Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

[Foto] Wajah Eksotik Gunung Kelud

1 Januari 2019   17:12 Diperbarui: 2 Januari 2019   02:12 2527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir 4 tahun lalu Gunung Kelud meletus. Gunung bernama  kuno Gunung Kampud ini meletus dahsyat, Kamis 13 Pebruari 2014, sekira  pukul 22.50 WIB. (Lihat artikel Kelud Meletus). 

Berjuta-juta material padat dan gas disemburkan Dar lohi perut bumi dilontarkan ke angkasa. Material-material berat  (batu, kerikil dan pasir) jatuh  kembali di sekitar Gunung Kelud. Tapi debu dan abunya terbawa angin melanda hampir seluruh Pulau Jawa. Bunyi Petir gemuruh dengan kilatan-kilatan menyilaukan berkali-kali menyalak di atas Kelud.

Masyarakat di sekitar lereng dan kaki Gunung Kelud tentu sangat was was dengan peristiwa ini. Selain bahaya secara fisik, masyarakat Kediri dan sekitaranya juga selalu terngiang  dengan sapatha (semacam kutukan) dari Lembu Sura (tokoh legenda).  Yen Kelud mbledos. Kediri dadi kali, Blitar dadi latar.  Tulungagung dadi Kedung. Bila Kelud meletus, Kediri akan jadi sungai. Blitar akan rata dengan tanah. Tulungagung akan tenggelam jadi danau! Sungguh menyeramkan.

Begitulah, walau tanpa ada kutukan pun, letusan dahsyat kelud memang  menimbulkan begitu banyak pengorbanan bagi warga, terutama di Kediri dan Ngantang, Malang. Blitar kala itu terdampak tapi tidak seberapa.. 

Pasca letusan 2014 | dokpri
Pasca letusan 2014 | dokpri
Pasca letusan 2014 | dokpri
Pasca letusan 2014 | dokpri
Lalu, bagaimana wajah Kelud Pasca Erupsi hebat 2014 tersebut?  Minggu, 9 Maret 2014 saya  ke Kediri. Menyempatkan "mampir" ke Gunung Kelud. Ternyata itu hari kedua Wisata Kelud resmi dibuka oleh Pemkab Kediri. 

Walau dibatasi hanya sampai jarak 3 kilometer dari Puncak Kelud,  siang itu saya dan istri melihat wajah Gunung Kelud yang berubah total dari sebelumnya. Seperti baru saja kejatuhan BOM! Bukit-bukit kering kerontang. Kayu-kayu kering dan  meranggas. Bentang alam dipenuhi pasir dan debu.

Ya, di hari Minggu 9 Maret 2014 itu  ke-2  Wisata Gunung Kelud  resmi dibuka kembali untuk umum. Tiket masuk tidak ada perubahan. Masih 10ribu rupiah. Hanya motor yang diijinkan naik mendekati puncak. 

Pengunjung bermobil harus memarkir kendaraan  di area depan Museum Kelud. Untuk menuju kawasan puncak, sudah disiapkan Shuttle Car. Sejenis Pick Up yang sudah dimodifikasi. Setiap 20 menit, mobil shuttle ini mondar- mandir mengangkuti pengunjung.  Inipun tidak sampai lokasi teratas (dekat puncak). Untuk mendekati area yang diijinkan (3 kilometer dari puncak) harus oper Ojek. Biaya totalnya (tiket+shuttle+ojek) sekitar 35 ribu.

Seiring perjalanan waktu. Dimulailah pekerjaan-pekerjaan perbaikan infrastruktur menuju puncak Gunung Kelud.  Akhirnya, dalam waktu setengah tahun berikutnya,  Wisata Gunung Kelud dibuka secara total. Ini  memutar kembali roda ekonomi masyarakat. Warga terdampak yang sebagian adalah pertani/ peladang  mulai beraktifitas di sektor wisata. 

Ada belasan tukang parkir. Puluhan Tukang Ojek pun siap mengangkuti pengunjung. Warung-warung yang dikelola warga sekitar juga mulai mengeliat.  Ini juga tak lepas dari diturunkannya status Kelud menjadi siaga dan perbaikan rumah rusak akibat letusan  Kelud telah tertangani dengan baik secara keseluruhan.

Wajah Kelud 2018

Pasca letusan dahsyat, semua infrastruktur dekat kawah hancur dan tertutup pasir. Menyisakan tebing batu yang tetap kokoh berdiri. Maka, secara perlahan pihak pemerintah Kabupaten Kediri mulai mengerahkan alat berat untuk menyingkirkan pasir tebal dan berkubik-kubik yang mengubur jalan utama ke arah puncak dan kawah Gunung Kelud. Akhirnya, pekerjaan multi years itu pun semakin menampakkan hasilnya. Akses ke puncak dan ke kawah gunung Kelud mulai terbuka.

Jalan yang mulai nampak setelah terkubur material letusan 2018 | dokpri
Jalan yang mulai nampak setelah terkubur material letusan 2018 | dokpri
Mulut terowongan Ke Kawah kelud sebelum letusan | dokpri
Mulut terowongan Ke Kawah kelud sebelum letusan | dokpri
akses jalan ke arah terowongan dan kawah Kelud | dokpri
akses jalan ke arah terowongan dan kawah Kelud | dokpri
Akses ke terowongan dan kawah Desember 2018 | dokpri
Akses ke terowongan dan kawah Desember 2018 | dokpri
Kujungi Kelud 2018

Terowongan Kelud, sebagai satu-satunya jalan masuk menuju kawah sudah terbuka. Kondisi jalan yang dulu beraspal sekarang jadi berpasir kasar dipenuhi koral. Hanya motor dan pengemudi ojek dari warga lokal yang diijinkan melewatinya. 

Tidak semua pengunjung Gunung Kelud punya nyali untuk menuju kawah Kelud. Perjalanan dari tempat parkir kendaraan  ke lokasi kawah lumayan masih jauh. Jika ingin menuju ke lokasi kawah, masih memerlukan jasa Ojek. 

Jika jalan kaki masih perlu waktu 2 jam. Ongkos Ojek (di hari biasa weekday), besarnya 50ribu. Penumpang akan langsung diantar menuju bibir kawah. Tapi, jika hari besar (minggu dan hari libur), maka rute ojek dipecah jadi 2. Rute pertama ongkosnya 15 ribu PP. Lalu  disambung rute kedua dengan ongkos 25 PP. Tapi..., antara 2 titik ojek itu, pengunjung harus jalan kaki lho. Entah kenapa demikian. Bagi rezeki mungkin.

Kawah dengan anak gunung Kelud sebelum meletus | dokpri
Kawah dengan anak gunung Kelud sebelum meletus | dokpri
Kawah Kelud Desember 2018 | dokpri
Kawah Kelud Desember 2018 | dokpri
Di pertengahan Desember 2018, sekitar pukul 10.00, kami menginjak lagi bumi Kediri, di Gunung Kelud. Kendaraan parkir di tempat biasanya. Agak susah cari tempat kosong karena tempat parkir penuh dengan mobil touring keluaran Mitsubishi  yang berjejer di area parkir. Tanpa buang waktu, kami segera menuju tempat ojek yang akan mengantar ke kawah Kelud.   

Setelah ongkos deal dengan pengemudi Ojek, perjalanan pun dilanjutkan. Menyusuri jalan rumpil bepasir kasar. Udara gunung yang segar datang menyergap. Awalnya mendung dan kabut yang menyambut, agak mengkuatirkan. Jangan-jangan di tengah perjalanan turun hujan. Syukurlah berangsur siang, kabut beranjak pergi, sekitar gunung makin cerah.  

Pagi itu view Kelud sangat cantik.  Pohon-pohon mulai tumbuh besar menghijau. Bentang alamnya sangat mengagumkan. Bukit-bukit kokoh berdiri,  menampakkan kegagahannya. Sepanjang perjalanan naik Ojek, saya rasakan benar-benar fresh. Akhirnya, hampir rombongan motor hampir tiba  ujung perjalanan. Ini sesi paling seru. 

Naik motor memasuki terowongan gelap gulita.  Hanya lampu motor sebagai penerangan jalan. Dulu ada lampu-lampu penerangan yang bergelatungan di dinding terowongan. Sekarang sudah tidak ada sama sekali. Lantai terowongan basah dan becek. Tapi dengan pede-nya pengemudi ojek santai melewatinya

Saksi bisu letusan Kelud...... | dokpri
Saksi bisu letusan Kelud...... | dokpri
Terowongan Kelud.....dari arah kawah | dokpri
Terowongan Kelud.....dari arah kawah | dokpri
Tebing Kelud 2018 | dokpri
Tebing Kelud 2018 | dokpri
Begitu keluar terowongan, fuiiih.. serasa tiba di planet lain. Kaldera Gunung Kelud terhampar di depan mata. Kami ada di sebuah lembah yang dikelilingi tebing batu yang tinggi.  Infrastuktur yang tersisa (mungkin baru dibangun kembali) adalah stasiun pengamatan gunung api untuk mendeteksi aktivitas vulkanik dan gempa di sekitar kawah.  

Tangga turun ke kawah sudah lenyap. Anak gunung Kelud yang dulu tumbuh setiap  detik,  dan menyumbat mulut kawah, sekarang musnah tak berbekas. Dorongan tenaga dahsyat dari perut bumi sudah menghancurkan dan melontarkannya ke segala penjuru.

Mulut kawah gunung  saat ini menampilkan view eksotik. Tertutup genangan air hijau army. Di bawah genangan itu adalah lubang magma Gunung Kelud. Sebagai gunung aktif, saat ini Gunung Kelud sedang istirahat. Sedang mengumpulkan tenaga dan material-material di bawah genangan air yang kelihatan tenang. 

Walaupun air  kawah kelihatan tenang, tapi kondisi ini juga membuat was-was para pengamat gunung. Perlu diketahui, volume air ini akan terus bertambah sepanjang hari dan sepanjang tahun. Dulu, sebelum letusan, air kawah akan selalu mengalir keluar, karena sudah dibuatkan terowongan pembuangan yang disebut sebagai Terowongan Ampera. 

Saya pernah mandi air panas dari buangan air kawah yang bercampur belerang itu, setelah turun bukit sebanyak 600 tangga. Namun, sampai hari ini, mulut terowongan pembuangan belum ditemukan. Jika, terowongan tidak ditemukan dan volume air kawah berlebihan maka jika ada erupsi maka air kawah akan jadi sumber bencana tersendiri disamping material padat.

Maka, menurut informasi, per 1 Januari 2019. Proyek rehabilitasi dan revitalisasi Gunung Kelud akan dimaksimalkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Maka untuk memperlancar kegiatan, semua akses ke Gunung Kelud akan ditutup untuk pengunjung. Jadi, kalau anda penasaran dengan wajah Kelud, sabar saja, ditunggu sampai Gunung Kelud dibuka kembali.......... 

Stasiun pengamatan gunung dekat kawah 2018 | dokpri
Stasiun pengamatan gunung dekat kawah 2018 | dokpri
View sekitar kawah Kelud 2018 | dokpri
View sekitar kawah Kelud 2018 | dokpri
1.  FOTO EKSKLUSIF GUNUNG KELUD
2. KELUD RESMI DIBUKA
3. Catatan Letusan Tertua Kelud ada Di Nagara Krtagama
4. Letusan Gunung Kelud

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun