[caption id="attachment_364912" align="aligncenter" width="512" caption="Sisi "][/caption]
Setelah didahului beberapa gempa tremor dan peningkatan aktifitas vulkanik, akhirnya  Kamis 13 Pebruari 2014, pukul 22.50, Gunung Kelud pun meletus  dahsyat (Kelud Meletus). Setengah jam kemudian kakak ipar mengabarkan kalau keadaan keluarga di Kandat- Kediri yang berjarak 25 dari Gunung Kelud baik-baik saja. Beliau malah menceritakan bahwa  letusan Gunung Kelud kali ini benar-benar luar biasa. Setelah didahului  dentuman yang sangat besar dan diiringi  dentuman kecil, di angkasa di atas puncak Kelud nampak  kilatan api dan petir menyambar.
Saya membayangkan, saat dentuman besar itu  kubah lava (anak Gunung Kelud) yang selama ini menyumbat lubang kawah pun jebol dan terangkat kemudian tercerai berai. Berjuta material padat dan gas disemburkan dari oleh tenaga endogen yang sudah terkumpul di perut bumi dan dilontarkan ke angkasa. Material-material berat (batu, kerikil dan pasir) jatuh kembali di sekitar Gunung Kelud. Tapi debu dan abunya terbawa angin melanda hampir seluruh Pulau Jawa. Letusan dahsyat itu meninggakan duka nestapa banyak warga. Baik di Kediri dan Blitar. Bahkan kali ini, warga Ngantang, Malang yang selama ini jarang terdampak, juga mengalami derita yang sama.
Lalu, bagaimana wajah Kelud setelah hampir setahun pasca  erupsi hebat tersebut?
Pasca Erupsi
Seminggu yang lalu, kebetulan saya ke Kediri. Lagi-lagi tak menyiakan waktu untuk menyapa kembali Gunung Kelud yang hampir setahun lalu meletus dahsyat. Jalan menuju Kelud  sudah bersih dari pasir. Rumah-rumah sepanjang jalan ke arah Gunung Kelud, terutama di  Sugihwaras-Ngancar, desa terdekat ke puncak Kelud,  yang dulu rusak berat sudah diperbaiki. Aktifitas warga juga sudah normal.
Setelah membayar tiket masuk, saya pun meluncur menuju kawasan hutan dan perkebunan. Jalanan lengang karena masih pagi. Tanpa hambatan akhirnya tiba di pelataran parkir. Jaraknya sekitar  5 Km dari puncak Kelud. Di titik ini semua penumpang harus turun. Terutama yang naik roda empat atau yang diangkut oleh kendaraan shuttle (antar jemput penumpang). Nampak beberapa mobil sudah parkir. Beberapa penumpangnya sedang berkemas untuk bertualang juga di Gunung Kelud.
Dari tempat ini, view Gunung Kelud demikian eksotis. Deretan bukit-bukit di kejauhan nampak gersang berwarna abu-abu. Jika masih penasaran dan ingin mendekati puncak, pengunjung  harus naik ojek. Biayanya 15 ribu rupiah. Saya pun bergegas pilih satu ojek. Begitu distater , motor pun meraung. Tak sampai 10 menit tiba di sebuah jembatan. Inilah Batas Akhir untuk segala jenis kendaraan bermotor! Padahal puncak Kelud masih 2 Kilometer lagi. Artinya, kalau ingin mendekati puncak, ya jalan kaki. Alamak...... padahal pagi itu belum sarapan!
[caption id="attachment_364915" align="aligncenter" width="512" caption="Memulai petualangan...........jalan kaki"]