Fenomena menarik sempat saya amati kala jelang puasa kemarin. Biasanya, saat akan selamatan Megengan (dalam adat orang Jawa, setiap muslim akan mengadakan kenduri sebelum puasa ramadhan), maka saat itu harga-harga pada melambung. Â
Di tahun sebelumnya, harga kebutuhan pokok dan sayur serta lauk di pasar kacau balau. Terutama Daging Ayam, Daging Sapi dan Telor. Harganya ugal-ugalan. Banyak pedagang menerapkan aji mumpung. Ya, secara hukum ekonomi, jelang ramadhan akan banyak yang Selamatan. Pasti banyak yang belanja. Akan banyak  permintaan barang.  Di saat itulah, ada oknum yang bermain harga.Â
Tapi fenomena melambungkan harga, Â tak terjadi di Ramadhan kali ini. Â Memang ada beberapa kebutuhan pokok seperti gula yang di atas HET pemerintah. Tapi itu mungkin ulah cukong atau spekulan yang sedang cari untung dengan jurus aji mumpung.Â
Kami sangat bersyukur, ternyata munculnya pandemi ini menumbuhkan tepa selira. Saling mengerti antar sesama. Semua orang merasakan bahwa dampak pendemi akan menyusahkan banyak orang. Maka, ternyata dari kesadaran pribadi, semuanya berfikiran sama.Â
Roda ekonomi harus tetap diputar. Yang berpenghasilan besar, menengah dan kecil harus tetap dapat membeli barang. Maka, suasana kampung pun tetap ayem tentrem saja, lantaran harga-harga masih dalam batas kewajaran.
Pandemi Covid-19 ternyata meruntuhkan Aji Mupung dan menumbuhkan Tepa Selira. Di kampung kami....
Selamat menjalankan ibadah Puasa Ramadhan.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H