Awalnya, tak banyak yang memperhatikan, Arca Figur Bertopi yang ditemukan di dekat reruntuhan Candi Selokelir, Lereng Barat Daya, Bukit Sarahklopo, anak  Gunung Penanggungan ini adalah arca penting. Penting, lantaran arca ini  termasuk mewakili dan tinggalan karya seni pahat warisan Majapahit akhir.Â
Sekaligus, satu-satunya (saat ini) yang tersisa, sebagai penggambaran Tokoh Panji.  Saat ditemukan pertamakali oleh Broekveldt  tahun 1904, kondisi  Candi Selokelir nyaris hancur total.Â
Namun, catatan Broekveldt masih menyebut adanya dua teras bangunan. Digambarkan pula saat itu, view di sekitar candi dan di depan candi sangat indah. Saat itu, arca figur bertopi belum ditemukan.Â
Keberadaan arca langka yang menggambarkan figur bertopi ini, dilaporkan oleh Stutterheim, sesaat setelah mengeksplorasi Candi Selokelir di tahun 1936. Setelah membandingkan kesamaan ciri topi pada arca di Candi Selokelir dengan ciri topi pada adegan relief  cerita dari Gambyok, Kediri, Stutterheim  sampai pada kesimpulan, bahwa arca/ patung ini juga adalah gambaran dari tokoh Panji.Â
Setelah ditemukan dan didokumentasikan oleh sarjana  Belanda, arca ini tidak diketahui rimbanya. Lalu, berdasarkan data-data foto tinggalan Dinas Purbakala Belanda dan hasrat yang kuat mempelajari Panji, akhirnya Arca Figur Bertopi  ini ditemukan kembali oleh Lidya Kieven, seorang arkeolog (antropolog) Jerman, atas bantuan Soedarmaji Damais, tersimpan dengan baik di Perpustakaan Seni Rupa ITB (Institut Teknologi Bandung).
Dari foto-foto dokumentasi sarjana Belanda,  saat awal ditemukan kondisi Arca Panji, sangat memprihatinkan. Arca ini terpotong jadi tiga. Mulanya ditemukan 2 potongan arca. Potongan pertama, bagian tubuh arca, dari  dengkul sampai leher. Potongan kedua, dari dengkul  sampai jari-jari. Kaki menempel pada padmasana. Landasan arca yang biasanya untuk meletakkan arca-arca dewa.Â
Setelah potongan kepala ditemukan, begitu dipadukan,  baru nampak secara keseluruhan profil arca figur bertopi ini. Sepintas wajahnya sedikit tertunduk dengan pandangan yang lembut, redup. Menjadikan arca ini mirip-mirip  arca seorang perempuan.Â
Dugaan utama yang mengarahkan pada sosok Panji adalah topinya. Topi seperti ini disebut Tekes. Bagian depan dan belakang topinya lancip. Dari samping, topinya eksotik karena berbentuk Bulan Sabit. Seperti topi-topi yang menggambarakan sosok bangsawan di relief candi. Topi Tekes yang unik dan khas ini  menutupi rabut ikal-nya yang tebal.Â
"Tangan Panji memegang kuncup bunga teratai di dadanya. Simbol meditasi dan kesempuranaan. Sosok ini makin sempurna ketika ada hiasan upawita  atau tali suci. Secara keseluruhan, dari arca setinggi 150cm ini,  tergambar sosok yang bertelanjang dada, memakai kain panjang, tangan kiri lurus ke bawah.Â
Figur arca ini juga dilengkapi dengan gelang, anting-anting panjang serta cincin kaki,"demikian tulis Lydia Kieven dalam bukunya  Menelusuri Figur Bertopi Dalam Relief Candi Zaman Majapahit.