Ke Bali (atau sebaliknya) lewat jalur Utara pasti lewat De Groote Postweg atau Jalan Raya Pos. Â Jalan ini "diresmikan" Deandels tahun 1808. Â Membentang dari Anyer (Jawa barat) hingga Penarukan (Jawa Timur). Panjangnya kurang lebih 1000 kilometer. Diperkirakan, 12.000 penduduk pribumi tewas karena kerja paksa membangun jalan raya ini. Â Nah, di Ujung Timur De Groote Postweg, dekat Penarukan, Â ada pantai cantik. Â Pantai Pasir Putih Situbondo. Â Pantainya melengkung dengan latar belakang hutan menghijau. Pasirnya putih dengan banyak Perahu Layar yang bersliweran di lautnya yang tenang. Sungguh pemandangan yang memanjakan mata.
Wisata Keluarga Pantai Pasir Putih Situbondo membentang di sisi Utara jalan raya  antara Besuki - Situbondo. Jarak dari kedua kota tersebut sekitar 25 kilometer. Kalau dari Malang atau Surabaya, kira-kira 150 Km.  Karena berada di tepi jalan, lokasinya mudah dijangkau. Ada beberapa gerbang masuk  ke pantai. Tiketnya beda-beda. Antara 7000-10000 rupiah.  Favorit saya, gerbang kedua di Timur gerbang Utama.  Karena di sana ada penjual
Sate Laler yang sudah saya kenal dan mak nyus  sate-nya.
Beda dengan Pantai Selatan yang ombaknya ganas,  ombak di Pantai Pasir Putih yang termasuk deretan Laut Utara (Laut Jawa)  sangat  bersahabat. Bahkan, terkesan tidak berombak. Pantainya landai. Tidak berkarang. Sungguh sangat cocok untuk rekreasi keluarga. Tak heran saat liburan, banyak rombongan keluarga dan anak-anak muda  yang memadati kawasan ini. Ada yang bermain air, berenang, mengayuh Kano,  main bola di pantai, atau memancing. Boleh juga sekedar duduk-duduk  menikmati  pemandangan atau jalan-jalan menyusuri pantai.  Ada penyewaan Tikar dan Ban Pelampung.  Fasilitas mandi dan tempat ibadah juga tersedia. Semuanya, murah meriah.
Ikan dan Koral Andalan lain dari Pantai Pasir Putih adalah naik perahu ke tengah laut. Â Melihat ikan-ikan hias dan koral. Â Saat Anda tiba di pantai, pasti didekati para tukang perahu. Ongkosnya antara 40rb - 50rb. Â Tergantung dari kelihaian dalam menawar. Tapi ingat, saat berperahu dan mau melihat alam bawah laut, sebaiknya diperhatikan cuaca. Â Kalau matahari terik, cocok untuk melihat keragaman hayati di bawah laut. Alatnya sederhana. Kotak kayu dengan alas kaca. Dari alat sederhana ini akan nampak ikan-ikan kecil bersliweran. Koral-koral yang sedang tumbuh. Tapi kalau cuaca mendung, ya... cukup menikmati semilir angin di atas perahu. Karena dari kaca tidak terlihat apapun, kecuali wajah kita sendiri... he he he
[caption id="attachment_265842" align="aligncenter" width="500" caption="Kotak Kaca "]
[/caption]
Ancol atau Tanjung Benoa Melihat potensinya, seharusnya Pantai pasir Putih masih bisa berkembang lebih baik lagi. Pertama dan paling utama  adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengelola akan kebersihan. Jujur, disana-sini masih banyak sampah berserakan. Secara sepintas, suasana di Pantai Pasir Putih ini ini mirip di Ancol atau Tanjung Benoa Bali. Bedanya, di sini tidak ada Parasailing, Jetski dan Banana Boat. Tapi menurut saya sebaiknya tetap alami seperti itu. Jika ada investor besar masuk, maka tak dapat dicegah terjadinya komersialisasi destinasi wisata. Sarana penunjang di kawasan Pantai semakin hari juga semakin baik. Saat ini, bagi wisatawan yang akan menginap, di sekitar pantai banyak tersedia homestay dan hotel. Tinggal pilih sesuai selera.
Nah, kalau sudah sampai di Pantai Pasir Putih, jangan lupa menikmati Sate Laler dan Es Degan.  Kalau pulang jangan lupa pula  souvenir khas-nya. Bermacam-macam kerajinan dari kulit kerang atau perahu mini. Harganya murah meriah. Sdekali lagi tergantung kemampuan menawarnya. Terkait;
Sate Laler Khas SitubondoBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya