Mohon tunggu...
Siti nurjanah
Siti nurjanah Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Suka melakukan perjalanan, baca buku, nonton film atau drama juga mendengarkan musik. - Nulis juga di : https://www.stnurjanahh.com - IG dan Twitter : @st_nurjanahh

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Peduli Lingkungan, Pertamina Berkontribusi dalam Pelestarian Owa Jawa

21 November 2017   01:15 Diperbarui: 25 November 2017   00:34 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kali mendengar kasus kerusakan hutan di Indonesia, yang mengakibatkan habitat makhluk yang bernaung didalamnya pun kian terancam. Sudah banyak fauna dan flora Indonesia yang sudah memasuki babak terancam punah karena jumlahnya yang kian waktu terus bekurangSatu dari sekian habitat itu adalah keberadaan Owa Jawa, yang saat ini semakin sedikit populasinya. 

Tergolong dalam spesies kera tak berekor dan rambut berwarna abu-abu dengan ukuran tubuh yang tidak terlalu besar, sehingga sangat lincah bergerak. Dalam mencari makan selalu berpindah-pindah secara berkelompok menjelajah dari satu pohon ke pohon lainnya yang menjadi daerah teritorialnya, untuk makanannya meliputi buah-buahan, dedaunan, dan terkadang serangga sebagai tambahan protein. 

Hewan yang memiliki nama latin Hylobates moloch ini merupakan hewan endemik pulau Jawa yang hanya mendiami pulau Jawa bagian barat dan tengah. Habitatnya adalah hutan dataran rendah dengan pohon-pohon yang rapat dan lebat. Dengan sifat monogami yang dimilikinya, bisa dikatakan Owa Jawa termasuk makhluk yang setia kepada pasangannya. 

Permasalahannya adalah Owa Jawa termasuk hewan yang mudah stress, jika di satu kelompok pasangannya mati, maka yang lain pun ikut mati dan hal ini menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan populasinya karena Owa Jawa tergolong hewan yang selektif dalam memilih pasangan.

Saya merasa beruntung bisa mendapat kesempatan melihat habitat dan konservasi Owa Jawa yang bertempat di Bogor. Kali kedua bisa mendengar suara "nyanyian" Owa Jawa di alam setelah sebelumnya di jumpai di Petungkriyono Kabupaten Pekalongan.

Owa Jawa Bersifat Monogami (Doc.Pertamina)
Owa Jawa Bersifat Monogami (Doc.Pertamina)
Kunjungan Hari Pertama

Senin pagi, 13 November 2017 titik kumpul di Bentara Budaya. Menggunakan sebuah BUS, Kami berangkat menuju Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB), Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sukabumi, Jawa Barat. Setibanya di lokasi, Kami menuju daerah hutan menggunakan jeep yang telah di sediakan. 

Offroad di TNGP (Doc.Pri)
Offroad di TNGP (Doc.Pri)
Perjalanan ala Off Road menjadikan waktu ke tempat tujuan menjadi suatu pengalaman seru, menegangkan sekaligus menyenangkan. Jalanan yang tidak terlalu luas diantara perkebunan warga, dengan lumpur yang cukup dalam dan sisi lainnya jurang. 

Setibanya di area Konservasi, Kami disambut hangat oleh para volunter dan beberapa orang perhutani. Adalah Ibu Badriah selaku Kepala bidang wilayah besar, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menegaskan mengenai populasi Owa Jawa yang kian teancam kepunahan. Karena itu, Perhutani dan pihak terkait berkomitmen untuk melestarikan Owa Jawa dan mempertahankan habitatnya. Hal ini tentu tak lepas dari dukungan berbagai pihak untuk menjaga kelestarian hutan. 

Dampak lain, jika hutan lindung terjaga baik, dapat menyediakan air bagi daerah-daerah di sekitarnya, bahkan manfaat luasnya tak terkecuali bagi masyarakat perkotaan. Habitat Owa Jawa  yang ada sekarang ini sudah sangat terbatas, adapun beberapa diantaranya ada di Pegunungan Dieng -  Jawa Tengah, Taman Nasional Ujungkulon-Banten, Pegunungan Gunung Gede Pangrango dan Gunung Halimun - Jawa Barat.

"Di konservasi Gede Pangrango terdapat 13 kelompok keluarga Owa Jawa, dimana yang unik dari hewan ini selalu mengeluarkan nyanyian atau suara-suara khas pada pagi hari ketika memulai aktifitasnya Kami menyebutnya Morning Call." Ungkap Ibu Badriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun