Keelokan wisata pantai Gunung Kidul memang tak terbantahkan. Hari itu, setelah semalaman camping di Pantai Indrayanti, saya tak melewatkan untuk berkunjung ke deretan pantai cantik lainnya. Mulai dari Pantai Sundak, Pantai Krakal, Pantai Slili, Pantai Drini, Pantai Sepanjang, dan Pantai Kukup. Askes jalan penghubung walau agak sempit tapi mulus. Jelang sore, akhirnya tiba di pantai paling ujung, yakni Pantai Baron.
[caption id="attachment_343612" align="aligncenter" width="512" caption="Sang penunggu....."]
Aura Mistis
Pantai Baron, sebenarnya adalah teluk. Bibir pantainya menjorok ke daratan. Diapit dua bukit di kanan-kirinya sehingga membentuk cekungan besar. Pasirnya coklat kehitaman. Nampak kerlap-kerlip saat tertimpa sinar matahari. Menandakan kandungan pasir besi yang dominan. Ombaknya tidak terlalu besar, dengan angin yang tidak terlalu keras. Cocok sebagai tempat nelayan melabuhkan perahunya. Di tempat inilah sebagian hasil tangkapan nelayan Gunung Kidul diturunkan. Secara geografis, pantai ini masuk wilayah Desa Kemadang, KecamatanTanjungsari, Gunung Kidul. Dari Wonosari berjarak kurang lebih 20 Km. Bila dari Jogjakarta jaraknya sekitar 40 Km.
[caption id="attachment_343616" align="aligncenter" width="512" caption="Menjala bayi kepiting"]
[caption id="attachment_343618" align="aligncenter" width="512" caption="Pasir Besi"]
Selain memiliki pemandangan yang elok, di pantai ini banyak dijumpai beberapa fenomena menarik. Di sudut pantai sebelah kanan, terdapat bukit gamping yang membentuk ceruk dan beberapa goa yang disakralkan. Pengunjung harus melewati lorong-lorong batu serta jalan setapak di sisi bukit dengan jurang menganga di sisi kiri. Untuk mencapai puncak bukit, pengunjung harus meniti jembatan kayu yang agak rapuh yang dibawahnya ada jurang sempit namun dalam.
Sesaat menyusuri bukit ditemani semilir angin, menatap ceruk sepanjang sisi bukit, memandangi goa batu gamping dan ornamen alam stalagtit-stalagmit yang sudah mati, kita akan merasakan adanya getar aura mistis di kawasan bukit ini. Ditambah view pantai Baron dari bukit ini yang begitu indah, maka berkunjung ke Pantai Baron tak boleh dilewatkan. Tak heran di saat tertentu di pantai ini juga digelar Upacara Sedekah Laut, sebegai perwujudan rasa syukur atas limpahan rejeki yang diperoleh dari kemurahan Sang Pencipta melalui kekayaan laut-Nya.
[caption id="attachment_343615" align="aligncenter" width="512" caption="Kawasan Mistis ??"]
Air Tawar & Sesar Geologis
Keberadaan Pantai Baron dengan bukitnya yang hijau juga membawa berkah bagi kawasan pantai Gunung Kidul lainnya. Dari perut bukit di pantai ini ternyata menyembur air tawar yang luar biasa besar. Air yang keluar deras ini adalah bagian dari sungai bawah tanah di Gunung Sewu. Air inilah yang kemudian dialirkan ke pantai-pantai lainnya di Gunung Kidul melalui jaringan pipa. Luapan air tawar yang mengalir ke muara membentuk cekungan pantai berair tawar yang cocok untuk mandi dan berenang.
[caption id="attachment_343620" align="aligncenter" width="512" caption="View Pantai Baron dari Bukit"]
[caption id="attachment_343621" align="aligncenter" width="512" caption="Air sungai bawah tenah bikin segarrrr"]
Fenomena menarik lainnya adalah, adanya sesar geologi pada batu gamping di bukit Pantai Baron. Gejala sesar ini ditunjukkan adanya rekahan yang memperlihatkan adanya pergeseran batuan. Ini menandakan dan mengisyaratkan di sepanjang pantai aktifitas tektonik begitu intens.
[caption id="attachment_343622" align="aligncenter" width="480" caption="Sesar Geologis (dok. Pantai Baron)"]
[caption id="attachment_343623" align="aligncenter" width="512" caption="Cari yang nggak berat di kantong...."]
Sop Kakap Atau Udang Goreng
Nah, setelah berkeliling menikmati suasana pantai, ada baiknya mampir ke warung-warung nelayan yang ada di sepanjang pantai. Tersedia masakan khas pantai. Ada baiknya dicoba mencicipi kuliner khas Pantai Baron: Sop Kakap atau Udang Goreng. Lumayan untuk memanjakan lidah dan pengganjal perut yang sudah berontak lantaran setengah harian naik turun bukit atau bermain air. Jangan lupa, Es Degan segar siap menemani kala terik mentari begitu menyengat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H