[caption id="attachment_315850" align="aligncenter" width="640" caption="Merah Putih di Puncak Kelud"][/caption]
Menjelang siang, tanggal 9 Maret 2014, saya penasaran dan kagum dengan kibaran Sang Merah Putih di puncak Kelud. Memang, tak semua pengunjung yang berjubel pada jarak 3 kilometer dari puncak Kelud melihatnya. Apalagi hanya mata telanjang. Perlu teropong atau Lensa Tele untuk mengintipnya. Kamera pocket hanya mampu menangkapnya samar-samar.
[caption id="attachment_315851" align="aligncenter" width="640" caption="Pojok Kanan, puncak Kelud dari jarak 3 kilometer"]
![1394952614352097339](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/1394952614352097339.jpg?t=o&v=770)
![13949526401493606846](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/13949526401493606846.jpg?t=o&v=770)
Ya, kala itu adalah hari ke-2 Wisata Gunung Kelud secara resmi dibuka kembali untuk umum. Tiket masuk tidak ada perubahan. Di kisaran 8000-10000 rupiah. Hanya motor yang diijinkan naik mendekati puncak. Pengunjung bermobil harus memarkir kendaraan di area depan Museum. Untuk menuju kawasan puncak, sudah disiapkan Shuttle Car sejenis Pick Up dan Elf. Setiap 20 menit, mondar- mandir mengangkuti pengunjung. Inipun tidak sampai lokasi teratas (dekat puncak). Untuk mendekati area yang diijinkan (3 kilometer dari puncak) harus oper Ojek. Biaya totalnya (tiket+shuttle+ojek) sekitar 35 ribu.
![13949526942120807807](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/13949526942120807807.jpg?t=o&v=770)
![1394952714733488908](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/1394952714733488908.jpg?t=o&v=770)
[caption id="attachment_315857" align="aligncenter" width="640" caption="Naik ini ke Puncak Kelud... harus pakai masker"]
![1394952790634666918](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/1394952790634666918.jpg?t=o&v=770)
Wisata Kelud Resmi Dibuka
Dibukanya Wisata Gunung Kelud pasca erupsi seakan memutar kembali roda ekonomi masyarakat. Warga terdampak yang sebagian adalah pertani/ peladang mulai beraktifitas di sektor wisata. Ada belasan tukang parkir. Puluhan Tukang Ojek pun siap mengangkuti pengunjung. Warung-warung yang dikelola warga sekitar juga mulai mengeliat. Bahkan, nampak pula puluhan remaja mengisi waktu liburnya dengan berjualan masker dan VCD Gunung Kelud. Ini juga tak lepas dari diturunkannya status Kelud menjadi siaga dan perbaikan rumah rusak akibat letusan Kelud telah tertangani dengan baik secara keseluruhan seperti yang dilansir Pemrov Jatim.
[caption id="attachment_315855" align="aligncenter" width="640" caption="Antre masuk lokasi Gunung Kelud"]
![13949527361946559343](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/13949527361946559343.jpg?t=o&v=770)
![13949527581252154715](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/13949527581252154715.jpg?t=o&v=770)
Namun ada yang patut dicermati. Jalan ke puncak sangat berdebu. Tentu berbahaya bagi pernafasan. Untungnya mobil tidak diperbolehkan lewat. Kecuali Mobil Pengunjung VIP Gunung Kelud yang boleh lewat. Sehingga tak banyak debu yang beterbangan sepanjang jalan. Pasir kering sepanjang jalur juga harus diwaspadai pengendara motor karena licin. Dilihat dari Plat Nomernya, ternyata banyak pengunjung dari luar kota. Termasuk luar provinsi Jatim.
Merah Putih
Pada titik 3 kilometer dari puncak, semua pengunjung tumplek blek. Menyaksikan dampak letusan dahsyat Gunung Kelud secara langsung. Mengobati rasa penasaran pada dampak dentuman besar dan semburan vulkanik. Tak ada tanda-tanda kehidupan fauna di sekitar lokasi. Begitupula flora-nya. Semuanya kering. Kayu-kayu meranggas. Sisa-sisa material padat berupa batu, kerikil, pasir, debu, abu vulkanik menutup seluruh permukaan.
Menariknya, begitu Lensa Tele saya arahkan ke puncak Kelud. Ada yang berkibar-kibar di sana. Ternyata Sang Merah Putih! Nampak pula gerakan-gerakan beberapa orang berseragam sepertinya sedang memasang tenda. Ternyata mereka para tentara. Di saat normal saja, mencapai puncak Kelud yang tingginya "hanya" 1700-an mdpl perlu perjuangan. Apalagi saat ini. Jalan ke puncak sudah tidak jelas harus lewat mana. Bahaya longsor bisa terjadi kapan saja.
Setelah mencari tahu, pengibar Merah Putih di puncak Kelud adalah sepasukan Marinir. Konon, sejak akhir Pebruari lalu mereka diberi ijin dan tugas naik mendekati kawah dan mungkin juga naik ke puncak. Untuk memastikan secara visual dan menepis isu-isu (berita Hoax) bahwa Gunung Kelud mengeluarkan Gas Beracun.
![1394952810279933593](https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/03/1394952810279933593.jpg?t=o&v=770)
Artikel Terkait
1. Foto Eksklusif : Kelud Pasca Erupsi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI