Saat itu, Kerajaan Belanda kalah perang dengan Perancis. Sehingga daerah jajahannya harus diserahkan pada Inggris. Termasuk Jawa. Tahun 1816, kekuasaan Napoleon di Eropa tumbang, sehingga Jawa harus dikembalikan ke Kerajaan Belanda.Â
Hasil penyelidikan dan inventarisasi di masa Raflles ini demikian luar biasa. Selain melaporkan data tentang jumlah candi di Brambanan -yang disebut juga Loro (Roro) Jonggrang- Raflles juga menggambarkan seluk beluk dan ciri arsitektur bagunan kuno yang ditemuinya.Â
Dilengkapi dengan sketsa yang lumayan baik. Selain itu, Raflles juga menyumbangkan banyak data arca (recha) yang kondisinya tersebar diantara rentuntuhan. Tentu saja termasuk sketsa arca itu seperti apa bentuknya.
"Oke teman teman... sebelum kita menuju ke Candi Prambanan, mari kita kenalan dulu sama kawasan Prambanan ya," Bu Manggar Sari memulai presentasinya.
"Di kawasan Prambanan banyak sekali terdapat candi, dan letaknya saling berdekatan. Yang telah berhasil diidentifikasi sebanyak 30 buah situs, baik besar maupun kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah ini dulunya merupakan salah satu pusat peradaban pada masa Mataram Kuno, " Bu Manggar Sari mengawali uraiannya.Â
Nah, ternyata, Prambanan bukanlah nama satu candi. Tapi nama sebuah kawasan Cagar Budaya. Candi-candi di Prambanan, merupakan karya spektakuler nenek moyang yang pernah dibangun di tanah Jawa, selain Borobudur. Jika Borobudur bercorak Budha, maka Candi Prambanan jelas menunjukkan jatidirinya sebagai Candi Hindu terbesar di Indonesia.Â
Halaman I/halaman pusat merupakan halaman yang paling sakral dan posisinya paling tinggi, memiliki 16 candi yaitu 3 Candi utama (Brahma, Siwa dan Wisnu), 3 Candi Wahana (Angsa, Nandi, Garuda), 2 Candi Apit, 4 Candi Kelir dan 4 Candi Pathok. Di halaman II terdapat candi perwara berjumlah 224 buah yang mengelilingi halaman utama, dan halaman III yang merupakan halaman terluar, namun tidak ditemukan candi di halaman ini,Â
Dari aspek kesejarahan, Bu Manggar menguraikan bahwa keberadaan Candi Prambanan tercatat dalam prasasti Siwagrha. Dalam prarasti itu terdapat informasi jika candi diresmikan pada tahun Saka 778 bulan Margasira tanggal 11 paruh terang pada hari Kamis Wage. Bertepatan dengan tanggal 12 November 856 M.Â
"Raja yang memerintah saat itu adalah Rakai Kayuwangi, jadi kemungkinan besar pembangunan candi ini dimulai dari ayahnya, yaitu Rakai Pikatan. Saat itu, Candi Prambanan disebut sebagai Siwgrha/Siwalaya, yang berarti Rumah untuk Dewa Siwa,"pungkas Bu Manggar dengan fasih lantaran beliau sehari-hari adalah Kepala Unit Prambanan, BPCB DI Yogyakarta.
"Maka tak heran kalau di kompleks ini, Candi Siwa merupakan candi yang terbesar dan tertinggi, yang mengisyaratkan bahwa Siwa merupakan dewa tertinggi yang dipuja. Tinggi candi Siwa yaitu 46,7 m, sedangkan Candi Brahma dan Wisnu tingginya 33 m," ungkap Bu Manggar lebih jauh.Â