Â
Perjalanan malam ke Ranu Pane menyisakan sejuta penasaran. Alam pengunungan Bromo yang indah jadi terlewatkan. Hanya berteman gulita sepanjang jalan. Maka, siang itu setelah  Menjaring Pagi di Ranu Pane dan  Menapak Jejak di Ranu Regulo, saya pun meluncur pulang. Kembali menyusuri jalan aspal yang rusak tergerus air. Kalau malam terhampar gulita, kini terlihat nyata:  pemandangan alam begitu menawan.
Terpencil
Di kanan kiri jalan Desa Ranu Pane, Senduro, Lumajang, terhampar kebun sayur. Ada kebun yang baru selesai diolah. Nampak pula yang mulai menghijau pertanda sudah tumbuh  bibit yang sudah ditanama. Terlihat juga sekelompok petani sedang menanam benih. Mungkin juga sedang menyiangi rumput atau memupuk, lantaran di beberapa titik tampak onggokan karung putih yang sepertinya pupuk kandang. Pagi itu, desa sunyi di kaki Semeru ini mulai mengeliat.
Â
Â
Â
Â
Bukit Teletubies
Tak sampai sejam meninggalkan Ranu Pane, akhirnya tiba di sebuah puncak perbukitan. Lokasinya sudah masuk Desa Ngadas, Malang. Nampak di sisi kanan jalan terhampar pemandangan nan elok. Di bawah sana, ada padang savana nan luas. Di tengah savana nampak jalur kendaraan seperti ular berkelok-kelok. Di sisi kiri menyembul beberapa bukit kecil berwarna hijau.  Bukit- bukit ini dikenal sebagai Bukit Teletubies.Â
Selain Bukit Teletubies, nampak pula rekahan-rekahan yang menggurat permukaan bukit. Melukis pola-pola alam yang sungguh eksotis. Keseluruhan landscape ini seolah memberi pesan: Â Bromo Begitu Menawan.Â
Beberapa foto tdk bisa iupload......only file_type png, jpeg, jpg, gif are allowed (padahal sumbernya sama dg foto di atas).... help me please!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H