Dari halaman pertama pura, kaki melangkah menuju halaman kedua. Tepat di ujung jalan, gerbang besar menghadang. Dibangun lebih tinggi dari halaman pertama. Bentuknya Gapura Bentar penuh ukiran khas Bali. Bergegas saya melewatinya untuk menuju halaman ketiga. Pemandangan sekeliling tetap menawan. Banyak arca-arca kecil dan bangunan-bangunan Bale beratap ijuk.Â
Untuk memasuki halaman ketiga yang dibangun paling tinggi dan dianggap tersuci, sebenarnya ada Pintu Utama yang disebut Pintu Gelung. Namun dibuka hanya pada saat ada upacara adat saja. Jadi, saya dan pengunjung lainnya harus belok kiri menyusuri sebuah lorong yang di sisi kanannya ada pagar batu sebagai pembatas. Di balik pagar pembatas ada kolam. Nah di tengah kolam inilah halaman ketiga Pura Taman Ayun berada.  Di pelataran ini dibangun beberapa Meru berderet rapi. Dari yang hanya memiliki tiga tingkat sampai yang menjulang sampai sebelas tingkat. Nampak pula beberapa bangunan lain yang mirip-mirip candi dan padmasana serta bangunan khas Bali lainnya.Â
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/03/ayun5-jpg-560f2153bf22bd1c048b4568.jpg?v=400&t=o?t=o&v=555)
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/03/ayun7-jpg-560f2125e9afbd5e048b4567.jpg?v=400&t=o?t=o&v=555)
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/03/ayun9-jpg-560f21aef596737211372e92.jpg?v=400&t=o?t=o&v=555)
Â
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/03/ayun10-jpg-560f217fe9afbdbb048b4567.jpg?v=400&t=o?t=o&v=555)
Dari fisik kayu bangunan dan ukiran, usia Pura Taman Ayun memang nampak tua. Tapi tetap cantik dan artistik. Menurut petugas, pura ini dibangun oleh Raja Mengwi, I Gusti Agung Putu, sekitar tahun 1634. Merupakan Pura Paibon atau Pura Ibu bagi Kerajaan Mengwi. Di bangun di pelataran berukuran sekitar 100 m x 250 m, dikelilingi kolam besar. Konon, sudah dilakukan beberapa kali renovasi untuk menjaga keberadaan salah satu objek wisata andalan Pulau Bali ini.
Dengan suguhan arsitektur, ukiran yang menawan serta lingkungan yang asri, walau diterpa panas yang menyengat, tak terasa walau sudah lebih dari dua jam saya berada di tempat ini. Hmmm... Bali memang menawan.Â
Â
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/03/ayun1xx-jpg-560f21cf3b7b610810bafe4c.jpg?v=400&t=o?t=o&v=555)