Suatu ketika, terjadi perang antara kedua bupati ini yang memaksa Njai Roro Kiendjeng melarikan diri dan bersembunyi. Kebetulan saat itu kapal Tjoa Kwi sedang berlabuh dan akhirnya menjadi tempat persembunyian sang putri. Singkat cerita, sang putri jatuh hati pada Tjoa muda dan mereka pun menikah. Sejak saat itulah, Tjoa menjadi orang kaya di Surabaya karena memiliki akses dan hak-hak istimewa karena kedudukannya sebagai ipar bupati Surabaya.
Keluarga The
Kapiten The Sing Koo, adalah cucu Kapiten Han Bwee Koong. Jadi sebenarnya keluarga The masih keluarga Han juga. Putra dari The Sing Koo adalah adalah The Goan Tjing. Saat usia The Goan Tjing 30 tahun, ayahnya pensiun sebagai Kapiten Cina Surabaya. Ditunjuklah The Goan Tjing sebagi penggantinya.  Dalam masa berikutnya, The Goan Tjing menjadi majoor di Surabaya. Dari nama The Goan Tjing inilah yang kemudian memunculkan nama keluarga The.
Tokoh Etnis Cina Paling berpengaruh di PasuruanÂ
Han Hoo Tong
Keluarga Han paling terkenal di Pasuruan adalah Han Hoo Tong yang lahir tahun 1860. Dikenal sebagai pemilik pabrik Gula Plered, Pasuruan. Ayahnya bernama Han Sam Pwee. Ibunya bernama Tan Tin Nio. Mempunyai 2 istri yaitu Ong Ik Nio dan Tan Khai Nio. Han Hoo Tong merupakan cucu dari Han Swie Hien yang menikah dengan Kwee Pik Nio.
Han Hoo Tong, adalah saudara kandung dari Han Hoo Tjoan, Kapiten Cina di Pasuruan saat itu yang juga dikenal sebagai pengusaha gula. Han Hoo Tong dan Han Hoo Lan, adiknya, mengelola Pabrik Gula Plered mulai tahun 1899 sepeninggal Han Hoo Tjoan.
Selain dikenal sebagai pengusaha, Han Hoo Tong juga sangat peduli pada pendidikan. Maka dia mendirikan sekaligus jadi ketua pertama THHK (Tiong Hwa Hwee Koan) yaitu sekolah Tionghoa pertama di Pasuruan. Saat ini, bekas THHK dikenal sebagai gedung megah yang dikelola oleh Yayasan Pancasila yang tepat berada di depan Rumah Singa Pasuruan.
Kwee Sik Poo (1847-1930) juga pengusaha gula terkenal di Pasuruan. Saat masa jayanya, Kwee Sik Poo membangun banyak properti megah bergaya Indische Empire yang nge-trend saat itu. Salah satu tinggalan monumental keluarga Kwee di Pasuruan yang saat ini masih ada yakni Rumah Singa, yang terletak di Jalan Hasanudin Pasuruan. Disebut Rumah Singa karena di halaman rumah yang pagar dan pintunya selalu terkunci rapat itu terdapat patung singa.
Dua nama di atas adalah tokoh penting di Pasuruan tahun 1800 an. Mereka adalah pengusaha gula yang  hidup sejaman dengan Oei Tiong Ham, raja gula dari Semarang. Â