[caption id="attachment_282644" align="aligncenter" width="500" caption="Gunung Welirang (dok pribadi)"][/caption]
Kelangkaan bahan bakar migas sudah sering terjadi. Bahan bakar fosil sudah tak bisa diharapkan lagi.  Artinya, jika tidak segera didapatkan solusi, krisis energi akan melanda negeri ini. Padahal banyak energi alternatif yang bisa dipilih. Ada Energi Angin, Energi Nuklir (PLTN), Energi Panas Matahari, serta Energi Panas Bumi (Geotermal). Sebagai bagian dari Ring Of Fire, Indonesia sebenarnya patut bersyukur karena mempunyai deretan Gunung Berapi Aktif yang tersebar di beberapa pulau besar dan kecil yang dinaunginya. Dari gunung-gunung berapi inilah sumber energi panas bumi bisa dieksploitasi untuk kepentingan masyarakat luas. Seperti yang sudah dilakukan di Kamojang, Bandung, Jawa Barat dan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. [caption id="attachment_282645" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Sikidang, Dieng (dok pribadi)"]
[/caption]
50% Geotermal di Jawa Timur Potensi Geotermal Jawa Timur sebenarnya tak kalah dengan provinsi lain. Konon, hampir 50% potensi Geotermal Indonesia ada di Jawa Timur. Hampir setiap karesidenan di Jawa Timur memiliki potensi geotermal yang bisa membangkitkan energi listrik antara 10 megawatt (MW) sampai 100 MW, bahkan lebih.  Sayangnya sampi saat ini, dari 11 titik potensial yang sudah ditemukan dan bisa membangkitkan energi panas bumi, baru tiga titik yang sudah dieksplorasi. Yakni, WKP (Wilayah Kerja Pertambangan) Gunung Ijen oleh Medco Cahaya Energi, WKP Telaga Ngebel oleh bakrie Energi dan WKP Hyang Argopuro oleh Pertamina Geothermal Energi ( ww.tempo.co.id/18 Desember 2012). Tak salah kiranya jika Pak De Karwo, Gubernur Jawa Timur saat berkunjung ke Eropa juga menawarkan potensi panas bumi di Jawa Timur ke investor. Gayung pun bersambut. Saat berkunjung ke Turki, tercapai kesepakatan dan penanda tanganan investasi antara Gubernur Jawa Timur dengan Mehmet Emin Hitay,
Chairman The Company of Hitay Invesment Holdings senilai Rp. 8 triliun. Rencananya, perusahaan Turki pimpinan Mehmet akan mengeksplorasi geotermal di kawasan Bromo - Tengger - Semeru. Perkiraan awal, di kawasan gunung berapi di wilayah Probolinggo - Pasuruan - Malang ini tersimpan energi panas bumi berkapasitas 3 x 55 Mega Watt Eelectricity (MWe). [caption id="attachment_282647" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Gunung Bromo (dok pribadi)"]
[/caption]
Informasi terakhir, seperti yang dilansir Radar Bromo, 23 September 2013, Menteri ESDMÂ telah menyepakati dan menunjuk PT
Hitay Renewable Energy dari Turki sebagai pelaksana survei di wilayah seluas 49.270,06 hektare., di kawasan Bromo -Tengger-Semeru. Khusus di Gunung Arjuno dan Welirang, di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, survei telah dilakukan. Hasilnya, terdapat potensi panas bumi sebesar 200 Mega Watt yang bisa dibangkitkan. Jika penetapan sebagai WKP (Wilayah Kerja Pertambangan) sudah turun, maka proses tender, eksplorasi dan eksploitasi segera dilakukan.
Keuntungan Menggunakan Geotermal 1. Kemudahan Teknologi Dibanding energi alternatif lain, pemanfaatan geotermal membutuhkan teknologi yang relatif lebih mudah. Tidak seribet PLTN yang harus mencari lokasi tahan gempa. Membangun reaktor yang investasinya lumayan mahal. Belum dampak kebocoran radiasi. Agar energi panas bumi bisa dimanfaatkan yang dilakukan adalah merubah energi panas bumi ini ke bentuk lain. Titik-titik yang mempunyai potensi panas bumi di bor. Jika sudah terbentuk lubang, maka gas panas yang keluar dari perut bumi dimasukkan instalasi pembangkit untuk memanaskan ketel uap. Uap inilah yang akan menggerakkan turbin. Generator yang sudah tersambungkan dengan turbin akan ikut bergerak/ berputar . Dari peristiwa ini timbullah energi listrik. [caption id="attachment_282633" align="aligncenter" width="468" caption="Sistem Panas Bumi (rovicky.wordpress.com)"]
[/caption] Di Indonesia, listrik merupakan kebutuhan utama untuk penerangan, industri dan rumah tangga. Sayangnya, banyak pembangkit listrik yang masih "memakan" bahan bakar fosil agar generatornya berputar. Maka, jika ke depan energi panas bumi ini benar-benar dieksploitasi, penggunaan bahan bakar fosil akan semakin berkurang namun pasokan listrik tetap terjamin. Boleh jadi suatu ketika, Kereta Api Trans Jawa juga akan menggunakan energi listrik untuk menggerakkan roda-roda besinya.
2. Bersahabat Dengan Lingkungan Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh pengoperasian pembangkit litsrik tenaga panas bumi relatif lebih kecil dibanding pembangkit lain yang berbahan bakar fosil. Ini sangat menguntungkan karena wilayah sekitar pembangkit listrik tidak perlu kuatir akan dampak pencemaran udara.
3. Pengembangan Wisata Eksploitasi panas bumi di dataran tinggi Dieng mengharuskan investor dan pemerintah daerah membangun infratruktur yang tidak saja menguntungkan satu pihak, tapi juga harus menguntungkan masyarakat secara keseluruhan. Jalan-jalan yang dibangun selain dilewati oleh mobil operator pembangkit listrik juga harus bisa dimanfaatkan masyarakat setempat untuk menggerakkan roda ekonominya. Salah satunya di sektor pariwisata.Tak heran, kawasan Dieng saat ini memiliki infratsruktur yang memadai. Selain sebagai kawasan eksplorasi panas bumi, juga kawasan wisata yang memanjakan. [caption id="attachment_282649" align="aligncenter" width="500" caption="Gunung Welirang dengan Taman Hutan Rakyat dan Hutan Lindung (dok pribadi)"]
[/caption]
Saya membayangkan, jika suatu ketika Gunung Arjuno - Welirang dieksplorasi, maka akan terbentuk jalan-jalan raya melingkar-lingkar sepanjang pinggang gunung sampai mendekati puncak. Niscaya, jalan-jalan yang terbangun itu tidak saja bermanfaat untuk operator pembangkit tapi juga harus berdampak positif pada ekonomi dan pariwisata. para pelancong bisa menikmati kawasan puncak dan kawah belerang di Gunung Welirang yang indah seperti halnya kalau menikmati Kawah Tangkuban Perahu atau Gunung Ijen. Dampak Negatif Walaupun secara kasat mata, pemanfaatan energi panas bumi sebagai energi alternatif sangat menjanjikan tapi tetap saja ada dampak-dampak yang patut diwaspadai. 1. Perusakan Hutan Lindung Lokasi titik-titik potensial panas bumi, umumnya terletak di gunung-gung berapi yang dibawahnya melingkupi kawasan konservasi dan hutan lindung. Jika memang titik potensial pengeboran itu berada di areal tersebut, seyogyanya pemerintah (dan masyarakat) wajib menolak dengan tegas kegiatan eksplorasi dan ekslpoitasi.Jangan sampai terjadi penyelewangan dan pelanggaran atas nama kebutuhan energi namun merusak lingkungan hidup. Termasuk pembangunan jalan-jalan baru wajib memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. 2. Limbah Pengeboran Disinyalir, proses pengeboran akan memunculkan berbagai macam mineral ke permukaan, termasuk limbah berbahaya. Ini perlu diwaspadai dan operator pengeboran wajib mengelola limbah-limbah yang muncul sehingga tidak menimbulkan bencana di kemudian hari. 3. Hutan Gundul dan Erosi Dampak langsung proses pengeboran di kawasan hutan adalah penebangan pohon baik untuk keperluan transportasi maupun mendirikan instalasi. Dikuatirkan, terjadi penggundulan hutan yang semena-mena atas nama kebutuhan energi tapi menimbulkan kekurangan pasokan dan debit air yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di lereng-lereng gunung. Jika hutan gundul, di musim hujan erosi pun siap mengintai. Untuk itu perlu ada jaminan bahwa proses eksplorasi tersebut betul-betul mematuhi peraturan yang berlaku. Siapapun yang melanggar wajib bertanggung jawab secara hukum. 4. Tanah Ambles Jika isi perut bumi dikuras, siapa yang menjamin tanah disekitarnya tidak ambles? Inilah salah satu dampak negatif yang perlu diminimalkan. Jadi, walaupun kebutuhan energi merupakan kebutuhan vital, tapi antisipasi timbulnya dampak negatif dari proses eksplorasi dan eksploitasi energi baru tersebut tidak boleh dikesampingkan. Jangan sampai muncul konflik horizontal antara perusahaan dengan masyarakat sekitar yang terganggu kehidupannya dengan hadirnya perusahaan yang akan mengeksplorasi energi di wilayahnya. Mudah-mudahn kita siap menghadapinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya