Karena tak menjumpai seorangpun di sekitar candi yang bisa dimintai informasi, maka setelah mendokumentasikan secukupnya, saya segera meninggalkan reruntuhan ini.Â
Minimal sudah tahu, dimana batu berelief Surya Majapahit, yang konon disebut-sebut sebagai lambang kerajaaan Majapahit dulu pernah ditemukan. Asumsinya, dengan ditemukannya batu berrelief surya ini, maka dugaan para arkeolog candi ini dibangun di era Majapahit.
Dari beberapa catatan yang ada, candi ini mempunyai ukuran 6,5 meter x 6,5 meter. Ditemukan pertama kali tahun 1983 dan diekskavasi oleh Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta tahun 1984.Â
Sebelum diekskavasi, lokasi candi adalah kebun/ pekarangan milik warga yang dipenuhi rumpun Bambu yang lebat. Tepat di bagian atas candi ada gundukan tanah yang agak tinggi dan ditumbuhi pohon Kemuning.
Akhirnya karena saat berkebun pemilik lahan banyak menemukan batuan candi, maka lokasi ini dihibahkan kepada pemerintah daerah (negara) untuk diadakan ekskavasi oleh arkeolog dari Yogyakarta.
Empat bulan setelah kunjungan saya ke Candi Kebo Ireng, di minggu pertama Maret 2020, saya dapat kabar dari seorang rekan dan grup-grup pegiat Cagar Budaya, kalau BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Timur di Trowulan sedang ekskavasi di Kebo Ireng.Â
Gara-garanya, sang juru pelihara (jupel) melaporkan ke BPCB, ada Kepala Kala yang muncul di permukaan karena tanahnya tersingkap akibat tergerus air. Jupel melaporkan ke BPCB tanggal 29 Pebruari 2020.
BPCB pun bergerak cepat. Mereka membentuk tim diketuai Arkeolog Wicaksono DwI Nugroho untuk melakukan survey penyelamatan sekaligus ekskavasi awal.Â
Mulai 3 Maret sampai 7 Maret 2020. Tak kurang dari 6 kotak gali berukuraan 4mx4m sudah dibuat. Dari ekskavasi awal ini ditemukan (kembali) Kepala Kala, 3 buah struktur berbentuk pondasi berukuran 2,78meter x 3 meter serta beberapa fragmen.
Karena situs Kebo Ireng sangat potensial, maka BPCB memutuskan untuk mengadakan ekskavasi Tahap II. Mulai 9 Maret sampai 18 Maret 2020. Agar tak ketinggalan informasi, saya meluncur tepat di hari terakhir ekskavasi candi Kebo Ireng. Di sana, nampak beberapa anggota tim masih menuntaskan pekerjaaannya.Â
Temuan Terkini
Beruntung, saat itu, di Kebo Ireng, saya bertemu dengan Pak Wicak, panggilan akrab ketua tim ekskavasi. "Kemungkinan, candi ini lebih tua dari masa Majapahit," kata pak Wicak membuka perbincangan. "Selain Kepala Kala, ditemukan juga Antefiks, panil relief, candi perwara, sebuah uang kepeng dan pecahan keramik/genting.Â