Lambang  Matahari
Jika ditelusuri, sebenarnya Lambang Kerajaan zaman Majapahit tersurat dengan jelas di Kitab  Nagara Krtgama, karangan Mpu Prapanca. Kala itu, di tahun 1359 M,  Prabu Hayam Wuruk ke Lumajang, berangkat dalam rombongan besar. Diikuti  hampir seluruh kerabatnya yang menjadi raja-raja di tanah Jawa.Â
"Tahun Saka Sasangkanagarawi -1281 (1359 M), bulan Bhadrapada (Juli -Agustus) pada bulan terang purnama, Baginda Raja Rajasa Nagara bertamasya ke Lumajang menikmati keindahan alam. Semua Raja Jawa serta Permaisuri dan abdi menyertai Baginda Raja dengan naik kereta, pejabat-pejabat se Majapahit terutama Menteri, Pendeta, Raja , Pujangga Besar juga ikut" (Nagara Krtagama pupuh 17.9 )
Masing-masing Raja Jawa yang ikut dalam rombongan berderet-deret dengan rombongan masing-masing. "Walaupun jumlah kereta tak terbilang, namun mengelompok dengan tanda berbeda-beda, dan lagi berjalan berderet-deret dengan lambang berbeda untuk masing-masing pemimpinya" (Nagara Krtagama Pupuh 18.2)
Dari uraian Prapanca ini, kesimpulan awalnya, semua rombongan mempunyai tanda dan lambang yang berbeda satu dengan lainnya. Lalu Prapanca melanjutkan di Nagara Krtagama Pupuh 18.3 dengan menuliskan:"Semua Kereta Baginda Pajang bergambar lukisan  matahari yang indah. Adapun kereta Baginda Raja Lasem semua bergambar Lembu Putih gemerlapan. . baginda Raja Daha keretanya bercirikan ADaha Kusuma Mas mengkilat, terutama pula Baginda Raja Jiwana semua keretanya bercirikan gringsing lobeng luwih.   Â
Lalu, bagaimana dengan lambang kereta Baginda Raja Majapahit? Digambarkan oleh Prapanca sebagai berikut:Â
Ndan sang sri tikta wilwa  prabhu sakata nira sankya cihnanya wilwa, gringsing  lobheng lewih laka  padha tinulising mas kajangnyan rinengga, salwirning punggawa mwat binihaji nguniwehiswari sudewi, sakweh ning peka bharyya sakata nika sinang pangharep ning sapanta (Riana 2009: 127)
"Kereta Maharaja Majaphit amat megah bercirikan gambar buah maja, kain gringsing lobeng lewih merah berhias lukisan mas tirai dan tabirnya.........(Nagara Krtgama Pupuh 18.4).
Berdasarkan berita Prapanca itu, maka, Prof. Slamet Mulyana, dalam bukunya  Menuju Puncak Kemegahan menyatakan:  Kereta yang dikendarai sang Prabu mempunyai cihna, yakni tanda pengenal. Tanda pengenal itu sama  nilainya dengan lambang negara. Dasar dari lambang berupa  pola gerinsing merah (gerinsing lobbeng lewih laka), lambangnya: buah maja (wilwa). Beliau menyebut lambang kerajaan ini sebagai Rajasa Lancana. (Slamet Mulyana: 2006:59).
Dari uraian singkat di atas, jelaslah bahwa simbol/ logo/ lambang Matahari bukanlah Lambang Kerajaan Majapahit. Bukan Rajasa Lancana. Â Hayam Wuruk menandai keretanya dengan Simbol buah Maja (wilwa)! Pertanyaannya, apakah raja sebelumnya juga memakai simbol yang sama. Sangat sukar saya menjawabnya, lantaran saya bukan arkeolog atau sejarawan, he he he. Â