Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menafsir dan Gempitanya Mahabharata ala Anak SMA

14 Agustus 2014   04:46 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:36 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majalah Dinding awalnya dikenal sebagai kumpulan informasi khas anak sekolah yang tertempel di dinding. Ada pula yang menyebutnya MABOK, majalah yang ditempel di Tembok. Bukan mabuk atau mendem akibat terlalu banyak  minum Arak, Ciu atau Cukrik! Mading dulu, bentuknya masih 2 dimensi.

Nah, sejak adanya ajang "Deteksi Mading Championship Jawa Pos" yang dihelat sejak 2002, mading mengalami revolusi besar-besaran. Jadi, mading tidak hanya berupa tempelan kertas berisi berita, artikel, pantun, cermin, puisi dan  sebagainya. Mading saat ini telah berubah wujud menjadi perpaduan unik nan artistik antara bahasa, seni dan jurnalistik.

Melihat wujud Mading 3 Dimensi yang eyecatching, bisa bergerak, dilengkapi tata cahaya, musik dan sebagainya menjadikan ajang lomba mading  sekarang ini, khususnya di Jawa Timur sangat gegap gempita. Kebebasan untuk berkreasi yang bertajuk "Fighting with Ideas" selalu melahirkan mading-mading yang bikin geleng-geleng kepala.  Seperti yang tiap tahun digelar Jawa Pos melalui halaman anakmuda-nya "Deteksi". Maka ajang tahunan inipun diberi label "Deteksi Convention". Ajang kreatifitas anak muda terbesar di Jawa (Timur).

[caption id="attachment_337962" align="aligncenter" width="564" caption="Mading Tematik 3 Dimensi"]

1407941041626613943
1407941041626613943
[/caption]

[caption id="attachment_337963" align="aligncenter" width="640" caption="Eyecathcing dengan warna cerah, tata lampu, gerak dan musik"]

14079410711564178002
14079410711564178002
[/caption]

Mahabharata Ala SMA

Di tahun 2008, KIR SMA Sejahtera Prigen "menciptakan" Mading 3D bertema Bharatayudha. Di mading yang berukuran  hampir 2 meter kubik ini, anak-anak SMA di lereng gunung itu menafsirkan ulang episode Mahabharata itu menurut gaya mereka. Karena yang paling seru adalah Karna Tanding, maka mereka pun memvisualkan episode ini dengan membuat "patung" Arjuna yang sedang naik kereta perang. Mading ini sangat eyecatching sehingga mencuri perhatian wartawan Metropolis (halaman Jawa Pos khusus Surabaya) sehingga fotonya tampil d koran esok hari setelah dikirim.

[caption id="attachment_337957" align="aligncenter" width="640" caption="Mading 3D setengah jadi"]

1407940849582492015
1407940849582492015
[/caption]

[caption id="attachment_337958" align="aligncenter" width="640" caption="Arjuna naik Kereta Perang sedang membentangkan Busurnya"]

1407940887871882990
1407940887871882990
[/caption]

Selain secara khusus menampilkan artikel-artikel cerita wayang Mahabharata, khususnya episode Bharatayudha, ada banyak hal menarik yang juga ditampilkan di sudut-sudut mading ini.  Saat itu, terjadi ketegangan antara KPK yang sedang menyoal kasus-kasus korupsi di DPR. Maka, anak-anak muda inipun memotret dan memvisualkan telah terjadi "bharatayudha", perang saudara antara KPK dan DPR.

Tidak hanya itu, di saat yang sama juga terjadi konflik antara KPK dan POLRI. Terkenal dengan headline : Cicak Lawan Buaya. Ini juga ditampilkan secara artistik di bagian lain Mading 3D Bharatayudha, SMA Sejahtera Prigen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun