Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Gebrakan Jatim, USBN Berbasis "Smartphone"

16 Januari 2019   14:11 Diperbarui: 17 Januari 2019   07:32 2152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian pakai smartphone. Why Not?! Di zaman milenial ini, siapa yang nggak kenal smartphone. Di kalangan anak muda (pelajar), smartphone kadang bisa jadi segala-galanya. Tanpa smartphone, anak-anak remaja ini seakan kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan kesehariannya.  

Tidak percaya, ambil saja smartphone anak-anak kita saat di rumah. Amankan sehari atau dua hari. Jangan berikan smartphone-nya. Apa yang terjadi?

Nah, untuk memaksimalkan penggunaan smartphone di kalangan pelajar, maka Dinas Provinsi Jawa Timur, tahun ini mulai merintis pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) menggunakan smartphone. 

Ini sekaligus memperluas penggunaan smartphone yang sudah dilaksanakan di beberapa sekolah elit,  yang dalam proses Ujian-nya (Ulangan Harian, Ulangan Blok dan ulangan lain) sudah menggunakan smartphone.......

Ujian Nasional
Sejak 2 tahun terakhir, Ujian Nasional  dilaksanakan berbasis komputer. Dikenal sebagai UNBK. Tetapi untuk daerah tertentu, Ujian Nasional masih ada yang ujiannya Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Ini karena situasi dan kondisi satuan pendidikan serta keadaan geografi wilayah di Indonesia yang beragam. 

Mungkin, di satuan pendidikan -di daerah tertentu- ada kendala infrastruktur dan teknis. Seperti, tidak tersedianya hardware komputer dengan jumlah memadai. 

Kendala lain tidak dilaksanakannya UNBK karena lemahnya dukungan teknis. Semisal, daerah di mana satuan pendidikan berada, tidak terjangkau  jaringan internet alias masuk kawasan blank spot. Bisa pula sudah ada jaringan internet, tapi sinyalnya lemot. Kondisi semacam ini akhirnya menghendaki Ujian Nasional tetap berbasis kertas dan pensil.

UN dan USBN
Karena namanya Ujian Nasional, maka segala sesuatunya tentu diatur dan disiapkan oleh pusat. Dalam dalam hal ini adalah Kemendikbud yang mengeluarkan peraturan pelaksanaan dan beberapa aturan teknis. 

Produk hukumnya berupa Permendikbud (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan). Sedangkan regulasi tentang konten ujian dan beberapa penjelasan detil teknis Ujian Nasional dikeluarkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Produk hukumnya disebut POS (Prosedur Operasional Standar). 

Tapi penyediaan hardware adalah tanggung jawab tiap-tiap satuan pendidikan (sekolah). Agar sekolah bisa melaksanakan UNBK wajib tersedia 2 unit server dan komputer sebanyak minimal 35-40% dari jumlah siswa.

Jadi kalau ada 100 peserta yang ikut Ujian Nasional, maka sekolah tersebut harus menyiapkan minimal 33 unit Komputer dan 2 unit komputer cadangan. Plus 2 server. Masih ditambah 1 unit generator set (genset) sebagai cadangan bila listrik padam.

Server UNBK di sekolah biasanya spesifikasinya Core i5. Sedangkan untuk peserta ujian, bisa menggunakan komputer berbasis Corei3. Dual Core atau Core two Duo  juga masih layak digunakan UNBK.

Namun perlu dipahami, selain Ujian Nasional, adapula yang disebut USBN. Kependekan  dari Ujian Sekolah Berstandar Nasional.  Jika Ujian Nasional, segala tetek bengek disiapkan oleh pusat, maka untuk  USBN hanya sebagian saja yang disiapkan oleh pusat. Boleh dikatakan, USBN merupakan kolaborasi dan kerja sama antara Pusat dan Daerah. 

Pusat diwakili Kemendikbud  dan BSNP yang menyusun dan menetapkan  seluruh kisi-kisi soal dari seluruh Mata Pelajaran yang diujikan. Selain itu Pusat juga "menyumbang" sekitar 25-30% soal USBN. Soal-soal lainnya dikembangkan dan disusun oleh MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) di Tingkat Provinsi mengacu pada kisi-kisi USBN yang dibuat oleh Pusat. 

USBN Berbasis Smartphone

Alur Kegiatan USBN BKS (Presentasi Disdik Prov Jatim)
Alur Kegiatan USBN BKS (Presentasi Disdik Prov Jatim)

Di Jawa Timur,  pelaksanaan Ujian Nasional mayoritas sudah berbasis komputer.  Presentasenya hampir mencapai 100%.  Begitu juga dengan USBN. Di tahun 2018 pelaksanaan UN dan USBN masih bervariasi. 

Ada yang berbasis komputer ada pula yang berbasis kertas. Kendala utama pelaksanaan USBN adalah banyaknya mata pelajaran yang diujikan. Tahun kemarin jumlahnya tak kurang dari 15 mata pelajaran. Akibatnya, ya USBN dilaksanakan selama 15 hari.  

Lamanya pelaksanaan USBN, mengkuatirkan banyak pihak. Terutama kondisi fisik dan psikologis siswa yang harus ujian (USBN) selama  15 hari berturut-turut.  

Lalu jeda beberapa hari, kemudian  disambung lagi UNBK selama 4 hari. Sebagai catatan, sebelum USBN pun siswa harus melalui tahapan Ujian Praktik lho, di sekolah. Jika kondisi ini tidak disiasati dengan baik, anak-anak bisa spaneng alias stress. 

Selain kondisi siswa, kondisi hardware juga dikhawatirkan banyak pihak. Jika selama 15 hari digeber tanpa henti. Dalam satu hari  digeber rata-rata minimal 7 jam, dikhawatirkan si komputer itu jebol sebelum UNBK digelar. 

Nah, untuk menyiasati beberapa persoalan USBN di tahun 2018, maka Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Tahun 2019  mulai  mengenalkan dan memelopori USBN BKS. USBN BKS adalah Ujian Nasional Berbasis Komputer dan smartphone. Kalau di tahun 2018, USBN sudah berbasis komputer sekarang ditambah smartphone. 

Secara konsep, USBN BKS ini nanti akan memangkas beberapa masalah yang muncul dalam pelaksanaan USBN. Di antaranya, pelaksanaan USBN Ujian (USBN) dilaksanakan di saat jam-jam belajar, diawasi guru-guru yang sedang mengajar. 

Ujian bisa dilaksanakan di kelas masing-masing, tanpa harus ke Laboratorium Komputer. Siswa kelas X dan XI tidak perlu diliburkan, karena gurunya tidak terganggu untuk mengawasi USBN. 

Agaknya gebrakan ini patut diapresiasi dan segera ditindaklanjuti oleh satuan pendidikan (sekolah). Mengapa? Karena , saat tulisan ini dibuat, USBN akan berlangsung kurang lebih 45 hari lagi. 

Jadwal yang sudah resmi beredar, USBN dilaksanakan mulai Senin, 4 Maret 2019. Maka sekolah-sekolah harus secepatnya melakukan langkah-langkah antisipasi. Antara lain:

1. Pendataan jumlah siswa yang memiliki smartphone. Jika tidak punya, sekolah wajib memfasilitasi dengan komputer di Laboratorium Komputer

2. Mulai melatih dan membiasakan siswa ujian (membaca soal, mencermati soal serta mengerjakan soal) dengan menggunakan smartphone yang layarnya imut dengan view tampilannya mini. Ini agar siswa lebih terbiasa saja. 

3, Berlatih/simulasi ujian dengan aplikasi yang sudah disiapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi (jika sudah di-launching) sesegera mungkin dengan frekuensi sebanyak mungkin. 

4. Mengadakan kegiatan drill soal, latihan soal, pembahasan soal karena bagaimanapun juga, hasil USBN akan langsung terlaporkan ke server provinsi. Nilai yang terekam akan memotret kulitas hasil belajar siswa di sekolah tersebut. Singkatnya, USBN BKS akan jadi barometer kualitas pendidikan di suatu lembaga. Nah...!

Semoga langkah  Jawa Timur ini bisa sukses pelaksanaan dan sukses hasil. Aamiin. Itulah harapan kita semua..... salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun