Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sisi Lain Bromo nan Menawan

14 Juli 2015   13:49 Diperbarui: 9 Oktober 2015   19:05 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Perjalanan malam ke Ranu Pane menyisakan sejuta penasaran. Alam pengunungan Bromo yang indah jadi terlewatkan. Hanya berteman gulita sepanjang jalan. Maka, siang itu setelah  Menjaring Pagi di Ranu Pane dan  Menapak Jejak di Ranu Regulo, saya pun meluncur pulang. Kembali menyusuri jalan aspal yang rusak tergerus air. Kalau malam terhampar gulita, kini terlihat nyata:  pemandangan alam begitu menawan.

Terpencil

Di kanan kiri jalan Desa Ranu Pane, Senduro, Lumajang, terhampar kebun sayur. Ada kebun yang baru selesai diolah. Nampak pula yang mulai menghijau pertanda sudah tumbuh  bibit yang sudah ditanama. Terlihat juga sekelompok petani sedang menanam benih. Mungkin juga sedang menyiangi rumput atau memupuk, lantaran di beberapa titik tampak onggokan karung putih yang sepertinya pupuk kandang. Pagi itu, desa sunyi di kaki Semeru ini mulai mengeliat.

 

 

Ranu Pane begitu terpencil. Jauh dari pusat kota. Baik dari Malang maupun Lumajang. Jalur penghubung satu-satunya ke dunia luar lebarnya tak lebih dari 3 meter. Makin terlihat sempit karena rumput dan semak menyeruak ke jalan. Tapi lumayan, sudah beraspal. Hanya, jalan di tengah desa yang rusak parah. Saat melintas tentu harus ekstra hati-hati. Kanan kiri jurang menganga yang tersembunyi di balik semak-semak. Jalannya meliuk, naik turun khas pengunungan. Saat berpapasan dengan kendaraan adalah saat yang mengasyikkan plus mendebarkan.. he he he... Tepo seliro, tenggang rasa diutamakan. Kita yang mundur atau mereka yang mundur. Cari tempat agak lebar untuk menepi agar bisa bersimpangan. Walaupun jalannya sempit, selain Jeep 4x4 yang bodynya gede, banyak pula Truk Engkel yang melintasinya. 

 

 

Bukit Teletubies

Tak sampai sejam meninggalkan Ranu Pane, akhirnya tiba di sebuah puncak perbukitan. Lokasinya sudah masuk Desa Ngadas, Malang. Nampak di sisi kanan jalan terhampar pemandangan nan elok. Di bawah sana, ada padang savana nan luas. Di tengah savana nampak jalur kendaraan seperti ular berkelok-kelok. Di sisi kiri menyembul beberapa bukit kecil berwarna hijau.  Bukit- bukit ini dikenal sebagai Bukit Teletubies. 

Selain Bukit Teletubies, nampak pula rekahan-rekahan yang menggurat permukaan bukit. Melukis pola-pola alam yang sungguh eksotis. Keseluruhan landscape ini seolah memberi pesan:  Bromo Begitu Menawan. 

Beberapa foto tdk bisa iupload......only file_type png, jpeg, jpg, gif are allowed (padahal sumbernya sama dg foto di atas).... help me please!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun