Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengintip Candi Gunung Kawi, Candi Terunik di Seantero Bali

19 Desember 2020   12:29 Diperbarui: 19 Desember 2020   16:09 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Tebing Sisi Barat (Prasadha Ukir)| Dokumentasi pribadi

Terpahat di dua tebing yang saling berhadapan, terbelah oleh Sungai Pakerisan yang berair jenih, dilengkapi dengan ceruk-ceruk tempat semedi untuk para pujangga dan pertapa, menjadikan Candi Gunung Kawi begitu eksotis. Tinggalan arkeologi dari Anak Wungsu, Raja Bali saudara kandung Airlangga yang menjadi raja di Jawa ini sangat unik dan mengesankan. Tak pernah dijumpai candi model seperti ini di seantero Jawa!

Candi Gunung Kawi terletak di Gianyar Bali. Ini bukan Gunung Kawi di Kabupaten Malang yang begitu melegenda di Jawa Timur! Kalau Gunung Kawi Malang -sering disebut Pesarean Gunung Kawi- memang sangat terkenal di kalangan awam, pengusaha sampai lingkaran pejabat. 

Di Pesarean Gunung Kawi Malang ini, pada saat tertentu, terutama di malam Jum'at Legi dan awal bulan Suro (dalam penanggalan Jawa) akan penuh lautan manusia. Baik pengunjung biasa maupun penziarah. 

Ada yang berziarah untuk memanjatkan dan mengirim doa-doa kebaikan. Ada juga yang "ngalap berkah". Bahkan, tersedia pula Ciam Si, tradisi ramalan kuno untuk meramal nasib, yang familiar di kalangan etnis Tionghoa. 

Paling aneh, ada pengunjung atau penziarah yang sengaja datang ke Pesarean Gunung Kawi untuk berburu daun pohon Dewandaru yang jatuh secara alami dan membawanya pulang, karena yakin akan membawa "pesugihan". Kapan-kapan saya tulis tersendiri ya....

Tiba di Candi Gunung Kawi

Sekitar pukul 09.00 WIT, rombongan kecil saya tiba di Banjar Penaka, Desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Setengah jam yang lalu, kami meninggalkan Desa Adat Panglipuran, Desa Kubu, Kabupaten Bangli. 

Jaraknya tidak terlalu jauh dari Tampaksiring. Dipandu aplikasi Waze, saya dan rombongan meninggalkan Desa Adat Panglipuran, desa terbersih di Indonesia. Kendaraan melaju di jalan kabupaten yang mulus. 

Mulanya menembus Hutan Bambu yang lebat. Masuk ke Jalan Purasti yang lengang. Lalu melewati kawasan persawahan dan kebun penduduk di kiri kanan. 

Jalannya naik turun berliku. Tidak terlalu curam. Hanya menyesuaikan dengan kontur tanah disekitarnya. Tak lama, tiba di sebuah pertigaan. Ke kanan, naik ke Kintamani. Saya pilih belok kiri yang jalannya menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun