Nyeruput teh panas di tengah kebunyang hijau dengan view pegunungan yang indah sungguh sangat mengasyikkan. Apalagi saat semilir angin menerpa yang sesekali ditingkahi cuitan burung kecil, akan mampu melunturkan kepenatan dan kejenuhan yang sudah membukit. Jika ingin lebih seru dan berkeringat,bolehlah mencoba aktivitas tea walk, jalan kaki/jogging berkeliling kebun teh. Itu sebagian aktivitas yang bisa dilakukan di Agro Teh WonosariLawang – Malang.
[caption id="attachment_355173" align="aligncenter" width="512" caption="Masuk kawasan kebuh teh...."]
Pukul 07.00 pagi saya meluncur menuju arah Malang. Rencananya, siang itu akan rapat membahas program kerja organisasi di Aula Kebun Teh Wonosari. Jalan lumayan padat karena bersamaan dengan jam berangkat kerja dan masuk sekolah. Tiba di Pasar Lawang sekitar pukul 08.00. Tanpa buang waktu, di sebuah perlintasan, segera berbelok ke kanan mengambil arah ke Kebun Teh Wonosari. Jaraknya masih 6 Km lagi. Lokasinya masuk Desa Toyomarto. Melewati jalan yang tak begitu lebar. Kanan-kiri penuh sesak dengan rumah penduduk. Mula-mula jalan datar. Makin lama makin menanjak dan berkelak-kelok.
Sekitar 2 kilometer jelang lokasi perkebunan, rumah penduduk sudah jarang-jarang. Berganti dengan suasana khas pegunungan. Akhirnya, setelah melewati tikungan tajam yang sering membuat bus-bus kedodoran, tiba juga di gerbang kebun teh. Kanan-kiri penuh rimbunan tanaman teh yang menghijau. Beberapa buruh pemetik teh sudah mulai beraktivitas. Tangan kiri-kanan cekatan memetik pucuk teh. Karena kebun dan pabrik teh ini dikelola PTPN XII, maka trade mark teh hitam Wonosari ini disebut Teh Rolas.
Senyampang kegiatan rapat belum dimulai, saya pun keliling sekitar lokasi. Tempat yang terletak di ketinggian 950-1250 meter dpl ini memiliki lahan seluas 1000 hektar lebih. Ada pabrik teh peninggalan Belanda. Cocok untuk wisata edukasi proses pengolahan teh yang hasilnya banyak diekspor ke luar Jawa. Konon, pemasaran teh ini juga masuk Amerika Serikat dan kawasan Timur Tengah. Pengolahan teh dimulai penerimaan pucuk teh. Lalu proses pelayuan. Dilanjutkan penggilingan, fermentasi sertapengeringan. Finishing-nya meliputi sortasi, pengepakan, dan pengiriman. Lantaran pabriknya warisan Belanda, tak heran seringkali kita jumpai turis Belanda betah menikmati suasana di Kebun Teh Wonosari ini.
[caption id="attachment_355175" align="aligncenter" width="512" caption="View Gunung Arjuno"]
[caption id="attachment_355177" align="aligncenter" width="512" caption="Track sepeda gunung dan Tea Walk"]
Selain pabrik dan kebun teh, kawasan yang sudah disulap menjadi Agro Teh ini lengkap dengan fasilitas wisata yang beragam. Ada tempat bermain, sarana Outbond, dan Mini Market. Kalo mau sedikit memacu adrenalin bolehlah mencoba track jalur sepeda gunung mengelilingi kebun teh yang tepat di lereng Gunung Arjuna ini. Tapi kalau sekedar ingin merasakan suasana tidur di alam terbuka, bolehlah kemping di Camping Ground. Bila menghendaki tidur nyaman ala hotel, homestay juga sudah disediakan. Acara prewed atau resepsi dengan aksen kebun dan pegunungan cocok digelar di tempat ini.
Sayangnya, saya tak sempat berlama-lama lagi mengelilingi kawasan ini, lantaran peserta rapat sudah datang satu per satu. Panggilan via HP dari ketua rapat sudah memanggil-manggil maka, setelah mampir sejenak di teras Tea House yang pintunya masih tutup saya buru-buru ke minimarket, membeli beberapa produk khas Agro Teh. Wonosari. Setelah memotret ikon Agro Teh berbentuk berbentuk Cangkir di tengah kolam, saya pun berlari menuju aula. Lumayan berkeringat tapi sehat. Sungguh, dengan view menarik dan udara sejuk dan sehat, tak salah kalau siang itu kami memilih tempat rapat di aula Agro Teh yang dibangun tepat di pinggir kebun teh. Bincang sana, bincang sini sambil nyeruput teh sungguh sangat nikmat sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H