Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Terpesona Foto Instagramable namun Aslinya Tak Sesuai Harapan

31 Desember 2020   13:05 Diperbarui: 3 Januari 2021   12:04 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macet di Ranu Manduro (timesindonesia.co,id)

"Semua tempat jadi instagramable, kalau kita pandai memotretnya"- Himam Miladi

Begitu ungkap Himam Miladi, kompasianer kawakan asal Malang yang namanya melegenda di blog keroyokan Kompasiana. Saya mengamini pendapat beliau. 

Artinya, semua tempat adalah indah. Tidak ada tempat yang tidak indah! Di manapun itu. Keindahan itu akan menjadi dokumentasi yang menakjubkan tatkala si pemegang kamera pandai memotretnya. 

Feeling Good alias Ranu Manduro yang Viral

Sebagai buktinya, saya tunjukkan lokasi bekas galian pasir di Ranu Manduro, Kecamatan Ngoro Mojokerto. Lokasinya hanya 30 menit dari rumah saya. Mulanya, tempat ini adalah tempat penggalian pasir dan pengambilan batu. 

Begitu pasir dan batu terangkut, menyisakan kubangan-kubangan besar menyerupai kolam. Nah, saat musim hujan, akan terbentuk view eksotis di tempat ini. Sehingga muncul hastag Feeling Good, lantaran video pertama tempat ini menggunakan latar musik milik Surfaces-Sunday Best

 Ay, feeling good, like I should
Went and took a walk around the neighbourhood
Feeling blessed, never stressed
Got that sunshine on my Sunday best (yeah)

Di tangan profesional dan pemotret yang mahir, maka sudut-sudut Ranu Manduro yang indah jadi lebih menawan. Pemandangan keseharian  tempat ini yang sebenarnya adalah  padang rumput tempat penggembalaan sapi, akan  jadi begitu instagramable. 

Akibatnya bisa diduga, lantaran kepincut foto yang viral di medsos,  kala musim liburan pengunjung ke tempat ini pun membludak. 

Bikin macet tidak hanya  di lokasi. Tapi termasuk pula di jalan kampung yang sempit dan gang-gang  yang berliku-liku. Tempat yang indah ini pun jadi crowded! Sangat tidak dianjurkan di musim pandemi. 

Ranu Manduro/ Feeling Good yang instagramable di tangan profesional (Kompas.com)
Ranu Manduro/ Feeling Good yang instagramable di tangan profesional (Kompas.com)

Macet di Ranu Manduro (timesindonesia.co,id)
Macet di Ranu Manduro (timesindonesia.co,id)

"Pesan saya, kalau ke Ranu Manduro, pilih waktu yang tepat. Baik bulan, hari dan musim alias cuaca. Itu saja !"

Wisata instagramable adalah tempat yang unik, ngepop dan  viral, di media sosial -meminjam  istilah admin kompasiana- maka layaklah tempat itu ditasbihkan jadi tempat wisata instagramable.  

Salah satu contohnya, Kampung Warna Warni Jodipan Malang. Awalnya kampung di pinggir Kali Brantas ini hanya kampung biasa yang padat rumah dan padat penduduk. Dengan ide brilian akhirnya kampung ini disulap jadi tempat wisata instagramable yang banyak dikunjungi wisatawan.  

Kampung instagramable warna warni kota Malang yang Unik, Ngepop dan viral (kompas.com)
Kampung instagramable warna warni kota Malang yang Unik, Ngepop dan viral (kompas.com)

Saya pun nggak mau kalah, "Wisata instagramable adalah wisata yang bisa menyajikan pengetahuan, nilai-nilai, dan memperkaya khazanah budaya serta menggugah kepedulian untuk melestarikan. 

Mengunjungi dan mendokumentasikan wisata cagar budaya artinya kita sudah ikut menjaga dan mengkampayekan pelestarian cagar budaya di tanah air, begitu maksud saya.

Baca : Inilah 10 Cagar Budaya paling Instagramable

Selfie adalah Bonus

Mas Himan Miladi, admin Kompasiana dan saya nampaknya sepakat, wisata instagramable tidaklah mutlak sebagai tempat wisata untuk menonjolkan aktifitas selfi atau welfie. Menurut saya pribadi, selfie dan welfie hanyalah bonus saja.

Jadi, karena semua tempat adalah indah, maka  untuk menghasilkan foto yang indah plus instagramable diperlukan feeling, pengetahuan dasar-dasar fotografi terutama sudut pengambilan gambar. 

Termasuk  kejelian si pemotret memilih lokasi, memanfaatkan momen yang ada  saat itu. Terpenting adalah memilih waktu yang tepat untuk mengunjungi lokasi pengambilan gambar. 

Ranu  Manduro  hasil jepretan amatiran | dokpri
Ranu  Manduro  hasil jepretan amatiran | dokpri

Kubangan air yang mengering di  Ranu  Manduro | dokpri
Kubangan air yang mengering di  Ranu  Manduro | dokpri

Ranu  Manduro tetap indah | dokpri
Ranu  Manduro tetap indah | dokpri

Tak Perlu Kecewa

Nah, karena semua tempat adalah indah, maka nggak perlu kecewa, sedih apalagi marah-marah, jika melihat foto sebuah objek demikian indah dan instagramable. 

Bahkan fotonya viral dan  booming di medsos. Lalu, jadi tempat wisata dadakan yang ramai. Bikin macet dan heboh.  Namun,  begitu dikunjungi di luar ekspektasi. 

Apakah tempatnya jelek. Ya, tidak.... Tempatnya tetap indah. Hanya pemotretnya saja yang kurang lihai mengambil sudut. Saya, contohnya.... he he he.

Mengapa tidak perlu kecewa? Pertama, karena kita -ya kita yang punya hasrat dan sudah menuruti hasrat berkunjung- adalah para pecinta dan penikmat keindahan. 

Kedua, kita sudah urun tenaga, karena telah menyempatkan waktu dan bersusah payah mengunjungi tempatnya. Ketiga, kita sudah urun karya, lantaran sudah ikut memdokumentasikan dan memviralkannya di media sosial. 

Paling penting adalah, sedikit banyak kita sudah ikut menggerakkan roda ekonomi masyarakat setempat.  Mulai supeltas (sukarelawan pembantu lalu lintas) yang mengatur keluar masuk kendaraan dari dan ke jalan raya. Menstimulasi kumpulan anak muda Karang Taruna berwirausaha dengan mengelola parkir. 

Termasuk sedikit berbagi kepada para  penunjuk jalan di setiap tikungan gang sempit yang perlu kita selipkan recehan di tangannya. (Tapi kalau setiap belokkan ada tarikannya, jadi jengah juga ya...wkwk.) 

Bisa jadi, tukang ojek yang biasanya sepi, duduk terkantuk-kantuk berjam-jam menunggu penumpang, jadi tersenyum lantaran kita sudah bayar sewa motor yang kita pakai keliling sebebasnya.  

Belum lagi para penjual makanan dan minuman, penjual mainan, fotografer amatir, termasuk para pengrajin suvenir di tempat yang menjadi viral tersebut.  

Jadi sebelum berangkat ke wisata instagramable, siapkan receh dan siapkan hati sekaligus diniatkan untuk beramal. 

Siapa tahu destinasi menyajikan foto yang instagramable tapi kenyataannya tak sesuai ekspektasi. Yang pasti, wisata instagramable (apapun bentuknya) akan membuat banyak orang tersenyum. Insya Allah itu membawa berkah!

dok. pribadi
dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun