Film dalam pengertiannya adalah sebuah karya visual sebagai media komunikasi melalui gambar bergerak dengan unsur-unsur yang mendukung lainnya. Keberadaan film telah diciptakan sebagai salah satu media komunikasi massa yang benar – benar disukai bahkan hingga sekarang. Hal ini terbukti dari banyaknya bioskop yang menjamur di berbagai wilayah, selain itu antusiasme penonton terhadap suatu film terkadang di luar dugaan. Banyak faktor yang mendasari mulai dari genre, jalan cerita hingga para cast yang menjadi magnet tersendiri.
Bagi Saya menonton film tidak sekedar hanya hiburan semata , sebab kerap kali dalam film terkandung fungsi informatif, maupun edukatif. Seperti contohnya film nasional berlandaskan pada kisah sejarah dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda. Fungsi edukasi tersebut dapat dicapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif atau film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang. Diakui perfilman Indonesia belum mencapai tahap sempurna, merskipun sedikit demi sedikit sudah mengalami perkembangan. Kita tentu cukup prihatin dengan kualitas film yang masih sering menyisipkan adegan vulgar atau urban legend, komedi hingga drama yang digarap seadanya.
Berkembangnya suatu film sangat bergantung pada teknologi serta paduan unsur seni sehingga menghasilkan film yang berkualitas. Tentu saja hal tersebut akan menjadi nilai plus di mata masyrakat khususnya pecinta film.
Hal menarik yang bisa di dapatkan setelah menonton sebuiah film, terkadang beberapa adegan yang cukup iconic maupun dialog  yang tersaji menjadi sesuatu yang selalu di ingat. Efek luar biasa lainnya dimana ketika penonton terinsipirasi melakukan hal serupa seperti di film ada yang positif namun tidak sedikit yang negatif.
Sebagai pecinta film Saya merasa cukup beruntung bisa bergabung dalam komunitas film Kompasiana, tak hanya sekedar menonton saja bahkan kerap kali berkesempatan bertemu langsung dengan para cast. Bertemu dengan teman-teman yang seru dengan kegemaran yang sama, dari beberapa diantara kegiatan yang pernah Saya ikuti bersama KOMIK hampir semua berkesan.
Beberapa diantaranya adalah ketika KOMIK menjadi salah satu media partner dari film Thailand berjudul ONE DAY. Kegiatan nonton bersama yang di dahului oleh meet and greet dengan pemain utama yakni Ter Chantavit dan Mew Nitta serta sang sutradara Bajong Pisanthanakun. Tak pernah menduga sebelumnya, bahwa Saya berkesempatan bisa melihat dari dekat aktor terkenal negeri gajah putih tersebut tanpa harus jauh-jauh terbang ke negara asalnya. Tak sekedar itu saja bahkan Saya dan beberapa teman dari KOMIK bisa foto bersama dengan guest star tersebut.
Adapula ketika menyaksikan gala premier film nasional Dear Love, Cinta Tak Bisa Kau Salahkan yang dibintangi Dimas Aditya dan Billy Davidson sontak membuat para penggemar yang umumnya kaula muda memenuhi area bioskop di Grand Indoenesia tersebut. Tidak sekedar menyaksikan akting para pemain lewat layar lebar bahkan kami berkesempatan untuk turut serta dalam pers conferense serta foto bersama dengan beberapa para cast yang hadir.
Saya biasanya tak pernah risih jika harus menonton ke bioskop sendirian, tetapi semenjak bergabung bersama komunitas yang kerap kali mengadakan acara nonton bareng pun menjadi semakin seru karena kami bisa saling bertukar kesan usai menyaksikan film.
Pengalaman yang tak terlupa ketika menyaksikan film dimana beberapa kali Saya harus mengejar film yang sebenarnya filmnya terbilang cukup bagus namun sayang begitu singkat dalam penayangannya di bioskop tanah air. Seperti wonderful life, ketika itu Saya mendapat free ticket dari KOMIK. Sudah yakin akan menontonnya di bioskop bilangan mall domisili tempat tinggal ternyata sudah tidak di putar seluruhnya untuk area Jakarta Utara. Cek-cek ke website 21cineplax.com dan tidak lebih dari 5 bioskop yang memutarnya padahal setahu saya baru 2 minggu rilis. Sempat down karena area yang masih tersedia lokasinya sangat jauh,namun akhirnya masih ada kesempatan kemudian Saya mengejar ke Taman Ismail Marzuki lepas dari acara yang saya hadiri di Mangga Dua Square. Beruntung, ketika Saya sampai film belum di putar, sehingga bisa menyaksikan hingga full. Usai membuat postingannya tentang film wonderful life, banyak teman yang cukup menyesalkan karena waktu edarnya yang hanya sebentar padahal mereka pun ingin jua menyaksikan.
Banyak cerita yang pernah di alami ketika hendak menonton film, salah satu lainnya adalah bersama komunitas blog. Saya kurang memperhatikan informasi yang di sharing sehingga lokasi yang saya tuju keliru, ketika sudah mengejar waktu hingga ke Grand Indonesia ternyata Saya salah bahwa film yang akan di saksikan gala premier diadakan di Gandaria City – Jakarta Selatan. Melihat jam Saya ragu mampukah mengejar, belum lagi cuaca sangat mendung. Demi konsistensi hadir, Saya kemudian mengejar membelah jalan Jakarta dengan bantuan ojek online beruntung Sang Driver cukup sigap mengendarai kendaraannya, dan tidak sampai hujan setibanya Saya di lokasi acara.
Seperti yang Saya katakan sebelumnya, bahwa film kerap kali mempengaruhi penonton. Mungkin masih ingat dengan fenomena  film 5Cm, sejak bppmingnya film tersebut kini area gunung sudah menjadi tujuan banyak orang, bagi yang menjaga lingkungan mungkin tidak terlalu masalah tapi bagi para ‘pendaki 5cm’ biasa teman-teman menjuluki adalah kerusakan alam karena pohon edelweis yang di cabuti, vandalisme di bebatuan alamnya dan berbagai hal lainnya dan itu sangat memprihatinkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H