Setelah mengeksplorasi kuburan gajah purba, perjalanpun kami lanjutkan. Jalur yang dilalui makin menanjak. Kadang berliku dan berbelok tajam. Jalan berupa tanah, yang kadang berlubang ditengahnya tergerus air hujan. Sempat juga melintasi jembatan yang dibuat dari kayu hutan. Sangat sederhana dan ukurannya pas dengan lebar Jeep. Kanan kiri jembatan tanpa pengaman. Padahal di bawahnya ada sungai kering. Untungnya Mas driver menguasai medan dan piawai pegang kemudi. Saya sih ndredeg juga saat Jeep melintas dan jembatan berdenyit... Krieeett.... Kalau ada apa-apa saya siap meloncat pikir saya. Septian yang berdiri disamping saya juga bersiaga. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga diujung jembatan. Alhamduillah, selamatlah kami semua menjelajah di Bukit Patiayam.Â
Kami diajak menanam pohon Mangga oleh Mas Aan. Di pinggir jalan yang agak curam. Ini rencana kondangan yang akhirnya jadi petualangan. Diajak pula berkeliling seantero Situs Patiayam, Â menuju ke titik-titik dimana ekskavasi Situs Patiayam masih berlangsung.Â
Banyak kotak-kotak ekskavasi yang sedang dikerjakan di Bukit Patiayam. Para arkeolog masih berharap agar banyak temuan fosil purba yang bisa diangkat ke permukaaan untuk memperkaya khazanah keilmuan bidang sejarah dan arkeologi.