Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Patirtaan Belahan yang Tetap Merana, Old & New (Jejak Peradaban 2)

20 April 2014   22:12 Diperbarui: 23 Oktober 2015   04:53 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jejak Peradaban adalah sebuah upaya untuk mencari jejak masa lalu situs purbakala dan membandingkannya dengan situs purbakala tersebut di masa sekarang. Harapannya, kita mampu merekonstruksi perjalanan sejarah situs tersebut. Bisa jadi  suatu ketika akan dijumpai situs yang rusak, saat ini sudah jadi baik. Tapi ada pula kemungkinan situs yang dulunya utuh, sekarang malah berantakan. Reliefnya banyak yang hilang. Arcanya digondol maling.

 

Perhatian dan penelitian situs purbakala sudah dilakukan oleh peneliti asing sejak awal abad ke-19. Tentu saja mayoritas peneliti itu berkebangsaan Belanda. Kegiatan itu makin terarah karena sejak Tahun 1901 berdiri Komisi untuk penyelidikan kepurbakalaan di Jawa dan Madura (Commisie in Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek op Java en Madoera).

 

Terinspirasi dari kegiatan blusukan para peneliti itu, saya yakin para Menner itu pasti punya dokumentasinya. Maka, saya pun mulai mencari dan berharap bisa menemukan gambar atau foto-foto kuno situs purbakala di tahun-tahun 1900-an, sehingga dapat dibandingkan dengan kondisi yang ada saat ini. Adapun situs-situs penyimpan dokumen kuno tersebut adalah : KITLV, NYPL dan Tropen Museum.

 

Patirtaan Belahan

 

Candi Belahan tepatnya Patirtaan Belahan disebut juga  Candi Sumber Tetek karena dari salah satu payudara  arca-nya mengeluarkan pancuran air. Candi Belahan menghadap ke Timur  dengan bagian belakang Lereng Gunung Penanggungan.  Candinya terbuat dari bata merah. Ada dua arca di relung utara dan selatan. Arca di relung Utara dikenal sebagai Dewi Sri, yang mengeluarkan pancuran air dari payudaranya. Sedangkan arca di sebelah Selatan dikenal sebagai Dewi Laksmi.

[caption id="attachment_320718" align="aligncenter" width="400" caption="Patirtaan Belahan Tahun 1899"][/caption]

Di bagian tengah candi, terdapat bekas singhasana untuk meletakkan arca. Sayangnya, sampai saat ini arca yang dimaksud belum ditemukan. Ada yang berpendapat, Arca Garudamukha di Museum Trowulan Mojokerto dengan nomor inventaris 405  adalah arca dari  Belahan. Tapi setelah dibandingkan antara tempat (singhasana di Candi Belahan) dengan Arca Garudamukha itu ternyata tidak cocok. Arca Garudamukha di museum yang menggambarkan Airlangga sedang naik Garuda terlalu besar jika diletakkan di relung tengah (singhasana) Candi  Belahan.

 

 

 

 

[caption id="attachment_320719" align="aligncenter" width="400" caption="Arca Dewi Sri Tahun 1899"][/caption]

 

 

 

 

1397980952162617231
1397980952162617231

[caption id="attachment_320722" align="aligncenter" width="259" caption="Arca Laksmi Tahun 1890"][/caption]

 

 

1397981036993578927
1397981036993578927
 

Selain terdapat 2 arca, di dinding Selatan Candi Belahan juga terdapat relief. Sayangnya, sampai saat ini relief tersebut masih belum terbaca. Di samping itu, di pelataran candi juga ditemukan fragmen candi dan beberapa artefak berupa Lingga dan batu berelief. Ada yang menyatakan batu berelief itu merupakan sebuah Angka Tahun yang ada hubungannya dengan pembuatan candi.

[caption id="attachment_320731" align="aligncenter" width="308" caption="Batu Berilief (angka tahun) di tahun 1890"][/caption]

 

 

139798108958112327
139798108958112327
 

Sampai saat ini, Candi Belahan dipercaya sebagai makam Airlangga yang disebut Tirtha.  Artinya dari akhir abad ke-10. Namun, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Candi Belahan adalah tinggalan masa Makapahit. Ini bisa dilihat dari lekuk liku ciri arca dan bahan pembuatan candi yang dibuat dari bata merah. Ini artinya Candi Belahan berasal dari abad ke-14.

 

1397981139750716650
1397981139750716650
 

 

13979813151906101984
13979813151906101984

Rute

Tidak terlalu sulit untuk mengunjungi Candi Belahan. Dari pertigaan Pelem (sebelah selatan Gempol dan sebelum Pandaan), masuk ke arah Barat menuju ke Desa Jeruk Purut. Belok ke arah selatan. Susuri jalan kira-kira 2 kilometer akan sampai di lokasi Candi Belahan. Tepatnya di Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol.

Saat ini,  kolam dan pancuran Candi Belahan digunakan penduduk untuk mandi dan mencari air. Tentu sangat menyegarkan bila mandi di siang hari yang panas  mandi dari  pancuran Dewi Sri yang konon bisa membuat awet muda. Mau mencoba?!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun