Kedua adalah KH Makruf Amin. Sekali mencalonkan diri menjadi wakil Presiden langsung jadi. Beliau mendapat dukungan langsung kaum santri Nusantara. Nah, Kyai NU yang satu ini karena "Makruf" terkenal dikalangan masyarakat. Juga memiliki keahlian ekonomi syariah. Bisa jadi, karena berkah "Pesantren Tebu Ireng" yang di dirikan KH Muhammad Hasyim Asaary.Â
Deretan Kyai NU-Santara sudah melihat sosok Kyai Makruf yang amin (dapat dipercaya). Beliau salah satu Kyai NU yang benar-benar memperlihatkan Jiwa NU-nya kepada masyarakat luas, baik penampilan busana maupun pola fikirnya, bahkan cara ber-ekonominya. Penampilan inilah yang membuat masyarakat NU di Nusantara semakin yakin bahwa Kyai Ma'ruf akan mampu memenangkan.
Sarungan, menjadi ciri khas beliau. Kemana-pun pergi, selalu mengenakan busana khas Sarung. Artinya, beliau itu seperti "sarung" yang bisa di artikan "taat beragama, namun longgar (moderat). Kaum NU-Santara sekarang  boleh berbangga, walaupun sarungan bisa menjadi Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Jenderal, Dokter, Peneliti, pengusaha. Namun, mereka tidak kehilangan identitas sebagai seorang pewaris para nabi.
Dukungan terhadap Kyai Makruf Amin begitu besar, diantaranya datang dari KH Maemun Zubair, KH Anwar Mansur, KH Marzuki Mustamar, KH Nawawi. Hampir semua unsur NU, mulai pusat hingga ranting satu barisan mendukung KH Makruf Amin. Tidak ketinggalan, sosok Habib Lutfi dan jamaah dari Duriyah Rasulullah SAW ikut serta mendukung secara terang-terangan tanpa tedeng aling-aling. Walaupun suara Habib Lutfi tidak sekeras Habib Riziq, namun Tuhan mengabulkan doa Habib Lutfi.
Ketika melihat sosok KH Makruf Amin tidak lepas dari sosok KH Hasyim Asaary sang perintis NKRI, juga pendiri pesantren Tebu Ireng. Dimana, KH Makruf Amin  adalah salah satu dari sekian santri KH Idris. KH Idris itu menantu dari KH Hasyim Asaary. Dan, KH Idris itu adalah teman ngaji Syekh Muhammad Yasin Al-Fadani, dan Syekh Yasin itu murid dari Syekh Mahfudz Al-Tirmizi, beliau-beliau itu ulama besar di tanah suci Makkah.
KH Hasyim Asaary telah menebarkan faham Aswaja di Nusantara, beliau berjuang melawan penjajah hingga titik darah penghabisan. KH Hasyim bukan saja mewariskan ilmu, tetapi mewariskan mental berjuang melawan penjajah dari ke dholiman para penjajah yang ingin merusak akidah dan ahklah umta islam di Nusantara. KH Hasyim telah mewariskan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.Â
 Putra putrinya hingga menantunya bukan hanya mengajar ilmu agama, tetapi juga pejuang setia membela tanah air Indonesia. Mencintai, menjaga dan merawat NKRI adalah sebuah kewajiban bagi santri NU dimana saja berada. Merawat NKRI sama dengan merawat peninggalan Mbah Hasyim. Dan NU bangkit, karena ingin menjaga akidah Nahdiyah yang washatiyah (moderat) yang diajarkan Rasulullah SAW dan para sahabat.Â
Puluhan, bahkan mungkin sudah ratusan, bisa jadi sudah ribuan santri Tebu Ireng yang menyebar ke seluruh pelosok Nusantara, bahkan dunia. Semua akan menjaga Mahhaj Aswaja yang dirintis oleh Mbah Hasyim Asaary. mereka juga mengajarkan islam yang moderat, bukan islam yang radikal nan menakutkan.
Jika Gus Dur menjadi Presiden itu sudah pantas. Karena beliau itu cucu KH Muhammad Hasyim. Jika KH Masjkur menjadi menteri agama di Era Soehkarno juga pantas, karena beliau pejuang Aswaja santri dan Mbah Hasyim Asaary. Jika KH. Muhammad Tholhah Hasan pernah menjadi menteri agama Era Gus Dur juga pantas, karena beliau juga santri Tebu Ireng..
 Nah, saat ini KH Maruf Amin menjadi Wakli Presiden dari kalangan Kyai NU-Santara. Beliau napak tilas perjalanan Gus Dur. Sanad ilmu Gus Dur, KH Masjkur, KH Tholhah Hasan, nyambung dengan Mbah Hasyim Asaary.  Jika semua santri Nusantara mendukung KH Makruf Amin. Sesungguhnya, KH Makruf Amin itu secara akidah, madzhab, dan juga tradisi Aswaja masih kuat melekat pada pribadi beliau, sebagaimaan Mbah Hasyim Asaary. Gen Tebu Ireng sangat kuat, itu tidak lepas dari sosok KH Hasyim Asaay. Maka, siapa-pun yang ingin mencalonkan diri menjadi Presiden, harus sowan, dan ziarah ke Makam KH Hasyim Asaary.
Santri NU-Santara telah menunjukkan loyalitas kepada Sang Guru, juga setia menjaga NKRI dari masa kemasa. Saat ini sang Guru akan menjadi pemimpin di Indonesia menuju Indonesia emas. Tahun mendatang (2024), akan lahir santri -santri NU-Santara yang siap menjadi presiden atau wakil presiden NKRI. Mereka akan menjaga akidah Aswaja yang cinta Rasuluah SAW dan sahabat serta keluarga Rasulullah SAW.