Solo tercatat sebagai pengambil keputusan pertama meliburkan  sekolah di semua jenjang. Libur, tepatnya siswa belajar di rumah, dimulai Sabtu 14 Maret 2020 sampai empat belas hari ke depanya. Langkah ini sungguh tepat untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran Virus Corona secara masif. Agaknya keputusan pemimpin daerah ini pun akhirnya diikuti beberapa daerah lain. Diantaranya Sragen, DKI Jakarta serta Depok serta Provinsi Jawa Tengah. Â
Di Jawa Timur, siswa belajar di rumah diawali dari Kota Surabaya.  Tapi, setelah melalui rapat marathon  sejak Jumat 13 Maret sampai  15 Maret, akhirnya Gubernur Jawa Timur memutuskan mulai Senin, 16 Maret 2020 seluruh kegiatan di sekolah dihentikan. Semua siswa belajar di rumah.Â
Guru diwajibkan melaksanakan pembelajaran daring. Bebas menggunakan platform apa saja. Sekolah hanya dikunjungi guru piket. Â Disiapkan sarana cuci tangan dan handsanitizer di sekolah. Â Tapi banyak sekolah yang "meliburkan" total seluruh siswa dan gurunya. Semuanya stay at home dan work from home. Sekolah pun sunyi.
Belajar daring di rumah tentu awalnya tidak semudah membalik tangan. Banyak kendala yang dihadapi di lapangan.  Di sisi guru, proses daring ini dilakukan dengan sosialisasi  dalam waktu dan kesempatan yang sangat singkat.Â
Akibatnya, di proses awalnya banyak menimbulkan keluhan di masyarakat lantaran sifatnya hanya pemberian tugas oleh guru ke siswa. Baik melalui Aplikasi WA, SMS atau yang lain. Guru memberi tugas. Siswa mengerjakan tugas. Bahkan, Ganjar Pranowo, gubernur Jawa tengah sampai mengingatkan agar anak-anak tidak terlalu banyak diberi tugas. Dikuatirkan teler dan menurunkan daya tahan tubuh!Â
Sejatinya, tidak semua sekolah melakukan seperti yang ramai di media sosial; Guru memberi Tugas dan  Siswa mengerjakan Tugas. Tidak seperti itu! Setahu saya di tingkat sekolah menengah (SMA/SMK/MA juga SMP/MTs), siswa sudah begitu familier dengan gadget/ smartphone.Â
Artinya siswa sudah banyak yang mandiri dalam "mengelola" handphone-nya . Maka, banyak kepala Sekolah dan guru  yang sudah merencanakan Belajar Daring secara terencana, terjadwal, terlaksana dan terukur.  Siswa tinggal mengikuti komando dari sekolah lewat gadget yang dipunyai siswa/ orngtua.  Â
KBM daring terencana, maknanya, KBM daring tidaklah boleh membebani siswa. Baik dari segi konten maupun teknis pelaksanaannya. Guru tidak melulu memberi tugas. Guru harus interaktif real time, Komunikasi langsung dengan peserta didik. KBM dikelola sekreatif mungkin dengan memanfatkan platform/ aplikasi yang ada. Â
Maka, guru-guru kreatif pun melakukan daring dengan semangat melalui Whatsapp (WA), baik Chatting maupun VC, Instagram (IG), Â Google Classroom atau Zoom. Termasuk memanfaatkan website pembelajaran gratis seperti Rumah Belajar, Ruang Guru, Zenius, Quipper, termasuk Youtube. Â
Daring juga tidak harus selalu membahas mata pelajaran. Sekali waktu membahas konten tentang Covid-19 yang diaplikasikan dengan membuat mading di rumah. Bisa membuat artikel. Puisi dan lain sebagianya. Bisa juga berupa kegiatan ketrampilan yang melatih siswa agar beraktifitas motorik di rumah.Â
Daring juga terjadwal secara pasti. Artinya,  kegiatan daring tidak boleh keluar dari ketentuan waktu dan tempat. Jika terjadwal, maka siswa dapat dipastikan stay at home (malah bisa pula di warnet atau rumah temannya untuk daring bersama). Termasuk alokasi waktu belajar yang tidak melelahkan dan menjemukan. Rata-rata, sekolah hanya menjadwalkan 2 mata pelajaran per hari. Itupun hanya untuk 4-5 hari efektif.Â
Kegiatan daring biasanya dimulai pukul 07.00-09.00. Dilanjutkan Pukul 10.00-12.00. Â Pukul 09.00-10.00, seluruh peserta didik wajib istirahat., makan minum. Terutama dianjurkan berjemur selama 10-20 menit. Durasi 2 jam pelajaran diisi dengan kegiatan interaktif antara guru mata pelajaran dengan siswa dalam Grup-Grup Kelas.Â
Di sana terjadi proses interaktif dan komunikasi secara real time. Bisa dengan memutar video bersama, diskusi, pembahasan materi termasuk penyelesaian tugas. Tugas dirancang sedemikian sehingga tidak memberatkan. Bahkan dibuat semudah mungkin agar semua siswa bisa menyelesaikan dengan baik. Semua guru wajib mendokumentasikan kegiatan daring siswa di rumah. Siswa mengirim foto aktifitas daring ke guru mapel masing-masing.
Hari Jumat (kadang ditambah Sabtu), tidak ada KBM daring. Semua siswa wajib olahraga (di sekitar rumah). Bersih-bersih rumah, membantu orangtua, berjemur dan melakukan aktifitas positif lainnya. Tidak keluyuran tanpa keperluan yang pasti. Koordinator sekolah akan meminta beberapa perwakilan kelas secara acak untuk melaporkan berupa foto kegiatan anak-anak di rumah saat tidak ada KBM daring.Â
Awalnya, memang banyak keluhan tentang proses daring. Seiring perjalanan waktu yang diimbangi dengan berbagi kreatifitas guru, maka proses daring jadi mengasyikkan. Â Tidak banyak keluhan lagi dari siswa maupun orangtua karena saluran informasi dan komunikasi ke sekolah terbuka seluas-luasnya. Artinya, jika ada keluhan dari rumah maka wajib disampaikan ke sekolah untuk dicarikan solusinya.
Memang, proses daring ini tidak diwajibkan untuk menuntaskan konten kurikulum, sesuai harapan Mas Menteri.  Namun, KBM daring tetap harus terukur. Artinya, selain interaktif dan komunikasi dua arah, diskusi serta  pembahasan materi dan soal, guru-guru di lapangan pun tetap melaksanakan proses penilaian. Terutama penilaian sikap dan ketrampilan.Â
Seluruh aktivitas siswa (kehadiran, respon terhadap pertanyaan pendek, aktifitas belajar dan penyelesaian tugas dll). Semua  dinilai secara objektif oleh guru mata pelajaran. Harapannya, KBM daring secara kualitatif dan kuantitatif akan tercapai hasilnya secara simultan.  Â
Terpantau
Tak kalah pentingnya adalah proses pemantauan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Koordinator serta  wali kelas.  Mereka secara serempak melakukan pemantauan akan kelancaran proses daring di kelas sehingga proses ini dapat dipastikan 80%-95% berjalan dengan lancar dan tertib.
Kegiatan daring yang terencana, terjadwal, terlaksana dengan pantauan serta terukur sangatlah diperlukan karena KLB Pandemi Corona Virus belumlah usai. Â Sejak dimulai Senin 16 Â Maret 2020, sudah dua kali masa daring diperpanjang. Bahkan, info hari ini, untuk Pendidikan Menengah di Jawa Timur, kegiatan daring diperpanjang sampai Minggu 19 April 2020.Â
Namun banyak daerah yang mengeluarkan kebijakan yang berbeda. Â Bahkan kalau mengacu pada Surat Edaran (SE) Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB, kegiatan daring malah bisa sampai akhir bulan Mei 2020. Â Artinya, diperlukan strategi khusus agar anak tetap belajar sampai di akhir masa pendidikan yng jatuh di bulan Juni 2020.
Harapannya, semoga wabah Pandemi Covid -19 segera berakhir. Anak-anak bisa sekolah kembali. Bisa belajar kembali. Semua bisa berktifitas kembali secara normal. Semoga kita semua selalu sehat wal afiat. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H