Sayangnya, potensi alami Pantai Bambang belum digarap secara maksimal. Dibandingkan pantai selatan Jawa lainnya, seperti di Gunung Kidul, Pacitan, Malang Selatan atau Banyuwangi, Pantai Bambang (dan pantai Lumajang lainnya) jauh tertinggal. Fasilitas penunjang masih minim. Di beberapa sudut pantainya kotor. Banyak sampah berserakan. "Masyarakat di sini kurang peduli dengan kebersihan," kata Mas Budi warga asli Pantai Bambang. Tak heran, lanjut Mas Budi, pantai ini hanya ramai di hari Minggu dan hari besar saja. Di hari-hari biasa... sepi.. Bahkan sangat sepi! Contohnya hari itu, hanya saya berempat dan dua sejoli yang mampir ke pantai Bambang.
Bahkan, potensi ekonomi rakyat berupa batu-batu hias khas Pantai Bambang pun tidak tersentuh. Mas Budi, dan penduduk yang tinggal di Pantai Bambang harus berjuang sendiri dalam memasarkan batu-batu hias yang mereka ambil dari pantai. Padahal batu-batu ini nilai ekonominya cukup tinggi.
Saya tidak tahu pasti mengapa potensi wisata di Lumajang ini belum tergarap secara maksimal. Mungkin pajak dari hasil penambangan pasir laut dan pasir Semeru lebih memikat dan menguntungkan. Maka tak perlu heran kalau lewat Lumajang akan banyak menjumpai deretan truk-truk besar bermuatan pasir memenuhi jalan raya menuju luar kota. Semoga ke depan, wisata Lumajang lebih maju dan berkembang.
Artikel Terkait:
1. Sosok Wanita Perkasa Pantai Watu Pecak
2. Gladak Perak yang Legendaris
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H