Bagaimana untuk siswa baru? Lulusan SD ke SMP. Lulusan SMP ke SMA/SMK. Lulusan SMA ke Perguruan Tinggi? Â
Jangan lupa, dalam situasi pandemi, sekolah (swasta lagi-lagi) kesulitan mencari siswa baru. Tidak ada promosi. Tidak ada presentasi. Kecuali sekolah-sekolah swasta yang favorit dan punya nama besar tentunya. Â
Bagamana mengkondisikan daring para muridnya? Semoga pak Dalang tak akan kehilangan lakonnya .........
KBM daring itu gampang. Bisa saja tetap dilaksanakan. Dengan segala suka dukanya. Dengan segala kelebihan dan banyak kekurangan-kekurangan nya. Maka, Â orangtua dengan segala keterbatasannya harus tetap membayar SPP anaknya.Â
Tidak perlu bayar penuh, sesuai kebijakan sekolah masing-masing. (Karena kita fokus ke masalah anggaran saja ya....).
Anggaran dari pemerintah bisa digunakan untuk membantu meringankan beban pembayaran SPP para orangtua. Kekurangan pembayaran SPP dicukupi oleh  BOS -dan BPOP.Â
Jadi, karena situasi pandemi dan KBM-nya daring, Â sekolah hanya fokus mencukupi pembayaran honorarium (gaji) guru dan beli paket pulsa. Paket pulsa internet untuk Guru dan Siswa.Â
Biaya operasional lain, bisa dialihkan atau secukupnya saja. Maka, untuk skenario kedua tidak ada masalah. Walaupun SPP tidak banyak yang masuk ke rekening sekolah. Â
Sekolah tetap bisa survive. Guru-guru swasta (Honorer/ GTT) tetap mendapatkan haknya. Tunjangan Sertifikasi juga layak tetap dicairkan, oleh pemerintah. Mas Nadiem kayaknya sepakat dengan yang ini.
Skenario Ketiga
Saya tak suka berandai-andai. Tapi paling tidak, ada antisipasi jika pandemi memang belum benar-benar usai. Apa yang terjadi jika pandemi belum berakhir sampai akhir Juni 2020?Â