Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pantai Bambang yang Terabaikan

2 Desember 2014   06:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:16 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14174523201356634075
14174523201356634075

Masih di Lumajang.  Setelah berpanas ria sekitar 2 jam di Pantai Watu Pecak,  saya bergegas berkemas untuk melanjutkan mengunjungi pantai berikutnya. Pemilik warung di Pantai Watui Pecak, memberi tahu  pantai terdekat adalah Pantai Bambang. Rutenya, cukup kembali ke jalan utama. Lalu belok kiri ikuti jalur baru JLS (Jalur Lintas Selatan) Lumajang yang belum diaspal. Tiba di perempatan, belok  ke kiri lagi. Ikuti jalan beraspal. Akan sampai di Pantai Bambang.

Sesuai petunjuk singkat tersebut, akhirnya perjalanan pun dilanjutkan. Selepas melewati JLS yang lebarnya lebih dari 8 meter tapi berdebu, kami susuri jalan beraspal mulus. Di kiri nampak rumah-rumah nelayan yang sepi. Sebelah kanan ada sawah-sawah yang agak mengering. Tak sampai 30 menit, akhirnya masuk hutan jati yang dikelola Perum Perhutani. Di gerbangnya bertuliskan "Selamat Datang Wana Wisata Pantai Bambang".

14174514611588139691
14174514611588139691
1417451507384560251
1417451507384560251
14174515541848777699
14174515541848777699

Sesaat memasuki kawasan pantai, nampak aktivitas penambangan pasir di sisi kanan jalan yang begitu sibuk. Mesin-mesin Beckhoe ramai menderu. Bergerak lincah mencaplok pasir pantai dan memindahkannya ke truk-truk yang sudah antre. Begitu sudah penuh terisi pasir, segera truk-truk itu bergerak satu demi satu meninggalkan pantai. Menyisakan kepulan asap dan raungan Beckhoe yang terus bekerja.

Ini bertolak belakang dengan suasana pantai yang sepi. Di halaman parkir hanya ada satu mobil pick up. Dua motor diteduhkan di bawah pohon rindang. Rumah-rumah penduduk yang sekaligus berfungsi sebagai warung sederhana juga nampak sepi. Saya celingak-celinguk barangkali ada petugas loket atau tiket yang mendekat. Ternyata nihil. Tanpa dikomando, saya, Toriza, Darmaji dan Ali pun bergegas menuju ke pantai.

14174519041986425838
14174519041986425838
1417452262360427188
1417452262360427188

Minim Fasilitas dan Kurang Terawat

Lazimnya pantai selatan Jawa, angin keras pun datang menerpa saat mendekati pantai. Banner peringatan dilarang mandi tertulis jelas dan besar di tiang menara pandang. Larangan ini tidak main-main karena di bawah sana, ombak Pantai Bambang memang bergolak. Datang bergelombang silih berganti menyapu pantai. Karena ombaknya yang besar, pantai ini terlarang untuk mandi dan pendaratan nelayan.

View Pantai Bambang lumayan cantik. Sepanjang pantai terhampar pasir hitam. Khas pantai Lumajang. Di beberapa titik nampak batu-batu cantik beraneka bentuk dan ukuran berserakan. Ada yang sebesar kelingking. Ada pula yang sebesar lengan. Warnanya ada yang putih, coklat, juga hitam. Di ujung Barat, agak jauh, nampak bukit-bukit hijau menambah keindahan.

14174524641921002521
14174524641921002521
14174525541760439722
14174525541760439722

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun