race Run): Rp 250.000
Pengambilan race pack: FX Plasa  tanggal 8 -- 10 Desember 2017.
Rasakan pengalaman lari yang berbeda karena melalui ajang ini membuka kesempatan bagi para runners untuk memenangkan doorprize dengan total puluhan juta rupiah sekaligus berdonasi dalam upaya pelestarian Owa Jawa dan Tuntong Laut di Indonesia yang akan di ikuti oleh pemenang dalam menyerahkan donasi kepada organisasi terkait.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H