Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Sendratari Kolosal "Ken Dedes" Tampil Memukau

25 September 2014   15:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:35 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampilan penuh semangat, dengan tata busana, tata panggung, koreografi yang apik serta suara latar yang mendayu-dayu, ditunjang olah gerak gemulai para peraga menjadikan Sendratari Ken Dedes, malam itu benar-benar memukau. Ditunjang spot light dan properti yang detil menjadikan pertunjukan seni yang dibawakan SMKN 12 Surabaya ini benar-benar luar biasa. Tak salah jika penonton yang berjubel di bangku-bangku panjang Amphiteater Taman Candra Wilwatikta (TCW), Pandaan - Pasuruan, mengapresiasi dengan aplaus panjang saat pergelaran berakhir.

[caption id="attachment_344263" align="aligncenter" width="512" caption="Tari Remo"][/caption]

1411606468231677373
1411606468231677373


1411606507613938940
1411606507613938940

Tari Remo yang dibawakan puluhan remaja putri tampil rancak sebagai pembuka pergelaran. Ciri khas tari Jawa Timuran berupa gerak lincah kaki dan tangan serta sabetan selendang selalu harmonis dengan hentakan kendang dan kencring. Tak heran bila tampilan pembuka ini begitu apik lantaran penampilnya adalah reinkarnasi dari SMKI dan SMRS. Dua-duanya sekolah seni Surabaya dan gudangnya seniman muda Jawa Timur.

Pergelaran seni di Amphiteater TCW kali ini sekaligus membuktikan komitmen pemerintah Provinsi Jawa Timur saat merevitalisisasi TCW setahun lalu. Seni pertunjukan nampaknya terus digali, direvitalisasi dan ditampilkan secara berkala di panggung terbuka TCW dengan gratis. Sebuah upaya yang patut diapresiasi oleh seluruh pelaku seni, khususnya seni tari Jawa Timur. Walaupun belum seluruh kantong-kantong kesenian mendapatkan kesempatan tampil di tempat yang sama.

[caption id="attachment_344264" align="aligncenter" width="512" caption="Tunggul Ametung dan Ken Dedes "]

14116066731717283817
14116066731717283817
[/caption]

14116067431848939984
14116067431848939984

Ken Dedes

Alur pertunjukan sendratari kolosal Ken Dedes, seperti galibnya juga berkiblat pada pembacaan Pararaton. Dikisahkan, Ken Dedes putri cantik Mpu Purwa dari Desa Panawijen disunting oleh Akuwu Tumapel Tunggul Ametung. Ditampilkan kehidupan rakyat Tumapel yang tenteram tiba-tiba saja jadi heboh gara-gara ulah para penjahat yang mulai berkeliaran. Tunggul Ametung bersayembara, siapa saja yang mampu meredakan huru-hara dan menghentikan ulah jahat para berandal, akan mendapat anugerah.


[caption id="attachment_344265" align="aligncenter" width="512" caption="Ken Arok dan Tunggul Ametung"]

14116067051582271512
14116067051582271512
[/caption]

Akhirnya, tampil sang Ken Arok, jadi pahlawan mengembalikan ketenteraman di bumi Tumapel. Dalam Pararaton, Ken Arok digambarkan sebagai sosok anak muda yang bengal, jahat. Putra angkat penjahat kelas kakap Bango Samparan. Bisa jadi, kejahatan di Tumapel merupakan skenario Ken Arok untuk meresahkan Tumapel dan hanya dia sendiri yang bisa menghentikannya. Ini adalah salah satu jalan mengabdi di Tumapel, karena Ken Arok hanyalah seorang bocah dusun.


[caption id="" align="aligncenter" width="346" caption="Ardhanareswari : Ken Dedes"]

1411606406474145009
1411606406474145009
[/caption]



1411606909111930200
1411606909111930200

14116071821680851305
14116071821680851305


1411607206747736404
1411607206747736404

Ken Arok pun mendapat anugerah dari sang Akuwu sebagai abdi perawat kuda. Pada suatu ketika, Ken Dedes,yang dibawakan dengan apik oleh seorangpenari jelita, berkeinginan untuk belajar naik kuda. Ken Arok kaget, kagum dan terhenyak saat membantu sang putri naik pelana kuda. Ken Arokmelihat betis (ada yang menyebut bukan di betis tapi di goa garba) sang putri memancar cahaya terang. Itulah ciri dariSri Nareswari atauArdhanareswari. Yakni “wanita utama” atau “wanita paling mulia”. Siapa saja yang mampu memperistrinya akan menjadi Maharaja. Begitu Ken Arok pernah mendapat petuah dari pendeta Loh Gawe. Kelak akan terbukti, Ken Dedes akan menurunkan raja-raja yang bertahta diSingosari dan Majapahit.

[caption id="attachment_344273" align="aligncenter" width="512" caption="Pancaran Sinar saat Ken Dedes naik Turangga"]

14116070371286842061
14116070371286842061
[/caption]

14116070771160147259
14116070771160147259


Begitulah, cerita pun berlanjut. Berbekal keris Mpu Gandring dan memperalat Kebo Ijo, Ken Arok akhirnya menyingkirkan Tunggul Ametung. Dengan muslihatnya, Kebo Ijojadi kambing hitam tewasnya Tunggul Ametung. Ken Dedes bersayembara, siapa pun yang mampu menangkap pembunuh Tunggul Ametung akan mendapatkan kekuasaan di Tumapel termasuk mempersuntingnya jadi istri. Singkat cerita Ken Arok berhasil jadi pemimpin baru di Tumapel. Para Brahmana pun menahbiskan Ken Arok menjadi raja Tumapel yang kemudian menjadi Singosari.

[caption id="attachment_344276" align="aligncenter" width="512" caption="Ken Arok mempersunting Ken Dedes dan jadi raja Singosari"]

1411607133888872164
1411607133888872164
[/caption]

Thank's To :

1. Imam Fadeli Fostra

2. Zha Fostra

3. TH Fostra




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun