Daring juga tidak harus selalu membahas mata pelajaran. Sekali waktu membahas konten tentang Covid-19 yang diaplikasikan dengan membuat mading di rumah. Bisa membuat artikel. Puisi dan lain sebagianya. Bisa juga berupa kegiatan ketrampilan yang melatih siswa agar beraktifitas motorik di rumah.Â
Daring juga terjadwal secara pasti. Artinya,  kegiatan daring tidak boleh keluar dari ketentuan waktu dan tempat. Jika terjadwal, maka siswa dapat dipastikan stay at home (malah bisa pula di warnet atau rumah temannya untuk daring bersama). Termasuk alokasi waktu belajar yang tidak melelahkan dan menjemukan. Rata-rata, sekolah hanya menjadwalkan 2 mata pelajaran per hari. Itupun hanya untuk 4-5 hari efektif.Â
Kegiatan daring biasanya dimulai pukul 07.00-09.00. Dilanjutkan Pukul 10.00-12.00. Â Pukul 09.00-10.00, seluruh peserta didik wajib istirahat., makan minum. Terutama dianjurkan berjemur selama 10-20 menit. Durasi 2 jam pelajaran diisi dengan kegiatan interaktif antara guru mata pelajaran dengan siswa dalam Grup-Grup Kelas.Â
Di sana terjadi proses interaktif dan komunikasi secara real time. Bisa dengan memutar video bersama, diskusi, pembahasan materi termasuk penyelesaian tugas. Tugas dirancang sedemikian sehingga tidak memberatkan. Bahkan dibuat semudah mungkin agar semua siswa bisa menyelesaikan dengan baik. Semua guru wajib mendokumentasikan kegiatan daring siswa di rumah. Siswa mengirim foto aktifitas daring ke guru mapel masing-masing.
Hari Jumat (kadang ditambah Sabtu), tidak ada KBM daring. Semua siswa wajib olahraga (di sekitar rumah). Bersih-bersih rumah, membantu orangtua, berjemur dan melakukan aktifitas positif lainnya. Tidak keluyuran tanpa keperluan yang pasti. Koordinator sekolah akan meminta beberapa perwakilan kelas secara acak untuk melaporkan berupa foto kegiatan anak-anak di rumah saat tidak ada KBM daring.Â
Awalnya, memang banyak keluhan tentang proses daring. Seiring perjalanan waktu yang diimbangi dengan berbagi kreatifitas guru, maka proses daring jadi mengasyikkan. Â Tidak banyak keluhan lagi dari siswa maupun orangtua karena saluran informasi dan komunikasi ke sekolah terbuka seluas-luasnya. Artinya, jika ada keluhan dari rumah maka wajib disampaikan ke sekolah untuk dicarikan solusinya.
Memang, proses daring ini tidak diwajibkan untuk menuntaskan konten kurikulum, sesuai harapan Mas Menteri.  Namun, KBM daring tetap harus terukur. Artinya, selain interaktif dan komunikasi dua arah, diskusi serta  pembahasan materi dan soal, guru-guru di lapangan pun tetap melaksanakan proses penilaian. Terutama penilaian sikap dan ketrampilan.Â
Seluruh aktivitas siswa (kehadiran, respon terhadap pertanyaan pendek, aktifitas belajar dan penyelesaian tugas dll). Semua  dinilai secara objektif oleh guru mata pelajaran. Harapannya, KBM daring secara kualitatif dan kuantitatif akan tercapai hasilnya secara simultan.  Â
Terpantau
Tak kalah pentingnya adalah proses pemantauan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Koordinator serta  wali kelas.  Mereka secara serempak melakukan pemantauan akan kelancaran proses daring di kelas sehingga proses ini dapat dipastikan 80%-95% berjalan dengan lancar dan tertib.