Sebagian dari mereka ada yang berkata "Kita tidak shalat sampai kita tiba di perkampungan Bani Quraidhah". Mereka adalah orang-orang yang setia memahami teks (instruksi Rasulullah SAW).Â
Apa pun, kondisinya maka akan tetap setia kepada Rasulullah SAW di atas segala-galanya, walaupun harus mengorbankan sholat Ashar.Â
Bagi, mereka, Rasulullah SAW adalah panutan dunia dan akhirat. Siapa yang taat kepada Rasulullah SAW, berarti taat kepada Allah SAW.
Sementara sebagian dari sahabat tetap kekeh dengan pendapatnya sendiri, yaitu melaksanakan sholat tepat pada waktunya. Bagi mereka, melaksanakan sholat tepat pada waktunya sama dengan mentaati Rasulullah SAW.Â
Mereka memahami instruksi (teks) mengisyaratkan agar mereka segera bergegas agar sampai tujuan.Â
Saya-pun membayangkan, betapa mereka setia kepada Rasulullah SAW, sesuai dengan tingkat pemahaman terhadap teks (instruksi Rasulullah SAW).Â
Keduanya kelompok sahabat, sudah pasti tidak nyaman dalam perjalanan menuju Bani Quraidhah, karena dalam perselisihan pendapat di antara mereka
Ternyata, dua kelompok yang berbeda pendapat masing-masing melaporkan kepada Rasulullah SAW. Kedua kelompok itu juga menggunakan argumentasinya masing-masing.Â
Rupanya, Rasulullah SAW menjawab dengan nada yang santui". Rasulullah SAW tidak mencela sahabat yang melaksanakan sholat di Ashar di perjalanan, juga tidak mencela mereka yang sholat di Bani Quraidhah.
Saya yakin, Rasulullah SAW sudah tahu kondisi sahabatnya. Juga telah memahami kondisi perjalanan sahabatnya menuju Bani Quraidhah.Â
Sikap yang diambil Rasulullah SAW sangat bijaksana, sekaligus menjadi landasan hukum di dalam menyikapi sebuah perbedaan.Â