Catatan Nagara Krtagamaataupun Prasasti Singhasari (Prasasti Gajah Mada), dua dari sumber utama kajian sejarah klasik ,  belum cukup menjelaskan Gajah Mada secara detil dan utuh. Demikian pula beberapa babad yang muncul belakangan. Bahkan, beberapa babad menjelaskan sosok sang Mahapatih sebagai tokoh diawang-awang dan berasal dari negeri antah berantah. Seperti cerita negeri dongeng.  Menjadikan sosok  Gajah Makin misterius.Â
Maka, sengaja judul artikel ini adalah Gajah Mada dari A sampai X, karena  Z nya belum ditemukan! Namun, paling tidak, artikel kurasi tentang Gajah Mada ini  bisa memberi gambaran, sosok Gajah Mada  dengan pendekatan-pendekatan sejarah, hasil pembacaan karya Sastra, pembacaan prasasti serta analisa dan kajian sejarah. Tak  lupa, hasil othak athik mathuk juga ditampilkan. Ini akan memperkaya kajian-kajian tentang sosok  pesohor Majapahit ini.  Semua ulasan bermuara untuk  mengingatkan anak cucu, bahwa di Nusantara pernah lahir orang besar bernama Gajah Mada.
GAJAH MADA LAHIR DI PANDAAN, GAJAH MADA KAPOLRI MAJAPAHIT, MADAKARIPURA. PESANGGRAHAN INDAH MILIK  GAJAH MADA, INI WAJAH GAJAH MADA YANG SESUNGGUHNYA, TULISAN PRASASTI BERBUNYI GAJAH MADA, BAHKAN SEANDAINYA GAJAH MADA ITU BENAR, KERANCUAN SEJARAH GAJAH MADA,GAJAH MADA ORANG BATAK
1. LAHIR Â
Tidak ada yang tahu pasti kapan dan dimana  Gajah Mada kecil dilahirkan, kecuali ayah dan ibunya. Lantaran tak ada sumber-sumber  tertulis yang menyebutnya dengan jelas, tegas dan pasti.  Beberapa babad mengungkap kelahiran Gajah Mada dengan ulasan yang jauh di atas logika. Namun, ada seorang Muh. Yamin, tokoh pergerakan yang berkiprah besar dalam kemerdekaan, berani menyebut asal usul Gajah Mada. Pendapat Yamin ini diungkap kembali oleh Agus Aris Munandar, doktor dan pakar arkeologi dari Universitas Indonesia. Â
Intinya, kedua tokoh ini menyebut Gajah Mada lahir di sekitaran hulu Sungai Brantas.  Di kaki Gunung Kawi dan Gunung Arjuna.  Agus Aris Munandar yakin dan tegas menyebutkan Gajah Mada Lahir di Pandaan, sebuah kota kecil yang sedang berkembang di Lereng Gunung Welirang Arjuna. Pandaan atau Pandakan (sekrang termasuk wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur),  pernah dicatat sebagai tempat istimewa oleh Pararaton, saat  luluh lantaknya Singhasari dan tumbuhnya Majapahit. Nah, untuk mengetahui kisah-kisah kelahiran Gajah Mada, simak artikelnya. Selamat membaca.
2. KARIR
Kecermatan. kecerdasan dan kelihaian  Gajah Mada teruji pada saat mengatur strategi untuk memukul balik serta menjungkalkan para pengkhianat yang mencoba mengkudeta sang raja. Artikel Gajah Mada, Kapolri dari Majapahit yang ditulis Djulianto Susantio ini mengulas dengan  lengkap kiprah Gajah Mada saat berjuang sebagai abdi setia Majapahit dengan pasukan Bhayangkara-nya. Tak heran, kalau sekarang Bhayangkara juga dipakai sebagai sebutan untuk pasukan polisi Republik Indonesia. Terinspirasi dari Bhayangkara-nya sang bekel Gajah Mada.
3. MASA AKHIR
MADAKARIPURA. PESANGGRAHAN INDAH MILIK Â GAJAH MADA
Dimanakah letak Madakaripura? Berdasarkan hasil blusukan  dengan  "membaca"  Nagara Krtagama, yang dilakukan Hadi Sidomulyo, orang Inggris yang cinta Jawa,  disimpulkan Madakaripura ada di Pasuruan. Bukan di Air Terjun Madakaripura, Probolinggo! Bagaimana kisah misi mencari Madakaripura, silahkan baca artikelnya. Seru!
KONTROVERSI
4. INI WAJAH GAJAH MADA YANG SESUNGGUHNYA
Namun, entah bagaimana asal muasal, ternyata muncul pula sosok wajah yang dipercaya sebagai wajah Gajah Mada. Padahal, tidak lazim seseorang yang bukan raja atau ratu dikenal atau ada tinggalan arca atau wajahnya. Dan lagi, wajah Gajah Mada ini bukan berasal dari wajah sebuah arca, tetapi pecahan celengan dari tanah liat (terakota). Usut punya usut, konon "wajah" Gajah Mada yang sekarang ini kondang di Indonesia,  dikenalkan dan  diusulkan oleh Muh. Yamin.  Nah, untuk lebih jelasnya, ikut saja artikelnya, yang hitsnya mencapai 37809 pembaca.  Selamat menyimak.
5. TULISAN PRASASTI BERBUNYI GAJAH MADA
Akhirnya, pak Djulianto Susantio yang memang lulusan jurusan arkeologi dari Universitas Indonesia meyakinkan pembaca dengan menunjukkan bahwa Prasasti Palungan  yang disimpan di Museum Nasional, memahatkan nama Gajah Mada. Begitu pula halnya dengan Prasasti Prapancasarapura, juga koleksi Museum Nasional, mengguratkan nama Gajah Mada. Ini untuk meyakinkan bahwa di jaman Majapahit tidak ada nama Gaj Ahmada! Yang ada hanya Gajah Mada!
6. BAHKAN SEANDAINYA GAJAH MADA ITU BENAR
Pak Khrisna Pabichara dengan lembut dan santai menyebut; silahkan saja orang mencocok-cocokan, bahwa Gajah Mada itu sebenarnya beragama Islam dan nama aslinya Gaj Ahmada.  Tapi, kompasianer ini mengingatkan, harus dibedakan antara dicocokkan dengan dicocok-cocokkan. Kalau dicocokkan, memang bisa sesuai karena ada unsur yang cocok. Sedangkan dicocok-cocokkan hanya mengada-ada. Lebih dari sekedar othak athik gathukatau othak athik mathuk! Beliau tetap bersikukuh, seandainya semua orang sepakat menyebut pemrakarsa Sumpah Palapa adalah Gaj Ahmada, beliau akan tetap menyebutnya Gajah Mada. Alasan beliau, nama Gajah Mada mudah diingat. Sesederhana itu, kata beliau. Bagaimana olah pikir pak Krisna, simak artikelnya.
Satu lagi artikel yang mengulas singkat tentang jatidiri Gajah Mada. Judulnya: Gajah Mada Orang Batak. Ditulis oleh Kompasianer, Jonny Hutahaean. Di artikel singkatnya, Â lantaran kesulitan tak menemukan biografi Gajah Mada,daripada frustasi, dengan gagah beliau menarik kesimpulan Gajah Mada adalah orang Batak. Â Mau tahu alasannya? Sebaiknya disimak artikel pak Jonni ya...... selamat membaca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H