Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyingkap Misteri Liyangan Setelah Terkubur 1000 Tahun

24 Oktober 2020   02:58 Diperbarui: 24 Oktober 2020   11:02 3741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagar Batu memanjang dari Selatan ke Utaradi sisi Timur area temuan bangunan (dokumentasi pribadi)

Menyingkap Misteri Situs Liyangan 

Saya merapat ke sebuah bangunan rumah kecil menyerupai tempat informasi di pojok bBarat teras ketiga. Saya sempatkan ngobrol dengan petugas yang saat itu sedang duduk di balai-balai teras rumah. Saya mendapat informasi yang sangat aktual dan menarik. Baik dari obrolan maupun foto-foto dan papan data.

"Ini situs pemukiman, situs pemujaan dan sekaligus situs pertanian. Ini sangat berbeda dengan situs kuno lainnya yang pernah ditemukan," jelas petugas yang saya sudah lupa namanya. Informasi ini tentu sangat menarik, karena jarang sekali ditemukan situs yang kompleks seperti ini. Umumnya, situs yang banyak ditemukan hanya berhubungan dengan ritus-ritus kepercayaan kuno saja. Baik animisme maupun yang berciri agama Hindu-Budha. 

Dari penuturan beliau, selain ditemukan sisa-sisa bangunan, di lokasi yang luasnya sekitar 4 hektar ini, juga banyak ditemukan alat-alat upacara, alat pertanian, tembikar kuno, pecahan guci, arca, serta arang sisa pembakaran kayu dan bambu. Bahkan ada juga arang sisa pembakaran bulir-bulir padi.

Dari temuan artefaktual inilah para peneliti mulai menyimpulkan bahwa kompleks Liyangan merupakan situs luas yang pernah dihuni manusia, termasuk beraktivitas sebagai masyarakat agraris dan melakukan ritual pemujaan di tempat itu juga. 

Informasi menarik lainnya, ternyata situs ini bukanlah situs permukaan. Tidak ditemukan sudah berdiri di atas tanah sejak lama. Tapi muncul ke permukaan setelah menggali tanah di kedalaman tertentu, bersamaan dengan pengambilan pasir dan batu oleh Buldoser para penambang

"Hampir semua temuan di Liyangan ini awalnya terkubur lebih dari 8-10 meter," ujar petugas. "Ditemukan Tahun 2008 secara tidak sengaja oleh para penggali batu dan pasir. Dari pengupasan tanah, batu dan pasir itulah mulai muncul temuan-temuan," terang beliau.

Saya melihat ke arah selatan. Ada gunung Sindoro di sana. Sepertinya ledakan besar Gunung Sindoro dengan luncuran material piroklastik (awan panas, abu vulkanik juga lava) yang telah meluluhlantakkan peradaban kuno di Liyangan ini. Seperti halnya Pompeii, kota Romawi kuno di Italia. 

"Hasil uji Lab arang, diperoleh umur kandungan radiokarbon arang tertua berasal dari abad ke-6. Termuda dari abad ke-10," lanjut petugas. Artinya, Situs Liyangan sudah terpendam di dalam tanah lebih dari 1000 tahun!

Dokumen Balai Arkeologi Yogyakarta
Dokumen Balai Arkeologi Yogyakarta

Dokumen Balai Arkeologi Yogyakarta
Dokumen Balai Arkeologi Yogyakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun