Maka yakinlah kita pada sebuah nasihat yang mengatakan bahwa pemimpin yang baik adalah hadiah yang diberikan pada rakyat yang baik. Dengan kata lain, jangan pernah berharap tiba-tiba muncul pemimpin yang adil, jika sebagai pengikut kita abai pada keadilan. Sebab nasib suatu kaum, takkan berubah tanpa usaha kaum itu sendiri. Dengan kata lain lagi, keinginan rakyat untuk memiliki pemimpin yang baik, sejatinya adalah pekerjaan rumah yang harus mereka kerjakan sendiri: melahirkan calon-calon pemimpin yang baik dari setiap rumah.
Kembali ke soal Pilkada DKI, akankah Jakarta baru terwujud segera setelah terpilihnya gubernur baru?
Hmm…saya sih tak pernah percaya pada perubahan radikal. Perubahan radikal, kalaupun tampak ada, ya memang hanya tampak. Yakni tampak oleh orang-orang yang tak pernah memerhatikan perubahan gradual yang terjadi sebelumnya. Tapi saya yakin Jakarta sedang berubah ke arah yang lebih baik. Ya, sedang. Masyarakat Jakarta masih harus terus memerbaiki dirinya hingga tiba saatnya perubahan total itu akan langgeng.
Dan, saya tak bermaksud hanya membahas Jakarta. Tapi seluruh daerah di negeri ini. Bahkan seluruh bangsa di dunia ini. Saya katakan, berhentilah berharap pada hadirnya pemimpin fantasi, yang dengan sentuhan ajaibnya akan mengubah hidup kita. Bangunlah kepemimpinan dalam dirimu, dalam rumahmu, sebab pemimpin itu akan terlahir dari sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H