Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tiga Balung Buto, Temuan Terbaru Situs Sangiran

25 Maret 2018   10:56 Diperbarui: 26 Maret 2018   04:18 1972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga Balung Buto (Tulang Raksasa) kembali ditemukan di Sangiran tahun 2017. Di tiga lokasi terpisah, Harsono, Saroni dan Santoso menemukan fosil hewan raksasa purba yang makin meyakinkan bahwa Sangiran adalah tempat hidup vertebrata (hewan bertulang belakang) dan hominid (ras manusia) di masa lalu.

3 penemu Balung Buto
3 penemu Balung Buto
Sebelum  datangnya peneliti asing di tahun 1930, masyarakat Sangiran sebenarnya tidak asing dengan Balung Buto.  Seringkali mereka menemukan tulang tulang seperti ini saat mencangkul atau mendongkel tanah di tegal dan sawah mereka.  
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Konon,  tulang-tulang itu dipercaya sebagai obat mujarab untuk penyakit tertentu. Bahkan, masyarakat di sana percaya bahwa tulang-tulang itu adalah serpihan tulang manusia raksasa penghuni bukit-bukit Sangiran di masa lampau. Akibat terjadinya pertarungan dan pertempuran maka berseraklah tulang-tulang raksasa di bukit bukit Sangiran dan sekitarnya.

Begitu peneliti asing tiba,  terutama saat Ralph Von Konigswald  mau "membayar"  balung buto itu dengan Gulden atau bahan makanan, maka  gambaran mitos pun berubah secara radikal.  Ternyata Balung Buto identik dengan uang dan bahan pangan.
Nah,  penemuan terbaru tahun 2017 ini makin memperpanjang deret penemuan-penemuan tulang-tulang raksasa di Sangiran yang saat ini sudah dimasukkan sebagai zona cagar budaya dengan luas 59km persegi.
Ilmuwan palaeantropologi (juga masyarakat sekitar) sangat yakin di kerak bumi Sangiran masih terkubur kekayaan fosil yang tak ternilai harganya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tiga Fosil

Pertama,  Harsono di tanggal 14 September 2017 menemukan tulang kaki depan Gajah Purba.
Lalu, tanggal 29 September 2017,  Santoso menemukan sebuah tulang paha gajah purba (Femur Proboscidea), di desa Dayu Kecamatan Gondangrejo.
Penemuan terakhir terjadi tanggal 2 Oktober 2017 saat Saroni menemukan tulang rusuk gajah purba (Crostae Proboscidea). 

Ketiga Balung Buto (tulang raksasa itu) saat ini terpajang sebagai salah satu koleksi Museum Sangiran,  klaster Krikilan.  Menariknya,  ketiga temuan itu ada di lapisan Kabuh, yaitu lapisan berusia 700.000 - 500.000 tahun yang lalu.

Sebagai gambaran besarnya ukuran Balung Buto, penulis letakkan sebuah balpoin dengan panjang sekitar 15cm. Nampak terlihat bahwa ukuran tulang raksasa ini sangatlah besar. Tidak ada saat ini vertebrata yang tulangnya seukuran itu. 

Maka,  kita sangat mengapresiasi pada warga Sangiran yang masih mendahulukan kepetingan dunia ilmu pengetahuan dibanding sekedar kepulan asap dapur dengan melaporkan temuannya ke instansi terkait. Mudah mudahan ke depan temuan temuan yang ada akan terkumpulkan dan para ahli akan mampu merekonstruksi wujud raksasa dari pemilik Balung Buto itu. Semoga.

noted : nulis via mobile, perlu kesabaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun