Teknologi apa yang digunakan untuk membangun candi setinggi 47,5 meter ? Tanya saya dalam hati. Kalau sekarang, dengan Forklift dan Crane mungkin akan lebih mudah! Saya pun terkagum-kagum dengan Prambanan. Selain dibangun dengan ukuran yang besar, desain arsitektur bangunan Candi Prambanan juga dirancang dengan sangat luar biasa.Â
Mulai dari pembuatan pondasi sampai pola susunan batu andesit pada kaki, tubuh candi dan atap candi yang meruncing tinggi, tidak ada semen untuk menempelkan batuannya.
Hanya menggunakan kuncian batu. Hasil karya ini makin spektakuler karena di dinding candinya juga dipahatkan panil-panil relief kualitas tinggi yang dibuat sangat presisi. Hanya orang jenius dan tangan trampil yang bisa mewujudkannya.
Ini ditunjukan adanya Gugusan Percandian Prambanan memperlihatkan seni budaya yang bercorak Hindu Siwa terbesar yang merupakan mahakarya (masterpiece) masa klasik di Indonesia," papar bu Manggar Sari.Â
Kedua, menjadi contoh sebuah tipe bangunan, karya arsitektural, atau harmonisasi teknologi, atau lansekap yang mampu mengilustrasikan sebuah tahapan yang signifikan bagi sejarah kehidupan manusia.Â
“Ini karena Gugusan Percandian Prambanan merupakan kompleks bangunan religius yang luar biasa yang mencerminkan karakteristik budaya dari abad ke-10 Masehi," lanjut Manggar Sari.
Adapun penetapan sebagai warisan dunia oleh UNESCO meliputi 5 candi yaitu Candi Prambanan, Lumbung, Bubrah, Sewu dan Asu (Ghana) dengan total area (zona 1 dan zona2) seluas 77 ha.Â
Dalam Kompleks ini ada 3 pengelola yaitu BPCB DIY mengurusi Candi Prambanan, BPCB Jateng mengurusi Candi Lumbung, Bubrah, Sewu dan Ghana serta PT. Taman Wisata Candi yang menangani pemanfaatan terutama untuk kegiatan pariwisata.
Tertarik dengan diskusi di kelas Prambanan-World Heritage Day 2020, khususnya tentang "temuan" kerangka di Candi Prambanan, saya pun segera menelusurinya dengan referensi yang sangat terbatas.Â
Sungguh beruntung akhirnya saya menemukan catatan tentang penggalian awal di Candi Prambanan, di buku bertajuk CANDI tulisan Soekmono. Salah seorang tokoh arkeologi senior, yang terlibat langsung dalam pemugaran Tahap II Candi Borobudur sehingga diperoleh bentuknya seperti sekarang ini.Â