[caption id="attachment_248818" align="aligncenter" width="500" caption="View Depan Goa Gembyang... Teduh (dok pribadi)"][/caption]
Keberadaan goa, sebagai tempat untuk berkontemplasi, merenungi diri, menyepi, semedhi atau apapun namanya sudah dikenal sejak jaman nabi. Begitu juga di abad 14 M, saat  Pulau Jawa  berada dibawah panji Majapahit. Banyak goa  digunakan oleh penganutnya untuk melakukan ritual menyepi, melakukan pendekatan pada sang penguasa alam menurut keyakinan dan kepercayaaannya. Goa-goa itu ada yang memang sudah tersedia di alam berupa goa alam, ceruk atau liang. Namun adapula goa yang sengaja dibuat dengan memahat dan melubangi bukit atau batu dengan mempertimbangkan aspek-aspek kepercayaan. Goa Gembyang Goa Gembyang terletak di Desa Kuripansari, Kecamatan Pacet, Mojokerto. Tepat di pinggir jalan menuju Rumah Sakit Kusta Sumber Glagah. Goa Gembyang ini dipercaya sebagai tempat pertapaan Raden Wijaya sebelum menjadi raja majapahit. Goa Gembyang merupakan goa alam yang ditemukan di sisi timur sebuah bukit. Lingkungan sekitarnya asri dan teduh. Mulut dan bagian dalam goa cukup lebar dan luas. Kesan Mistis makin terasa saat masuk goa yang gelap. Ada bau kemenyan dan dupa sesekali lewat di depan indera penciuma. Di tengah ada lembaran kain putih semacam tirai penutup. Disitu tersembunyi semacam petilasan, tempat penganut kepercayaan tertentu melakukan ritual.  Di pojok kanan goa, ada ceruk tambahan yang disebut Goa Putri. Sedang di sebelah kiri ada goa kecil yang disebut Goa Maling. Konon, Goa Maling ini tembus sampai di Sumur Upas, Trowulan Mojokerto. [caption id="attachment_248819" align="aligncenter" width="500" caption="Goa Gembyang (dok pribadi)"]
[/caption] [caption id="attachment_248820" align="aligncenter" width="500" caption="Goa Maling (dok pribadi)"]
[/caption]
Disekitar goa ditemukan beberapa arca-arca yang sudah tidak utuh dan serpihan artefak yang menunjukkan bahwa  tempat ini di masa lalu kemungkinan besar termasuk bangunan karesian atau mandala. Tempat mengembleng diri. Tempat untuk belajar olah pikir, olah batin dan olah fisik. Tak heran, sampai saat ini pada waktu tertentu, banyak pengunjung yang memanfaatkannya untuk ritual sesuai kepercayaannya. Goa Selomangleng Goa Selomangleng ada dua. Di Kediri dan Tulungagung. Konon Goa Selomangleng di Kediri sudah ada sejak jaman Airlangga. Sedang Goa Selomangleng Tulungagung dibangun jaman Majapahit. Goa Selomangleng terletak di Desa Sanggrahan. Letaknya  cukup terpencil dan berada disekitar tebing Gunung Walikukun. Dibuat dengan memahat sebuah batu besar sehingga terbentuk ceruk horizontal.  Selo artinya batu. Mangleng berarti miring [caption id="attachment_248821" align="aligncenter" width="500" caption="Goa Selomangleng Tulungagung (dok pribadi)"]
[/caption] [caption id="attachment_248822" align="aligncenter" width="500" caption="Relief Mintaraga di dalam ceruk Goa Selomangleng (dok pribadi)"]
[/caption]
Di  Goa Selomangleng terdapat  dua  ceruk. Ceruk utama menghadap ke Barat. Ceruk lainnya menghadap ke Selatan.  Di  dinding ceruk utama terpahat relief Arjunawiwaha. Lebih tepatnya adegan Mintaraga. Relief ini mengkisahkan sang Arjuna yang bertapa untuk memohon kekuatan jiwa raga dan batin serta memohon senjata sakti dari para dewa. Saat bertapa Arjuna mendapat gangguan dari bidadari-bidadari utusan Bathara Indra. Arjuna bergeming. Godaan tak mampu mematahkan tapanya sehingga dia akhirnya memperoleh senjata berupa Gendewa. Goa Pasir Goa Pasir terletak di Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.  Jaraknya sekitar 10 Km dari pusat kota.  Untuk mengunjunginya cukup mudah. Ikuti penunjuk arah atau tanya pada penduduk. Goa Pasir merupakan goa buatan yang dibuat dengan melubangi lereng Bukit "Joko Budeg". Ada pelataran cukup luas sesaat memasuki lokasi. Beberapa artefak dan arca nampak tersisa di pojok pelataran. Di batu-batu besar,  terpahat beberapa relief yang sepertinya tidak tuntas dikerjakan. [caption id="attachment_248823" align="aligncenter" width="500" caption="Istirahat... sebelum merayap ke Goa Pasir di atas (dok pribadi)"]
[/caption] [caption id="attachment_248824" align="aligncenter" width="500" caption="Goa Pasir bawah, ada di balik bukit (dok pribadi)"]
[/caption]
Di Lokasi ini ada dua goa. Goa yang di bawah dapat dijumpai setelah berjalan memutari bukit. Sedangkan goa di bagian atas, lumayan sulit mencapainya. Harus melewati celah-celah batu besar dengan jalanan yang rumpil dan terjal. Terakhir harus merayap di tebing-tebing batu untuk mencapai mulut Goa. Goanya cukup lapang. Berukuran sekitar 2,5 m x 2 meter. Tingginya sekitar 2 meteran. Menariknya, di bagian dalam goa juga terpahat relief Arjunawiwaha, tepatnya Mintaraga yang jalan ceritanya sama dengan yang terpahat di Goa Selomangleng Tulungagung. Dari ketinggian bukit "Joko Budeg" ini, nampak pemandangan hijaunya sawah-sawah dan pemukiman di Tulungangung Selatan. Konon, di Goa ini, Â ratu Tribuwana Tunggadewi pernah menyepi, bertapa, Â untuk memohon petunjuk pada Yang Kuasa sesaat sebelum memerintah di Majapahit. Sumur Upas Goa yang satu ini berbeda. Lebih tepat disebut Sumur. Terletak di kompleks Candi Kedaton, Trowulan, Mojokerto. Disebut sumur upas karena dipercaya siapapun yang memasukinya akan mati lemas. Entah karena kekurangan oksigen atau memang sumurnya beracun. Untuk menghindari hal yang buruk, maka bagian mulut sumur sekarang sudah ditutup dengan beton. [caption id="attachment_248825" align="aligncenter" width="500" caption="Sumur Upas (dok pribadi)"]
[/caption]
[caption id="attachment_248826" align="aligncenter" width="500" caption="Lorong-lorong kuno Majapahit (dok pribadi)"]
[/caption]
Ada cerita bahwa, Sumur Upas merupakan jalan rahasia bagi raja dan keluarganya untuk menyelamatkan diri bilamana sedang ada bahaya. Ini sejalan dengan pendapat  Dr. Aris Munandar, bahwa di dekat lokasi inilah sebenarnya istana Majapahit pernah berdiri. Bahkan ada yang mengatakan bahwa sumur ini tembus ke Goa Maling di Kuripansari, dekat Gunung Penangggungan. Aura mistis akan terasa saat mengunjungi lokasi Sumur Upas ini. Bau dupa dan kemenyan serta wangi kembang tiga warna semerbak saat mendekatinya.  Selain sumur, di lokasi ini juga dijumpai beberapa kekunaan. Pertama, berupa kaki Candi Kedaton yang tubuh dan atap candinya sudah tidak tersisa.  Kedua, berupa lorong-lorong bawah tanah yang terbuat dari susunan batu bata yang saling berpotongan.
Goa Pertapaan Kendalisodo Goa Kendalisodo merupakan bagian tak terpisahkan dari Candi Kendalisodo, yang merupakan
Masterpiece Candi Punden Berundak Di Gunung Penanggungan. Candi Kendalisodo merupakan candi dengan tipe Punden Berundak yang dibangun pada jaman Majapahit akhir. Dindingnya penuh relief. Di Pojoknya terdapat Goa, dengan relief Mintaraga dan Nawaruci. Sayangnya kedua relief ini sudah hilang digondol maling! [caption id="attachment_248827" align="aligncenter" width="500" caption="Goa Kendalisodo (dok pribadi)"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya